Reyna - 13

2.5K 436 14
                                    

Hi Hello Annyeong.

Gimana nih kabarnya? Semoga selalu sehat dan baik-baik aja ya. Aamiin.

Selamat malam minggu bersama REYNA. Semoga suka ya.

Happy reading semua.

🖤🖤🖤

Reyna membuka matanya saat suara tangis Jelena terdengar, putrinya itu selalu membangunkannya di pagi hari. Benar-benar seperti alarm alami untuknya.

"Uh sayangnya Madre" Reyna menimangnya dengan sepenuh hati. Mencoba menenangkan tangisnya. "Terima kasih, Karima" Reyna tersenyum singkat saat pengasuh Jelena memberinya sebotol susu formula hangat.

"Tunggu hingga umurmu lima tahun, Madre akan membawamu bertemu dengan Ayah, Kakek, dan Nenekmu. Untuk sekarang Madre ingin merawatmu seperti apa yang diinginkan Mom Valentina" bisik Reyna dengan senyum manisnya.

"Karima siapkan air panas, aku ingin memandikan Jelena" katanya yang langsung dituruti oleh si pengasuh.

"Sayang, kita akan pergi ke Santo Domingo jam sembilan nanti" suara Reynald membuat Reyna menoleh dan menemukan Kakaknya masih dengan celana tidur panjangnya dan bertelanjang dada.

"Hah? Untuk apa?" tanya Reyna tak paham. Melihat dari keadaan Reynald sekarang, sepertinya hal itu adalah pemberitauan yang mendadak.

"Aku barusaja mendapat berita jika markas kita yang ada di sana mendapat serangan. Banyak senjata yang dicuri dan kita harus mendapatkannya segera sebelum senjata-senjata itu digunakan untuk hal-hal yang buruk" kata Reynald seraya meremas rambutnya yang masih acak-acakan.

"Kenapa kau pusing? Tenang saja" kata Reyna seraya memberikan Jelena kepada Karima. Pagi ini sepertinya Jelena akan mandi dengan pengasuhnya.

Reyna mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. "Tutup semua akses keluar masuk Santo Domingo Port" katanya terdengar tegas. "Aku akan membayar semua biaya ganti rugi" katanya sebelum mematikan sambungan.

"Tutup semua dermaga yang ada di Republik Dominika. Aku akan mengganti semua kerugiaannya" Reyna berkata seraya mendudukan diri di sebelah Reynald. "Cek setiap kapal yang akan keluar, jangan sampai kau melakukan kesalahan atau hidupmu yang akan aku tutup" lanjut Reyna sebelum berganti menghubungi orang lain.

"Bekerja samalah dengan polisi di seluruh kota bahkan daerah sekecil apapun. Cek setiap mobil yang lewat tanpa terkecuali. Jangan sampai lengah" katanya sebelum kembali menutup teleponnya dan menghubungi orang lain.

"Penerbangan di seluruh negara, batalkan! Aku tidak mau tau, bagaimana caranya itu bisa dilakukan" Reyna berkata dengan keras kepala. "Penerbangan tanpa izin? Tembak saja" kesal Reyna. "Tidak! Tembak saja tapi biarkan mereka hidup. Aku yang akan mengeksekusinya" katanya sebelum menutup panggilannya.

"Sudah selesai" kata Reyna yang membuat Reynald tersadar dari lamunannya. Sejak beberapa saat lalu dia hanya diam melihat apa yang dilakukan adik kembarnya itu.

"Ah kau benar. Seharusnya aku melakukannya lebih dulu bukannya malah laporan kepadamu" kata Reynald dengan kekehannya yang dibalas kekehan juga oleh Reyna.

"Kau baru bangun tidur, Kak. Tentu saja otakmu itu belum siap digunakan untuk memikirkan hal yang krusial seperti ini" kata Reyna yang diangguki oleh Reynald.

"Sekarang aku tau kau lebih berbahaya dariku" kata Reynald yang sudah merebahkan tubuhnya di ranjang besar sang adik.

"Hah? Kau yakin? Aku rasa kau lebih berbahaya, Kak. Mengingat kau membunuh dua pengawal yang sudah gagal menjagaku saat aku masih di Indonesia" kata Reyna yang membuat Reynald mendengus.

REYNA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang