28| Bujang lapuk!
"Enak ya, ngobrol berdua, sampai keberadaan gue gak dianggap!" sindir Raden yang sedari tadi diam menyaksikan obrolan seru mereka.
Ardan mengendus kearah Raden, laki-laki itu memang paling nyinyir diantara mereka berdua, Ardan dan Doni.
Matahari tersenyum canggung, ternyata temannya Ardan tidak se-formal pakaian yang digunakannya.
"Kalau boleh tau, umurnya berapa mbak?" tanya Raden kepada matahari.
"Panggil Ata aja mas. umur saya 20 tahun." jawab Matahari. Raden mengangguk paham.
"Sekarang kuliah apa kerja? Apa kuliah sambil kerja?"
"Saya kerja."
"Oh,,, ngomong-ngomong kamu cantik, udah ada yang punya belum?"
Ardan langsung melotot kearah Raden, Tatapan matanya semakin tajam saat laki-laki itu menunjukkan cengiran khas nya.
"Bercanda doang Ar, galak amat." ujar Raden sambil membuat peace.
Matahari terkekeh pelan melihat kelakuan dua laki-laki disampingnya.
"Belum mas, saya masih jomblo kok," timpal Matahari yang semakin membuat Ardan geram.
"Ngapain kamu ngasih tau dia?" tanya Ardan galak.
"Siapa tau jodoh," jawab Matahari santai, bahkan dia mengabaikan tatapan tajam yang dilayangkan Ardan.
"Santai bro, mata lo mau keluar tuh," kata Raden yang ingin mencairkan suasana.
"Diem lo, urusan rumah tangga nih," jawab Ardan sewot.
Matahari langsung menggeplak paha Ardan keras. "Ngomong nya!"
"Tinggal di Aminin,"
"Ogah banget, kaya gak ada laki-laki lain aja."
"Kamu--"
"Udah-udah. Kasian tuh anak lo." lerai Raden sambil melirik Ken yang berada dipangkuan Matahari.
"Pak Ardan nih yang mulai,"
"Kok say--"
"UDAH!"
Teriakan Raden cukup membuat Ken dan beberapa orang disekitar mereka terlonjak kaget.
Ken bahkan sudah mulai menangis keras, Raden pun langsung mendapat delikan tajam Matahari dan Ardan.
"Aelah, niatnya mau berbuat baik, malah kena apes." gumam Raden.
Ardan langsung bangkit menggendong tubuh Ken, laki-laki itu menimang-nimang anaknya yang sedang menangis sampai merasa tenang. Beberapa orang menatap takjub kearah Ardan yang langsung sigap menenangkan anaknya. Termasuk seorang wanita yang duduk tak jauh dari meja Ardan, wanita itu menatap Ardan dengan penuh arti.
Setelah Ken tenang, Ardan langsung kembali duduk sambil memangku anaknya.
"Sorry bro, gue gak sengaja tadi." ujar Raden tak enak hati.
Ardan hanya mengangguk saja, dia tau temannya itu tidak bermaksud untuk berteriak seperti tadi.
"Anak lo umur berapa? Gak pernah liat, tiba-tiba udah gede aja,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Godaan Mas Duda (END)
ChickLit∆Follow dulu sebelum Membaca!∆ "Saya akan bayar berapapun asal kamu mau jadi pengasuh saya." "Eh??" "E-em maksud saya, jadi pengasuh anak saya." Mulai : 31 Oktober 2020 Tamat : 21 Januari 2021 #1 teentlit (16 November 2020) #1 chikclit (16 November...