26| Apa boleh...
Mata tajam Ardan sedari tadi terus mengikuti pergerakan Matahari. Sekarang mereka berdua sedang berada didalam kamar Ken. Perempuan itu sedang sibuk menyiapkan pakaian yang akan dikenakan Ken nanti malam.
Matahari terus saja berjalan mondar-mandir membawa pakaian Ken dan mencocokkan nya dengan bayi kecil itu. Jika matahari merasa tidak cocok, perempuan itu akan pergi ke walking closet dan kembali lagi dengan membawa satu setel pakaian yang baru.
Begitu terus sampai Matahari menemukan baju yang menurut nya cocok untuk dipakai oleh Ken. Padahal mereka hanya akan datang ke acara pernikahan salah satu teman Ardan, namun Matahari mendandani Ken seperti ingin bertemu dengan presiden.
Ardan menghela nafasnya, dia lelah melihat perempuan itu yang dari tadi sibuk
jalan mondar-mandir karena harus memilih pakaian Ken."Ata," panggil Ardan. Perempuan itu hanya bergumam menjawab panggilan Ardan. Kedua tangan perempuan itu sibuk mengangkat dua setel baju pilihannya yang dia rasa cocok untuk dipakai Ken nanti malam.
"Kamu masih lama?" tanya Ardan. Saat ini laki-laki itu sedang tiduran diatas ranjang bersama anaknya yang sedang terlelap.
"Kenapa emang?" Matahari balik bertanya.
"Kamu lupa? Kamu kan belum menyiapkan pakaian untuk saya." jawab Ardan sebal.
Sedangkan Matahari langsung menepuk dahinya pelan. "Oiya, lupa." perempuan itu menyengir polos menghadap Ardan.
"Yaudah, jangan ditekuk gitu dong pak mukanya. Sayakan lupa hehe."
"Kamu sih terlalu sibuk mengurusi Ken!"
"Loh wajar dong pak saya sibuk sama Ken, kan saya pengasuhnya."
"Ya tapi kan-- argh! Sudah lah. Cepat siapkan pakaian untuk saya."
Ardan langsung bangkit menuju kamarnya. Meninggalkan Matahari yang sedang menatap nya dengan tatapan aneh.
Udah tua juga, masih aja suka ngambek!
Setelah kurang lebih 6 bulan sudah dia bekerja dengan Ardan, perempuan itu mulai tau jika sifat Ardan itu selalu berubah-ubah sesuai mood.
Kadang dia baik, kadang dia manja, kadang dia suka marah-marah, kadang seperti anak kecil dan-- jangan lupakan sifat Ardan yang sebenarnya, menyebalkan.
Perempuan itu mengendus, lalu mulai menyusul Ardan dikamar nya. Tapi sebelum itu dia sempat meminta bi inem untuk menemani Ken yang sedang tidur.
Cklek.
Matahari membuka pintu kamar Ardan. Saat melangkah masuk, hidung nya langsung mencium aroma parfum Ardan.
"Hmm,, wanginya menggoda banget." gumam Matahari. Lalu perempuan itu segera masuk. Tidak lupa, dia juga menutup pintu nya.
Jangan berpikir macam-macam ya teman-teman, Matahari itu masih polos loh. Wkwk.
Perempuan itu celingak-celinguk mencari keberadaan Ardan. Sepertinya tadi Ardan masuk ke kamar ini, tapi kok tidak ada? Ah- atau mungkin dia sedang dikamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Godaan Mas Duda (END)
ChickLit∆Follow dulu sebelum Membaca!∆ "Saya akan bayar berapapun asal kamu mau jadi pengasuh saya." "Eh??" "E-em maksud saya, jadi pengasuh anak saya." Mulai : 31 Oktober 2020 Tamat : 21 Januari 2021 #1 teentlit (16 November 2020) #1 chikclit (16 November...