Malam ini terasa berbeda dari malam sebelumnya, terasa lebih dingin dan sepi dari biasanya. Sama seperti hidup Seojun yang terasa sepi tanpa ada siapapun yang menemaninya. Seojun hanya berdiam diri dikamarnya sembari memeluk lututnya dan menyandarkan kepalanya pada dinding. Tadi sore Seojun memutuskan untuk pulang kerumahnya yang seperti neraka, ditemani Jihyun. Tetapi Jihyun sudah pulang beberapa menit yang lalu.
Seojun mengabaikan pertengkaran kedua orang tuanya dibawah sana, sudah terlalu lelah mengurusi pertengkaran orang tuanya yang membuat hatinya sakit dan batinnya terluka. Seojun sudah lelah berusaha menghentikan pertengkaran antara ayah dan ibunya yang seperti tidak memiliki akhir. Lebih baik Seojun diam saja daripada memikirkan orang tuanya yang tidak pernah peduli padanya dan mengerti perasaannya.
Seojun menatap layar ponselnya yang menampilkan nama Jihyun disana. Sahabatnya itu pasti mengkhawatirkan keadaannya saat ini. Tapi Seojun memilih mengabaikan panggilan Jihyun dan kembali menatap kosong kearah dinding kamarnya sembari membenturkan kepalanya pelan pada dinding disampingnya. Seojun tidak tau harus melakukan apa, dirinya sangat lelah dengan semua ini. Hidup Seojun seperti tidak ada artinya lagi saat ini.
' Prang '
Seojun mengalihkan atensinya pada pintu balkon kamarnya yang seperti terkena sesuatu dari luar. Suara itu tidak hanya sekali terdengar, tapi beberapa kali terdengar. Seojun akhirnya beranjak dari tempatnya menuju pintu balkon guna mencari tau siapa yang melempari pintu balkon kamarnya. Seojun berjalan dengan gontai, memegang knop pintu balkon kamarnya dengan ragu lalu membukanya.
' Cklek '
Seojun melangkahkan kakinya kearah balkon. Matanya menatap kelantai balkon, dimana ada sebuah kerikil kecil dan sebuah surat disana. Tangan mungilnya mengambil kerikil dan surat itu. Pandangannya menelisik sekeliling, mencari tau darimana surat dan kerikil ini berasal. Seojun bertanya-tanya, siapa yang melempar kerikil dan surat kepintu balkon kamarnya?
Seojun melangkah menuju pagar pembatas, netranya menatap kebawah hingga secara tanpa sengaja matanya bertemu dengan tatapan setajam elang milik Suho dibawah sana. Namja tampan itu mendongak, menatap Seojun dengan senyum diwajahnya. Seojun meremat surat ditangannya saat melihat wajah Suho. Wajah Suho kembali mengingatkannya pada kejadian malam itu.
Suho melambaikan tangannya pada Seojun, bermaksud menyuruh namja manis itu untuk turun kebawah menemuinya. Seojun tetap diam ditempatnya, lelehan bening itu perlahan keluar dari kelopak mata indahnya, membasahi kedua pipinya hingga isakkan kecil mulai terdengar. Suho melihat itu semua, jujur hatinya sakit melihat airmata itu. Suho ingin menghapus airmata Seojun dan mendekap erat tubuh ringkih lelaki itu dalam dekapan hangatnya.
Suho memandang Seojun dengan sendu. "Maafkan aku. Kumohon, temui aku sekarang. Hanya sebentar, tidak akan lama." Ucap Suho dengan teriakan.
Seojun menggeleng lalu segera kembali kedalam kamarnya dengan tergesa.
"Kamu siapa? Kenapa masuk rumah orang sembarangan?" Tanya Tn. Han mengalihkan atensi Suho.
Suho membungkuk sopan pada Tn. Han, "Saya Suho, temannya Seojun. Maaf karena saya langsung masuk kedalam." Ucap Suho dengan perasaan tidak enak.
Tn. Han menatap Suho dengan tatapan dinginnya, hal itu membuat Suho menundukkan kepalanya karena merasa sedikit takut dengan tatapan pria paru baya dihadapannya saat ini. Suho meneguk ludahnya kasar saat tatapan Tn. Han menajam, seolah menyiratkan ketidaksukaan padanya.
"Sebaiknya kamu pergi sekarang, sebelum saja usir!" Ucap Tn. Han tajam.
Suho mengangkat kepalanya, menatap Tn. Han. "Tolong ijinkan saya untuk bertemu dengan Seojun. Saya harus membicarakan sesuatu dengannya, ini sangat penting." Ucap Suho memohon. Ini pertama kalinya seorang Lee Suho memohon hanya karena ingin bertemu dengan Seojun.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand || Suho x Seojun✔
General FictionHappy Reading. Terkadang cinta selalu disalahkan karena suatu hal, padahal sesungguhnya cinta tidak pernah salah. Senyum bukan berarti bahagia. Tertawa bukan berarti senang. Semua itu dilakukan untuk menutupi luka dan kesedihan yang ada. Sama halny...