Suho menggenggam erat tangan Seojun agar pemuda itu merasa sedikit tenang. Saat ini keduanya berada didepan rumah mewah Suho. Suho yang memaksa Seojun untuk ikut ke rumahnya dan menemaninya bertemu sang ayah.
Seorang pria paru baya berdiri didepan pintu rumahnya dengan kedua tangan dilipat didepan dada. Tatapannya tertuju pada Suho dan Seojun yang berjalan menghampirinya. Seojun hanya bisa menundukkan kepalanya saat melihat tatapan tajam tidak bersahabat dari pria paru baya yang merupakan ayah Suho. Sementara Suho tampak terlihat tenang saat melihat tatapan sang ayah, tidak memiliki rasa takut sama sekali.
Suho berdiri didepan ayahnya. Sang ayah menatap Suho dengan datar, ia menunjukkan sebuah foto dan video diponselnya. Suho hanya acuh dan memasang wajah datar tanpa ekspresi miliknya. Seojun semakin takut saat Tn. Lee menatapnya.
"Kenapa kau membawa laki-laki ini kemari? Dia bukan laki-laki yang baik untukmu." Ucap Tn. Lee lalu menghempaskan tangan Suho dan Seojun hingga genggaman keduanya terlepas begitu saja.
Suho menarik Seojun kebelakang tubuhnya. Ia tidak akan membiarkan siapapun menghina dan menyakiti Seojun.
"Jangan pernah menghina Seojun dihadapanku. Appa tidak mengetahui apapun tentangnya, jadi jangan mengatakan jika Seojun bukan laki-laki yang baik." Ucap Suho.
"Dimana sikap sopan santun mu?! Apakah ini hasil didikan Appa?! Pasti karena laki-laki ini kau menjadi pembangkang dan selalu keluyuran tidak jelas. Lebih baik kau jauhi laki-laki itu sebelum Appa memaksamu untuk menjauhinya." Ucap Tn. Lee sarkas.
"Appa bertanya dimana sopan santun ku? Bukankah Appa tidak pernah mengajarkan hal itu padaku? Selama ini Appa selalu sibuk mengurusi pekerjaan Appa dan mengabaikan seorang anak yang masih membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Appa selalu mengekangku dan menjadikan ku sebuah mainan untuk Appa. Lalu sekarang apa? Dengan mudahnya Appa ikut campur dengan kehidupanku dan memaksaku untuk meninggalkan Seojun, begitu? Dimana Appa disaat aku membutuhkan mu? Appa selalu tidak peduli denganku dan menganggapku seolah tidak ada. Aku tidak butuh uang dan harta darimu, yang aku butuhkan hanyalah kasih sayang. Tidak bisakah Appa menyayangiku seperti orang tua lainnya yang menyayangi anaknya?! Aku lelah hidup seperti ini." Suho mengeluarkan semua uneg-unegnya selama ini. Ia lelah menyimpan segalanya dalam diam. Suho tidak sanggup menjadi mainan ayahnya lagi.
Tn. Lee seketika terdiam mendengar seluruh perkataan anaknya sendiri. Perkataan Suho memang benar, ia selalu mementingkan pekerjaan daripada hal lainnya, bahkan anaknya sendiri. Dari kecil Suho telah kehilangan kasih sayang seorang ibu. Ia berharap agar sang ayah dapat memberinya kasih sayang, tapi selalu kata-kata kasar penuh kebencian yang terdengar.
Suho lantas menarik Seojun menjauh darisana, meninggalkan Tn. Lee yang terdiam disana tanpa mampu menghentikan langkah Suho. Tn. Lee hanya bisa menatap punggung putranya dengan sendu. Dadanya terasa sesak setelah mendengar perkataan sang anak. Selama ini ia selalu memikirkan dirinya sendiri tanpa memperdulikan Suho yang membutuhkan kasih sayangnya. Seharusnya ia tidak menyalahkan Suho atas kematian istrinya, karena itu adalah takdir, bukan keinginan Suho terlahir tanpa seorang ibu.
"Appa memang terlalu mementingkan diri Appa sendiri tanpa ingin mengerti dirimu. Appa memang bukan orang tua yang baik untukmu. Kata maaf pun tak akan bisa membalas semuanya." Lirih Tn. Lee memandang mobil Suho yang telah melaju meninggalkan area perumahan.
•••
Suho membawa Seojun ke Apartement miliknya. Saat ini Suho membutuhkan ketenangan. Seojun mengerti bagaimana perasaan Suho saat ini. Yang bisa dilakukannya hanyalah terus berada disamping lelaki itu dan memberinya semangat agar tidak mudah menyerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand || Suho x Seojun✔
General FictionHappy Reading. Terkadang cinta selalu disalahkan karena suatu hal, padahal sesungguhnya cinta tidak pernah salah. Senyum bukan berarti bahagia. Tertawa bukan berarti senang. Semua itu dilakukan untuk menutupi luka dan kesedihan yang ada. Sama halny...