DADW-6| Sekelumit kisah di bawah satu atap

3K 259 162
                                    

Di antara dua wanita
By in_stories   

🍁


            

     "Tadi dokternya bilang apa aja?"

     Sentuhan lembut di sekitaran area jahitan operasi menyadarkan Sarah atas keterpakuaannyan pada aktivitas Ali yang tengah menatapi dan mengusap perutnya.

     Operasi yang dijalaninya tiga minggu lalu berjalan tanpa kendala. Laparoskopi yang menjadi prosedur medis operasi, biasanya membutuhkan waktu pemulihan 1 hingga 3 minggu. Hal tersebut juga disesuaikan dengan kondisi masing-masing. Namun, keluarnya cairan dari bekas jahitan karena lembap, membuat waktu pemulihan akan bertambah lama. Yang artinya, selama itu pula Sarah akan terus tinggal seatap dengan sang madu. Berat. Namun, Sarah tidak bisa memungkiri bahwa bantuan Ilyana sangat dibutuhkan karena kondisinya tidak memungkinkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti biasa. Menyewa seorang pembantu hanya akan menambah pengeluaran rumah tangga.

     Entah harus bersikap bagaimana terhadap kebaikan Ilyana, Sarah masih bingung. Perasaan cemburu yang acap kali menghampiri masih membuatnya kesusahan untuk sekadar berterima kasih atas pertolongan sang madu. Memang tidak pernah ada jejak kepalsuan pada setiap perhatian yang Ilyana berikan, juga tidak pernah ada sikap darinya yang mencoba ingin memonopoli Ali. Akan tetapi, semuanya memang masih sesulit itu. Sekuat apapun Sarah berusaha untuk meninggalkan luka itu di buritan, baginya semua menjelma bagai bayangan yang terus membuntuti sesuai langkah kaki dan ia tidak mampu untuk tidak mengacuhkan.

     "Kata dokter, usahain biar lukanya kering terus," terang Sarah.

     Ali mengecup sekali lagi bagian perutnya dengan hati-hati. "Kalo mau apa-apa minta tolong dulu sama Ilya, ya? Jangan sendiri. Kamu belom boleh aktivitas yang berat. He'eh?"

     Sarah tersenyum dan mengusap rambut sang suami. "Iya."

     "Tempatnya Dimas sama Larisa cepet sembuh, ya?" Ali berucap lirih lembut tanpa melepas tatap dari bekas operasi yang menghias perut Sarah. "Makasih udah ada di hidup ayah. Makasih udah mau nerima ayah."

     Sarah tersenyum, tidak ingin menyela. Dia membiarkan pria itu terus mengecup tempat di mana dua anaknya tumbuh sebelum melihat rupa dunia. Dia membebaskan Ali untuk mengungkapkan maaf karena memang hanya itu yang mampu Ali berikan sebagai bentuk penebusan kesalahan selain pembuktian bahwa dia mampu mengayomi serta berbuat adil terhadap kesemuanya.

     "Mas, uang buat study tour Risa sama Yas gimana? Dua minggu lagi mereka berangkatnya."

     Ali memberikan kecupan di dahi Sarah sebelum berbaring menyamping menghadapnya. "Nggak usah mikirin tentang biaya anak-anak. Pikirin dulu keadaan kamu biar cepet sembuh." Ali merapatkan badan sembari menyingkirkan rambut sang istri yang menutupi sedikit area wajahnya. "Biar aku yang mikirin."

     "Urusan anak itu urusan bersama," kata Sarah. "Wajar kalo aku mikirin. Apa lagi mereka berangkatnya pas tanggal tua."

     "Rencana mau pinjem sama Anita," ungkap Ali pada akhirnya.

    "Ilya udah tahu?" Sarah menoleh kepada sang suami.

    "Belom." Ali menggeleng . "Menurut kamu sendiri gimana? Boleh nggak?"

Di antara dua wanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang