EKSTRA PART - 4

1.6K 286 7
                                    

AlRey kembali lagi nih. Semoga suka ya sama part ini.

Happy reading semuanya.

🖤🖤🖤

Reyna kembali ke ruang bermain Jelena dan dia menemukan Alvino di sana sedang bermain dengan Jelena dan adik-adiknya yang lain. Ya, seluruh keluarganya yang ada di Indonesia akan tinggal di Italia mulai sekarang, dan Reyna sangat menyukai ide Alvino yang satu itu.

"Kapan kau datang?" tanya Reyna setelah memeluk Reynald dengan erat. "Oh, aku sangat merindukanmu, Kak" lanjutnya yang membuat Reynald memutar bola matanya malas.

"Beberapa menit yang lalu" jawab Reynald ogah-ogahan.

"Aku dengar James Svenska datang berkunjung. Apa yang kalian bicarakan?" tanya Reynald yang membuat Alvino langsung mendekati keduanya. Dia sedang berlatih menembak tadi sehingga Alvino tidak tau jika James Svenska datang untuk bertemu dengan Reyna.

"Hanya masalah bisnis. Tidak terlalu penting" Reyna mengangkat bahunya acuh tak acuh sebelum berjalan mendekati Jelena dan mulai bermain dengan putri kecilnya itu.

Alvino menatap Reynald dalam yang dijawab kembaran istrinya itu dengan gedikan bahu. Alvino mendengus, Reynald dan Reyna adalah perpaduan yang cocok untuk membuat moodnya hancur lebur dalam sekejap.

"Aku akan membersihkan diri" pamit Alvino sebelum berlalu begitu saja tanpa menunggu jawaban dari siapapun. Reyna yang merasakan perubahan mood Alvino pun segera menyusul suaminya itu menuju kamar mereka yang ada di lantai tiga.

"Kamu marah?" tanya Reyna setelah mengunci pintu kamar mereka. Alvino sudah membuka pintu kamar mandi, namun terhenti saat Reyna membuka suaranya. Dengan pelan Alvino menghela nafas sebelum menatap wanitanya.

"Apa kamu nggak dengar kalau Papa nggak mau memperpanjang masalah ini lagi? Arini sudah membaik, jangan kembali menggali luka lamanya" katanya terdengar lirih.

Reyna menyadari jika Alvino sangat mencintai Arini, begitupun juga dengan dirinya. Namun Reyna punya caranya sendiri untuk membuat Arini bahagia. Dan ini adalah caranya, jadi tidak ada yang bisa menghentikannya, meskipun orang itu adalah Alvino sekalipun.

Tangan Reyna terulur untuk mengusap pipi Alvino, "Ke mana perginya Alvino Aldian Utama yang memiliki semangat luar biasanya untuk membalas Farahnisa yang sudah menghancurkan hidup adiknya? Farahnisa membuat kamu harus kehilangan keponakanmu yang bahkan belum melihat dunia"

"Kamu sudah tidak ada di pihakku, Aldian, tapi kamu juga bukan musuhku. Jadi alangkah lebih baiknya jika kamu diam dan biarkan aku yang bergerak seorang diri" katanya sebelum memutar tubuhnya dan meninggalkan Alvino yang terdiam di tempatnya.

🖤🖤🖤

Reyna memainkan samurainya dengan lihai. Sudah setahun lebih dia berlatih, tentu saja dia sudah sangat mahir menggunakannya.

Tiba-tiba Reyna merasakan seseorang datang, membuatnya langsung memutar tubuh rampingnya dengan cekatan dan mengarahkan samurainya ke arah orang itu. Namun ternyata orang itu juga menggunakan samurainya hingga samurai di tangan Reyna terlepas begitu saja karena tenaganya yang jauh lebih besar dari Reyna.

"Mau bertarung?" Reyna tersenyum mendengar perkataan Neneknya, Hazelina Spencer. Neneknya itu selalu ada di saat ia bersedih dan dia juga tau apa yang harus dilakukannya untuk memperbaiki mood Reyna yang sedang hancur.

Reyna mengambil kembali samurainya dengan cepat sebelum pertarungan dua wanita berbeda generasi itu terjadi. Suara dentingan dua besi tajam itu sangat nyaring hingga semua orang yang ada di sana menatap pertarungan Hazelina dan Reyna dengan takjub.

Hazelina Elizabeth Spencer masih sangat tangguh di usianya yang sudah memasuki enam puluh empat tahun. Sedangkan cucunya, Reyna Charlotte Martinelli terlihat sangat berani dan memukau dengan mata hijaunya yang setajam elang juga rambut pirangnya yang bersinar karena tertimpa cahaya matahari.

Gambaran sempurna dari pemimpin Klan Spencer dan Klan Martinelli yang tersohor.

"Shit!" Reyna mendesis kesal saat lengannya berhasil disayat oleh Hazelina yang membuat wanita tua itu tertawa dengan puas. "Kau menang kali ini, Nek" kata Reyna dengan tidak ikhlas sedangkan Hazelina sudah meletakkan samurainya dan berjalan mendekati cucu perempuannya itu.

"Masuk ke dalam, temui suamimu dan mintalah dia untuk mengobati lukamu. Sakit yang kau rasakan sekarang tidak ada apa-apanya dengan apa yang sudah Alvino rasakan. Dia suamimu sekarang, mintalah izin kepadanya terlebih dahulu jika ingin melakukan sesuatu"

"Kau boleh berkuasa di luar sana, tapi di rumah kau tetap harus tunduk kepadanya" kata Hazelina sebelum berlalu setelah mengusap puncak kepala Reyna dengan sayang.

Dengan cepat Reyna berlari menuju kamarnya. Mendengar ucapan Hazelina berhasil membuat Reyna merasa bersalah kepada Alvino. Dia harus cepat-cepat meminta maaf kepada Alvino, meskipun Reyna sendiri yakin jika sebentar lagi mereka tetap akan berakhir dengan berdebat lalu berbaikan lagi, berdebat lagi lalu berbaikan lagi. Begitulah siklus hubungannya dan Alvino.

Sesampainya di kamar, Reyna menemukan Alvino yang sedang mengancingkan kemejanya. "Dian" panggilnya yang membuat Alvino menoleh dan menatapnya dengan kening berkerut.

See?! Laki-laki itu bahkan sudah lupa dengan amarahnya. Sangat berbeda dengan Reyna yang jika sudah mengamuk akan mendiamkan Alvino seharian penuh.

"Aku minta maaf karena sudah membuatmu marah. Sungguh aku melakukan semuanya agar Arini mendapatkan keadilan, tidak ada maksud lain. Jika dia bukan adik iparku pun aku pasti akan melakukannya" katanya yang membuat senyum Alvino terbit dengan manisnya. Tanpa sadar Reyna pun ikut tersenyum tipis.

"Aku tau. Aku juga minta maaf karena nggak bisa menepati janji aku untuk membuat Papa membuka kasus ini lagi" kata Alvino sebelum memeluk Reyna dan mengecup keningnya dengan sayang.

"Aishh..." Reyna mendesis saat tanpa sengaja Alvino menyentuh lengannya yang terluka. Dengan segera laki-laki itu merobek kemeja yang digunakan Reyna hingga tubuh atas istrinya itu hanya terbalut bra hitam.

"Kenapa lagi sekarang?! Jangan bilang kamu bertarung lagi sama Nenek?! Luka sayatan pisau minggu lalu belum sembuh dan kamu sudah mendapatkan luka lagi?!" kesal Alvino tak habis pikir yang hanya dibalas Reyna dengan ringisan penuh permohonan maaf.

"Reyna Utama, mulai sekarang kamu nggak boleh keluar dari kamar?!"

"APA?! NGGAK MAU!!!"

🖤🖤🖤

See you soon.

Much love💚
Effe👰🏻‍♀️
27 Februari 2022🌱

REYNA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang