GMD 72

200K 20.7K 3.9K
                                    

Bisa-bisanya pada minta cerita khusus buat Januar, padahal dia cuma muncul sebentar.
Dahlah.

72| New Family

2 bulan kemudian..

Saat ini Matahari tengah duduk diruang keluarga sambil mengelus perut buncitnya yang bergerak-gerak. Disampingnya juga ada Ken yang bersandar dipundaknya sambil menonton kartun upin-ipin.
Keduanya terlihat asik dengan dunianya masing-masing sampai tak menyadari kehadiran Ardan yang baru datang.

"Pada serius amat sih?" kata Ardan sambil membuka dua kancing kemejanya.

"Loh, udah pulang?" ucap Matahari saat melihat Ardan didepannya. Lalu Ardan ikut duduk disebelah Matahari dan langsung mencium perut buncit Istrinya.

"Menurut kamu?"

"Udah, hehe. Kan udah disini."

Ardan mendengus, lalu beralih mencium kening Matahari.

Ken yang kebetulan melihat kesamping langsung berucap, "Papa."

Mendengar suara lucu anaknya, Ardan langsung menoleh. "Loh, ada tuyul?" ucapnya sok kaget.

Ken dengan perlahan turun dari duduknya dan berjalan menghampiri Ardan, tangannya terjulur, meminta Salim. Ardan menjulurkan tangannya dan mengelus kepala Ken saat tangannya dicium.

"Duh, anak papa pinter banget sih." Ardan langsung mencium kedua pipi Ken gemas.

"Acih," (makasih) ucap Ken sambil tersenyum lucu.

"Masamaa,"

Setelah itu Ken tidak lagi kembali ketempat nya, dia malah meringsek ditengah-tengah Ardan dan Matahari. Dengan berdecak, Ardan menggeser tubuhnya, memberikan ruang untuk Ken.

"Kok duduk sini sih? Kenapa gak duduk di sana aja?" Tanya Ardan.

Ken hanya melirik Ardan sekilas lalu kembali menatap layar televisi. Ardan yang tidak terima diabaikan langsung mencolek pipi Ken sampai membuat Ken menatap kesal kearahnya.

"Papa!" protes Ken.

"Makannya kalau Orangtua tanya tuh dijawab."

"Pa?" (Apa)

"Kenapa duduk sini? Kenapa gak duduk disebelah sana aja?" ulang Ardan.

"Ga auk." (Gak mau) tolak Ken. Kini batita itu sudah bisa berbicara lumayan lancar, umurnya juga sudah 2 tahun lebih. Sudah siap menerima kehadiran adiknya yang sebentar lagi akan hadir.

"Kenapa gak mau?"

"da papa."

Ardan langsung mengernyit heran, "Emang kenapa kalau ada papa?"

"Ntal ium-ium mama, gini-" Ken langsung memonyongkan bibirnya kearah Matahari, memperagakan kebiasaan Ardan.

Sedangkan Matahari yang sedari tadi diam langsung membelak kaget. Tidak menyangka dengan ucapan Ken barusan.

"Ken— tau?" tanya Matahari.

Dengan polosnya mengangguk. "Papa ium-ium mama aya eek." (Papa cium-cium mama kaya kakek)

Godaan Mas Duda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang