Reyna - 21

2.4K 427 19
                                    

Selamat malam semuanya. Apa kabarnya? Siapa yang kangen AlRey? Yuk yuk merapat.

Aku mau minta maaf minggu lalu nggak sempat update karena tugas banyak, nggak ngotak deh pokoknya tugasnya.

Happy reading semuanya.

🖤🖤🖤

Reyna menghentikan mobilnya di tepi Danau Trasimeno. Saat ini dia sedang membutuhkan ketenangan sehingga dia melarang anak buahnya untuk mengikutinya. Reyna tau mungkin hal ini sangat berbahaya karena musuhnya ada di mana-mana, namun Reyna sama sekali tak peduli karena dia sedang ingin sendirian sekarang.

Reyna melihat ada orang yang menyewakan speed boat sehingga dengan cepat ia menuju ke sana. Tidak ada yang lebih menenangkan selain suara air yang mengalir, oleh karena itu Reyna sangat menyukai air.

"Quanto costa l'affitto, Signore? (Berapa harga sewanya, Sir?)" tanya Reyna setelah melepas kacamata hitamnya.

"1500 Euro untuk 3 jam. (Sekitar Rp.25.000.000)" katanya yang diangguki oleh Reyna. Dengan segera gadis itu mengeluarkan credit cardnya dan memberikannya kepada si lelaki.

"Untuk 6 jam" kata Reyna sebelum si lelaki berlalu dan kembali untuk memberikan credit card Reyna beserta kuncinya karena Reyna meminta untuk mengemudikannya sendiri dengan menambah harga sebesar 700 Euro. (Sekitar Rp.12.000.000).

Reyna segera menyalakan mesin speed boatnya namun seseorang tiba-tiba muncul di depannya, membuat Reyna hampir terjungkal. "Kamu ngapain di sini?!" kesal Reyna saat laki-laki itu, Alvino Aldian Utama berdiri di depannya. Entah kapan laki-laki itu naik ke speed boatnya Reyna sama sekali tak menyadari kehadirannya.

"Menemani gadis yang sedang marah ini untuk menenangkan diri. Aku takut tiba-tiba kamu loncat ke danau, kan nggak seru" kata Alvino yang membuat Reyna langsung mendaratkan pukulan di lengannya.

"Duduklah, aku akan melajukannya ke tengah danau" kata Reyna namun Alvino menggeleng dan menarik Reyna untuk duduk. Sedangkan Alvino sudah berdiri di posisi Reyna sebelumnya dan mulai melajukan speed boatnya menuju tengah danau.

"Enak nih di sini" kata Alvino dengan kekehan setelah sampai di tengah danau dan memutuskan untuk mematikan mesin dan duduk di hadapan Reyna yang sejak tadi sudah menatapnya dalam.

"Mau berbagi, Nona Reyna? Dengan sebuah es krim untuk mendinginkan pikiran dan hati" tanya Alvino sambil mengeluarkan dua buah es krim dari dalam kemejanya. Reyna terkekeh renyah, tidak menyangka Alvino akan menyembunyikan barang dingin itu di sana.

"Nggak dingin kamu sembunyiin es krim di situ?" tanya Reyna saat Alvino mengulurkan es krim yang sudah dibukanya sehingga Reyna tinggal menikmati. Sementara Alvino masih berusaha membuka es krim miliknya sendiri.

"Dingin" katanya dengan cengiran lebar yang membuat Reyna gemas sehingga mendaratkan cubitan di pipi kiri sang kekasih sebelum mengelusnya dengan sayang.

"Terima kasih untuk semuanya, Aldian" kata Reyna seraya mendekatkan wajahnya ke arah Alvino lalu mengecup bibirnya sekilas.

Reyna terkekeh pelan sebelum kembali mencium lelakinya lagi, kali ini lebih dalam, lembut, dan lama. Alvino membalasnya dengan lembut sebelum memundurkan kepalanya untuk menghentikan ciuman Reyna yang kian intens. Bisa-bisa Alvino menyerang Reyna di sini jika tidak segera dihentikan.

"Babe, ingat, kita nggak bisa ngapa-ngapain sampai kita menikah" kata Alvino yang menemukan Reyna menatapnya dengan kesal dan tajam. Reyna sudah merendahkan diri mencium Alvino terlebih dulu, namun tampaknya laki-laki itu masih berpegang teguh dengan pendiriannya.

REYNA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang