Prolog

9K 429 205
                                    

Di antara dua wanita
By In_stories


🍁


    
     Malam telah meninggi. Sepi juga sudah menaungi rupa aktivitas perumahan kala kendaraan roda empat milik Ali Syahreza melewati jalanan kompleks yang tersirami cahaya pendar dari lampu-lampu di tepi jalan. Dibelokkannya kendaraan tersebut menuju sebuah rumah berlantai satu dengan halaman berlapis paving block yang baru diguyur hujan dan memarkirkannya di sana.

     Turun dari mobil, ia menyempatkan membuka ponsel dan kembali menyimpan benda tersebut pada saku celana karena tidak mendapat balasan pesan dari sang istri. Tepat ketika ia berhasil menapaki tiga undakan teras, pintu rumah terbuka. Sesosok wanita cantik dalam balutan kimono tidur menyambutnya dengan senyuman cantik yang begitu memesona.

     "Nunggu lama, ya?" Ali memeluk tubuh Ilyana, memberikannya kecupan di dahi sebelum mengambil cangkir kopi dari tangan wanita cantik itu.

     "Lumayan. Tadi sampe ketiduran." Ilyana menyengir kecil.

     "Maaf. Kirain nggak bakal lembur." Keduanya lantas memasuki rumah. Sofa ruang tamu menjadi tujuan keduanya. "Yas udah tidur?" Ali melempar tatap pada daun pintu kamar putrinya.

     Ilyana mengangguk sembari memperhatikan aktivitas kecil Ali yang tengah menikmati kopi menggunakan tegukan-tegukan kecil. "Sempet nungguin kamu tadi. Tapi, udah kecapekan. Tidur duluan, deh."

     Senyum Ali terulas tipis. Ditaruhnya cangkir tersebut ke atas meja, lalu menatap intens pada tampilan wanita di sebelahnya yang begitu menggugah jiwa lelakinya. "Jadi, udah nunggu berapa jam?" godanya dengan kerlingan nakal menggoda.

     Tawa milik si wanita terdengar. "Perlu banget dijawab, ya, Mas?"

     Ali mendengkus. Ia kembali meraih cangkir kopi untuk diserahkan kepada Ilyana. "Minum dulu biar nggak ngantuk," ujarnya. "Aku nggak akan sebentar." Seringai khasnya muncul.

     Ilyana menggeleng manja. Badannya mendekat sementara kedua tangannya mulai melucuti kancing pakaian lelaki itu. "Aku belom ngantuk. Nggak ngantuk malah."

     "Nggak sabar banget kayaknya." Ali merengkuh pinggang wanita itu posesif. 

     Senyum malu Ilyana terkulum ke dalam. "Kan, nggak tiap hari bisa sama kamu. Aku gini juga mau nyari pahala, lho, Mas!"

     Ali tergelak. Dia tarik tubuh Ilyana ke dalam rengkuhan dan menghirup aroma wangi sensualnya yang membuat darahnya mengalir cepat dan panas. Dikecupinya lekuk menggoda leher jenjang wanita tersebut yang bebas dari helai-helai rambut sebelum membuat pagutan panas dan menggelora.

     Rintih dan lenguh lirih samar terdengar dari bibir si wanita, seirama dengan pergerakan bibir dan tangan Ali yang telah berjalan ke mana-mana. Ali tidak lagi tahan. Berahinya melonjak kuat. Cepat-cepat, dibawanya tubuh wanita tersebut ke dalam kamar mereka, lalu mulai menghajarnya dengan sejuta regukan nikmat dunia.

🍁

     "Mau di sini dulu apa langsung pulang?" Ilyana bertanya sembari menyeret selimut guna menutupi tubuh tak berbusana mereka.

      "Kenapa emang, Dek?" Ali menyambut Ilyana yang merebahkan badan di dalam peluknya.

     "Kalo masih mau di sini, aku mau buatin makan malam buat kamu. Aku soalnya tadi nggak masak. Yasmin minta makan di luar."

     Ali kontan membuka mata dan menatap langit-langit kamar yang minim cahaya dengan sorot mata berubah meredup. Hela napasnya terdengar berat sesak. Rasa kecewa terhadap diri sendiri mulai merundung setelah mendengar penjelasan Ilyana. "Pantesan tadi dia chat aku. Nanyain, 'Ayah sibuk, nggak?' ternyata mau ngajak keluar," jelasnya melirih. "Maaf, ya, aku nggak bisa nemenin kalian."

Di antara dua wanitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang