GMD 18

331K 33.9K 2.8K
                                    

Spesial part ini aku panjangin( ˘ ³˘)

Semoga kalian gak bosen bacanya :)

18| Perdebatan pertama

Setelah melalui proses debat yang lumayan alot dengan kedua orangtuanya, akhirnya Matahari sudah berada di kediaman Ardan. Saat ini Matahari sudah memindahkan semua barang-barang bawaannya kedalam lemari.

Matahari melirik jam dinding kamar yang menunjukkan pukul tiga sore, dia segera bergegas menuju kamar mandi. Setelah membersihkan tubuhnya Matahari bersiap untuk pergi kerumah sakit, tempat Ken dirawat.

Mungkin sampai beberapa hari kedepan Ken masih dirawat, karena Ardan benar-benar menginginkan anaknya dirawat sampai sembuh total. Matahari saja sempat kaget melihat sifat lain Ardan. Matahari pikir Ardan adalah tipe orang yang tidak ingin ribet. Eh, ternyata tidak. Ardan adalah orang yang paling ribet yang pernah Matahari temui.

Contohnya seperti kemarin, saat matahari setuju untuk menjadi pengasuh Ken, Ardan mau Matahari stay 24 jam dirumahnya atau bisa dibilang Matahari harus tinggal dirumahnya. Oke Matahari tidak menolak, itu memang sudah terpikir di otaknya.

Lalu, saat matahari ingin pamit pulang dengan tegas Ardan menolak. Dia melarang Matahari pulang, padahal Matahari ingin berkemas sekaligus meminta izin kepada kedua orangtuanya. Kata Ardan, "Biar Bi inem dan pak Jamal saja yang mengambil semua keperluan kamu dirumah, kamu disini saja agar tidak kelelahan, lebih baik kamu temani saya dan Ken."

Tentu saja Matahari menolak. Dia ingin dirinya sendiri yang berkemas, walau bagaimanapun Matahari yang paham dengan barang-barangnya. Jadi jika Ardan tidak mengizinkan Matahari, dia akan mengeluarkan jurus nya yaitu, 'Mengundurkan diri jadi pengasuh Ken.'

Dan, benar saja Ardan langsung pasrah dan membiarkan dirinya pulang untuk berkemas sekaligus salam perpisahan dengan kedua orangtuanya.

Dan disinilah Matahari, ditempat tinggal barunya.

Matahari berjalan cepat kearah pak Jamal yang sudah berdiri disamping mobil, dia tersenyum saat pak Jamal menyadari kehadirannya.

"Sore pak, maaf nunggu lama tadi saya mandi dulu." ucap Matahari tak enak.

"Enggak papa non, saya juga baru datang." jawab pak Jamal.

Matahari mengangguk, lalu keduanya langsung masuk kedalam mobil dan segera pergi kerumah sakit.

Setelah beberapa menit diperjalanan, akhirnya Matahari sampai didepan pelataran rumah sakit.

"Makasih banyak ya pak, saya masuk dulu."

"Iya non sama-sama. Kalau begitu saya langsung pamit pulang ya non."

"Iya pak, hati-hati dijalan."

Setelah melihat kepergian pak Jamal, Matahari langsung berjalan menuju kamar rawat Ken.

Setelah sampai di ruangan Ken, Matahari mengetuk pintu pelan, lalu masuk kedalam. Matahari langsung disuguhi raut serius wajah Ardan, sedangkan Ken masih tertidur pulas di ranjangnya.

Laki-laki itu sepertinya sangat betah berlama-lama dengan pacar berkasnya itu. Matahari berjalan kearah sofa samping Ardan, dia mendudukkan dirinya dengan nyaman, dan sepertinya Ardan belum menyadari kehadirannya.

Godaan Mas Duda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang