GMD 5

410K 43.5K 4.2K
                                    

5| Menemukan arti dari jatuh cinta pada pandangan pertama

Senyuman dibibir Ardan belum juga luntur saat dirinya berjalan memasuki sebuah Mension mewah.

Kelakuan lucu Matahari terus terputar di kepalanya, semakin membuat senyuman dibibir nya kian mengembang.

Para pelayan yang melihat raut kebahagiaan dari tuannya juga ikut merasakan bahagia.

"Aduh anak mama kelihatannya bahagia sekali?" kata Miranda, ibu Ardan.

"Keliatan banget emang ma?" tanya Ardan.

"Iya dong. Sampai lebar banget itu senyumnya, awas loh gak bisa balik." canda Miranda. Ardan berdecak pelan.

"Kenapa bahagia sekali? Kamu udah dapat donor ASI untuk anak kamu?" tanya Farhan yang sedari tadi diam mengamati tingkah anaknya.

Ardan mengangguk membenarkan ucapan papa nya, dia juga bahagia telah mendapatkan donor ASI untuk anaknya.

"Alhamdulillah," seru Miranda dan Farhan berbarengan.

"Yaudah kalo gitu Ardan pamit keatas dulu, mau nemuin jagoan." Ardan langsung menaiki tangga setelah berpamitan kepada orangtuanya, lalu kakinya melangkah ke kamar nya untuk membersihkan diri, lalu setelah itu baru menemui anaknya.

Setelah beberapa menit, Ardan keluar dari kamar mandi sudah memakai pakaian santainya. Kakinya berjalan kearah kamar anaknya yang berada di sebrang kamarnya.

"Halo anak ganteng papa," ucap Ardan setelah para pengasuh bayi nya keluar dan meninggalkan dirinya berdua bersama anaknya.

"Maafin papa ya seharian ini baru nemuin kamu. Tadi papa lagi usaha cariin kamu sumber kehidupan." lanjut Ardan, lalu ingatannya kembali kepada matahari.

"Sekalian nyariin kamu mama baru hihi." Ucap Ardan sambil ter'kikik geli. Iya dia geli sendiri ngobrol sama bayi yang bahkan belum bisa ngapa-ngapain.

"Kamu tenang aja bayi, papa gak akan melupakan mama kamu, bagaimanapun mama kamu sudah jadi wanita terhebat dalam kehidupan papa. Mama kamu rela berkorban demi melahirkan kamu di dunia ini, mama kamu rela berkorban demi kebahagiaan papa, jadi kita harus menyayangi mama yang sudah menyayangi kita juga. Dan jangan lupa berdoa buat mama ya bayi." ucap Ardan panjang lebar lalu mengecupi seluruh wajah anaknya.

Tanpa Ardan sadari dibalik pintu kedua orang tua Ardan menguping pembicaraan nya, Miranda bahkan sudah menangis haru dipelukan sang suami.

🌻🌻🌻

Pagi ini Ardan sudah siap dengan pakaian santainya, hari ini dia akan mengambil stok ASI dirumah Daisy, artinya dirumah Matahari juga.

Ardan benar-benar tidak sabar ingin bertemu dengan Matahari. Entah perasaan apa yang dia miliki, bahkan jantungnya berdebar kencang seakan ingin keluar dari tempatnya.

Huft!

Ardan membuang nafas pelan saat kakinya sudah sampai didepan pintu gadis itu. Walaupun tujuannya bukan untuk menemui gadis itu tapi hatinya benar-benar berharap bisa melihat wajah cantik Matahari di pagi hari.

Ditekannya sekali bell yang tersedia dipinggir pintu. Seperti tidak ada tanda-tanda orang yang akan membuka pintu, sekali lagi Ardan menekan bell.

Terdengar sebuah teriakan dari dalam rumah yang membuat debaran di dadanya semakin bertalu cepat.

"Sebentar!"

Tidak lama pintu terbuka dan menampilkan wajah cantik sang pujaan hati Ardan. Bahkan Ardan sempat terpaku melihat kecantikan alami yang terpancar dari matahari.

"Eh pak Ardan udah Dateng. Masuk dulu pak, biar saya panggilkan kakak saya." Ardan langsung tersadar dan mengikuti langkah kecil Matahari yang membawanya keruang tamu.

"Silahkan duduk pak, saya panggil'in kak Daisy nya dulu." Ardan mengangguk, lalu Matahari melangkah pergi meninggalkan Ardan yang selalu setia melihat kemana kaki kecil itu melangkah. Hingga punggung kecil itu hilang dibalik tembok yang ia pastikan kearah tangga.

Lagi-lagi Ardan menyentuh dadanya. Bahkan setelah Matahari pergi pun debaran jantung nya masih bertalu cepat.

Apakah Ardan telah jatuh cinta?

Jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Matahari-nya. Iya Matahari-nya. Bahwa detik ini Ardan akan berusaha untuk mendapatkan Matahari-nya. Sang pujaan hati.

Godaan Mas Duda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang