🍁🍁
Sabtu. Seharusnya, Ali sudah berada di rumah sejak sore tadi. Tetapi, lelaki itu baru tiba di rumah ketika hari telah malam. Sarah menerima kedatangannya tanpa senyum ramah. Rasa kesalnya beralasan sebab suaminya sudah mengingkari janji di saat ia sudah berjuang agar bisa meluangkan waktu di akhir pekan ini untuk anak mereka."Aku sampe ninggalin kerjaan biar kita bisa jalan bareng bertiga, lho, Mas! Yang bikin janji kamu! Tapi, malah kamu sendiri yang nggak nepatin!"
"Aku ada lembur mendadak." Ali mendekat, memeluk Sarah. "Maaf, ya."
"Lembur hampir tiap hari, tapi ngebayarnya nggak jelas. Gaji pokoknya juga kurang terus! Buang-buang waktu, tau!"
Ali tertawa kecil atas gerutuan itu. "Dimas udah tidur, dong?" tanyanya, mengalihkan topik.
Pelukan terberai. Keduanya melangkah bersama menuju kamar.
"Udah. Sempet nungguin kamu tadi."
"Kasihan banget kesayanganku ini." Ali mengecup pipi Dimas yang terlelap. "Besok jalan-jalannya, ya, Sayang."
"Mandi, gih!" Sarah memberikan handuk juga menaruh pakaian ganti Ali di atas ranjang. "Aku mau bikinin minum sekalian nyiapin makan."
"Kamu masak?" Ali bertanya sembari melepas pakaian di badan.
"Ayam kecap sama bikin tumisan brokoli." Dahi Sarah berkerut tiba-tiba menyadari satu keganjilan pada pakaian Ali. Ia mendekat. "Bukannya pagi kamu pakek celana dalem warna item, ya, Mas? Kok, sekarang jadi abu-abu?"
"Mana ada!" Ali berusaha menyangkal. "Orang dari pagi aku pakek ini."
"Masa?" Sarah tidak mempercayai. Dirinya masih mengingat jelas warna pakaian dalam yang Ali kenakan pagi tadi. "Aku liat kamu pake warna item, lho!" Ia kukuh pada pendirian.
"Salah liat kali kamu!" Ali meraih handuk dan melilitkan di pinggang. Ia cukup menyesali atas keteledoran mengganti pakaian dalam selepas bercinta dengan Ilyana sore tadi.
"Aku nggak buta warna!"
"Perkara sepele jangan dibikin gede, deh. Yang ada kita berantem nantinya." Ali menatap malas.
"Mas—"
Ali mengangkat satu tangan. "Aku nggak mau kita ribut," ujarnya dan berlalu begitu saja.
Sarah diam ... mengalah mengesampingkan kecurigaan.
🍁
"Aku pingin punya anak dari kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Di antara dua wanita
Romance"Sampai pada sebuah alur yang begitu pahit, saya menyadari bahwa buah dari ketidak adilan adalah ancaman perpisahan." -Ali Syahreza _______ Original story by In_stories Credit pic : Pinterest