EKSTRA PART - 3

1.8K 303 7
                                    

Happy reading semuanya.

🖤🖤🖤

Reyna sedang bermain dengan Jelena dan ketiga adiknya -Acie, Cashe, dan Emily- saat David datang dengan laki-laki yang sudah Reyna tunggu-tunggu kedatangannya entah sudah beberapa bulan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reyna sedang bermain dengan Jelena dan ketiga adiknya -Acie, Cashe, dan Emily- saat David datang dengan laki-laki yang sudah Reyna tunggu-tunggu kedatangannya entah sudah beberapa bulan ini. Dan laki-laki itu baru datang menemuinya di saat perusahaannya sudah mulai hancur.

Dalam hati Reyna bersorak dengan riang gembira. Svenska akan segera tunduk di bawah kekuasaannya dan Reyna bersumpah akan membuat Svenska berlutut memohon ampunan kepada Utama. Jangan lupakan si Farahnisa itu akan dibuatnya membusuk di balik jeruji besi.

"Sayang, main dulu sama Kakak-kakak ya" kata Reyna berpamitan kepada Jelena meskipun dia tau jika sudah bersama Emily -yang umurnya hanya berbeda lima tahun dengan Jelena- bayi mungil itu akan lupa segalanya. Jelena dan Emily sudah sangat dekat meskipun mereka baru beberapa hari saja bertemu.

Reyna berjalan menuju ruang kerjanya diikuti oleh James dan David. Namun setelah melihat kibasan tangan sang Nona Muda, David segera keluar dan berjaga di depan pintu. Laki-laki itu sudah menyisir tubuh James dan tidak menemukan benda tajam dan senjata berbahaya di sana, sehingga David tenang-tenang saja meninggalkan Reyna berdua dengan James di dalam ruangan tertutup itu.

"Jadi, ada perlu apa sampai Tuan Muda Svenska menemui seorang Nona Muda Martinelli hingga ke Italia?!" suara Reyna terdengar sangat congkak, dan Reyna sangat menyukai suara yang ia keluarkan barusan karena dapat dilihat jika wajah James Martinus Svenska sudah memerah menahan amarah.

Oh, sepertinya Reyna akan merayakan hari bahagia ini dengan Alvino nanti, meskipun ia tak yakin apa Alvino akan sebahagia dirinya karena Robert Utama tetap bersihkeras tidak mau memperpanjang masalah yang sudah hampir setahun berlalu.

Reyna sangat mencintai Papa mertuanya itu, dia benar-benar baik dan apa adanya. Selalu tegas dan berwibawa. Namun satu yang disayangkan, saking baiknya Papa mertuanya itu sangat terlihat bodoh di matanya.

Tuhan, maafkan Reyna yang sudah mengatai laki-laki yang merupakan Ayah kandung dari suaminya itu.

"Kau sudah menghancurkan perusahaanku yang ada di Lisboa dan Madrid. Sekarang kau juga mau menghancurkan perusahaan utamaku yang ada di Barcelona?!" katanya dengan nada rendah menahan amarah.

James tahu diri, dia ada di kandang Reyna sekarang, sangat tidak mungkin dia membuat wanita itu marah atau semuanya akan semakin runyam.

"Pardon me, Mr. Svenska?!" Reyna mengeluarkan senyum mengejeknya. "Jangan pernah bilang jika aku tidak pernah memperingatkanmu sebelumnya" Reyna pun segera bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati James yang diam membeku.

"Peringatan pertama aku berikan saat kita bertemu pertama kali di Roma. Jika kau lupa akan aku ingatkan apa yang aku katakan saat itu. 'Farahnisa bukan siapa-siapa di hidupmu selain jalang sialan. Tapi dia sudah menghancurkan hidup wanita yang kau cintai dan menghancurkan hidup adik iparku. Jadi hukum dia atau keluargamu yang mendapat hukumannya'. Itu yang aku katakan saat itu dan kau mengacuhkannya begitu saja" kata Reyna sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Aku tidak mengacuhkannya, Reyna Martinelli. Aku hanya belum siap melihat istriku bersedih. Kau juga tau rasanya mencintai seseorang, tidak mudah melihatnya menangis" kata James yang membuat Reyna berdecih.

"Aku tau, James, sangat tau rasanya bagaimana" kata Reyna sambil menepuk bahu James beberapa kali sebelum menatap tajam wajah tampan James. "Tapi tidak pernah ada pembenaran dari sebuah percobaan pembunuhan..."

"Tapi kau juga membunuh banyak orang, Reyna..."

"Aku membunuh mereka karena mereka duluan yang mencoba membunuhku. Aku hanya mencoba melindungi diriku. Apakah itu salah?!" Reyna nampak menghela nafasnya, menghalau sengatan nyeri tentang fakta yang satu itu.

"Aku tidak pernah membunuh seseorang dengan alasan aku ingin menghancurkan hidupnya. Aku membunuh mereka karena mereka duluan yang melakukan kesalahan. Alasanku sangat kuat, meskipun salah aku akan tetap membenarkan apa yang aku lakukan. Apalagi jika para bedebah itu berusaha untuk menyakiti orang-orang yang aku cintai. Kau juga tidak perlu sok suci karena aku tau sebanyak apa orang yang sudah kau habisi"

"Sedangkan Farahnisa, dia menghancurkan hidup Fenina dengan alasan iri. Apa menurutmu dia tidak gila?" Reyna terkekeh kecil saat melihat wajah James menegang.

"Jika aku jadi kau, aku pasti sudah meledakkan kepalanya dan membuang tubuhnya ke Amazon agar dimakan piranha" Reyna kembali terkekeh dengan anggunnya.

Dengan pelan wanita itu menyesap red winenya, "Dan dia menghancurkan rumah tangga Arini dan Revano dengan alasan karena Revano pernah mencintai Fenina. Revano pernah membuat Fenina bahagia dan semua yang berhubungan dengan Fenina harus hancur"

"Sampai sini, kau benar-benar masih berpikir jika pelacur itu waras? Dia sudah gila, James. Jangan bodoh!" Reyna pun menuangkan wine ke gelas kosong yang lain dan mengulurkan minuman itu kepada James yang langsung diterima laki-laki itu.

"Dia menghancurkan semuanya, James Svenska. Hidup istrimu, panti asuhannya, keluarga Joseph, dan yang paling membuatku marah adalah dia membuat adik iparku kehilangan bayi yang sangat dicintainya"

"Bayangkan jika putramu, Edgar, aku bunuh. Apa yang akan kau lakukan padaku?" mendengar perkataan Reyna, amarah James pun semakin menjadi.

"Aku akan membunuhmu..."

"Benar sekali!" Reyna pun bertepuk tangan dengan hebohnya.

"Kau akan membunuhku meskipun hidup dan mati perusahaanmu ada di tanganku. Karena orang tua akan melakukan apapun saat anaknya disakiti. Jangankan dirimu, singa saja akan marah saat anaknya diganggu" Reyna pun kembali menyesap red winenya.

Dengan pelan Reyna mendekatkan bibirnya ke telinga James, "Bantu aku mengumpulkan bukti-bukti kejahatan Farahnisa yang sudah kau hancurkan. Fenina tidak akan tau jika suaminya ini terlibat karena aku sangat tau bagaimana sakitnya dibenci oleh orang yang kau cintai. Aku akan menutup mulut dan aku jamin semuanya akan aman di tanganku" bisiknya tajam penuh ancaman.

Reyna pun memundurkan tubuhnya, kembali ke posisi semula yaitu bersandar di meja kerjanya. "Aku juga akan mengembalikan perusahaanmu yang ada di Lisboa dan Madrid. Oh atau kau mau aku berinvestasi? Aku akan dengan senang hati melakukannya jika kau mau membantuku" katanya sambil mengangkat bahunya acuh tak acuh.

"Jangan sampai Fenina tau..."

"Deal!" Reyna mengulurkan tangannya yang langsung dijabat oleh James dengan yakin.

"Kau bisa percayakan semuanya padaku, James. Tapi ingat, jika kau ingkar janji, bukan hanya perusahaanmu yang hancur, tapi rumah tanggamu juga" Reyna kembali mendekatkan tubuhnya kepada James untuk mengancam laki-laki itu.

"Karena mata dibayar mata, jantung dibayar jantung, dan hati dibayar dengan hati. Farahnisa sudah menghancurkan rumah tangga Arini dan Revano, maka James dan Fenina yang harus menanggung akibatnya karena kalian yang sudah menyelamatkannya dari neraka"

🖤🖤🖤

See you soon.

Much love💚
Jiwoo👰🏻‍♀️
14 Januari 2022🌱

REYNA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang