Reyna - 14

2.4K 409 17
                                    

Hi hi hi.

Aku kembali lagi nih. Gimana kabarnya? Semoga selalu sehat ya. Aamiin.

Selamat membaca semua.

🖤🖤🖤

Reyna mendudukkan dirinya di atas kap mobilnya yang terparkir di tepi jalan setapak yang tidak rata. Jalanannya cukup sepi dan buruk sehingga Reyna tau kenapa para perompak itu lebih memilih melewati jalan ini daripada jalan beraspal yang lebih mudah untuk dilewati.

"Arah jam dua, Nona Muda" sebuah suara dapat Reyna dengar yang membuatnya melirik ke arah jam dua. Dan benar saja, dari arah sana melaju sebuah mobil dengan kecepatan sedang, sebuah mobil dengan plat palsu.

Reyna segera turun dari mobilnya dan membuka kap mobil. Saat mobil itu mulai mendekat Reyna segera mengulurkan tangannya hingga mobil tersebut berhenti tak jauh darinya.

"Ada yang bisa kami bantu, Nona" dua orang laki-laki dengan tubuh tinggi besar keluar dari mobil dan menghampirinya.

"Aku sedang buru-buru sehingga memilih melewati jalan ini, tapi sepertinya aku sedang sial karena mobilku tiba-tiba mogok. Lalu ponselku juga low batt sehingga aku tidak bisa menghubungi temanku. Beruntung sekali kalian lewat, aku jadi lebih tenang" katanya dengan suara lega yang dibuat-buat.

Senyum kedua laki-laki itu membuat Reyna ingin segera melubangi kepala mereka. Senyum mesum yang tak pernah Reyna dapatkan sebelumnya kini membuat perutnya mual. Namun begitu Reyna harus tetap melakukannya demi misi yang sudah diaturnya sedemikian rupa.

"Aku akan mengeceknya, aku sangat pandai masalah mesin" satu dari kedua laki-laki itu menawarkan diri yang diangguki oleh Reyna. Salah seorang yang lain Reyna suruh masuk ke dalam mobilnya untuk mencoba menyalakan mesin.

"Apanya yang rusak?" tanya Reyna mendampingi laki-laki yang berusaha mencari kesalahan di mesin mobilnya yang sebenarnya tidak ada sama sekali.

"Ini... kau..." tubuh laki-laki itu seketika jatuh telungkup di atas mesin mobilnya. Sedangkan di dalam mobilnya, laki-laki yang lain sudah terdiam dengan mata yang melebar.

Reyna menyeringai sinis sebelum empat anak buahnya beserta David datang ke arahnya. Mereka sejak tadi bersembunyi tak jauh dari tempatnya berada. Tentu saja mereka tidak akan meninggalkan Nona Mudanya sendirian menghadapi para perompak itu atau nyawa mereka yang akan dihabisi oleh Reymond dan Hazelina juga Anderson oh jangan lupakan juga kakak kembarnya, Reynald.

Reyna mencabut jarum suntik yang beberapa saat lalu ditancapkannya di leher si lelaki. Jarum suntik yang berisikan triazolam dosis tinggi yang membuat laki-laki itu seketika tertidur. Obat itu sama sekali tak berbahaya, hanya membuatnya tidur untuk beberapa jam ke depan dan Reyna tak sabar menunggunya terbangun untuk mengajaknya bermain bersama.

Sedangkan laki-laki di dalam mobil sana sudah terbujur kaku. Tubuhnya yang dengan sengaja Reyna setrum dengan tegangan tinggi sepertinya sudah tak bernyawa. Membuat Reyna tersenyum puas juga sedih. Sedih karena dia tak akan mengajak laki-laki itu untuk bermain bersama.

"Bawa dia ke markas" kata Reyna yang diangguki oleh anak buahnya. Laki-laki yang tertidur itu pun segera dibawanya menuju markas besar mereka yang ada di Santo Domingo.

"Dan dia, potong jari tengahnya dan kirim ke Adios dos Amigos" Reyna pun segera berlalu menuju mobilnya setelah menyuruh seorang anak buahnya membawa mobil yang di dalamnya ada senjata-senjata mereka yang barusaja dicuri beberapa hari lalu.

🖤🖤🖤

Reyna merebahkan tubuhnya di atas ranjang hotel yang disewanya untuk beberapa hari ke depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Reyna merebahkan tubuhnya di atas ranjang hotel yang disewanya untuk beberapa hari ke depan. Dia sama sekali tak merasa nyaman berada di markas di mana tempat itu sangat gelap dan pengap. Sepertinya Reyna harus segera merenovasi tempat itu karena Reyna tak tega dengan anak buahnya yang hidup dan tinggal di sana dalam waktu yang cukup lama.

Apalagi di antara anak buahnya ada yang perempuan, sehingga Reyna semakin tidak tega. Membayangkan hidup di antara banyak laki-laki membuat Reyna menghela nafasnya terus menerus dalam beberapa jam terakhir.

"Dave" panggil Reyna dengan berteriak yang langsung membuat lelaki itu masuk ke kamar Nona Mudanya tanpa mengetuk.

"Ada yang bisa saya bantu, Señorita" tanyanya sambil menunduk. Reyna pun segera mendudukkan dirinya di atas ranjang yang tak terlalu lebar itu.

"Mulai besok renovasi markas kita, pisahkan ruangan untuk laki-laki dan perempuan. Peraturan baru, tidak ada wanita yang digunakan untuk pemuas nafsu" Reyna pun bangkit dari duduknya dan berjalan menuju lemari es, mengambil sebuah botol berisi air dingin.

"Jika ada yang melanggar... kematian pantas untuknya" kata Reyna sebelum meneguk air dinginnya. Tenggorokannya terasa kering akibat cuaca di Santo Domingo yang cukup panas.

"Baik, Nona Muda"

"Ah ya bagaimana dengan Svenska? Apakah aku bisa segera bertemu mereka? Aku sudah tidak sabar untuk menghancurkan mereka" Reyna bertanya setelah mendudukan dirinya kembali di atas ranjang. Dengan segera David memberikan sebuah dokumen kepada Reyna.

Reyna membacanya dengan teliti dan saksama sebelum sebuah tawa sumbang terdengar dari bibirnya. "Memaafkan? Oh Tuhan terbuat dari apa hati mereka hingga mau memaafkan orang seperti Farahnisa?!" Reyna berteriak dengan kesal.

"Mereka tidak bisa mengambil tindakan karena Svenska melindungi Farahnisa, Nona. Selain itu mereka juga memaafkan kesalahan tersebut" David berkata dengan pelan.

Reyna benar-benar tak habis pikir sekarang, bagaimana bisa keluarga Alvino memaafkan semua hal yang sudah dilakukan oleh wanita iblis itu. Bahkan setelah mereka kehilangan cucu mereka dan sekarang Arini dalam keadaan koma. Reyna benar-benar tak tau apa yang dipikirkan oleh keluarga kekasihnya itu.

"Urusan kita di sini sudah selesai kan?" tanya Reyna yang dijawab 'Iya' oleh David. Dengan segera Reyna mengambil ponsel dan kunci mobilnya.

"Siapkan pesawat sekarang, aku akan segera terbang ke Barcelona" katanya sebelum mematikan sambungan dan berganti menghubungi Reynald. "Aku harus segera pergi, kau naiklah pesawat komersial" kata Reyna mengacuhkan Reynald di ujung sana yang sudah mengumpat.

Oh Kakaknya itu terlalu berlebihan karena sesungguhnya mereka punya jet mereka masing-masing. Sungguh tidak mungkin seorang Reynald Martinelli benar-benar akan naik pesawat komersial.

"David, aku tidak mau tau. Aku harus bertemu mereka sesegera mungkin setelah aku mendarat di Barcelona" Reyna masuk ke dalam mobilnya setelah melemparkan perintah kepada David yang hanya bisa menganggukkan kepalanya.

Reyna melajukan mobilnya kembali menuju La Isabela International Airport, dia harus segera menuju Barcelona, Spanyol untuk menemui keluarga besar Svenska dan meminta pertanggungjawaban mereka atas apa yang sudah dilakukan kepada Arini, adik dari kekasihnya.

🖤🖤🖤

What do you think about this part guys? Do you like it or nah? Kalau suka jangan lupa vote and commentnya dong ya.

Pertanyaan wajib dari aku.

Satu kata untuk Reyna Martinelli?

Satu kata untuk Alvino Utama? Ya meskipun Abang tampan nggak ada di sini hehehe...

Satu kata untuk Arini Utama? Cewek yang suka bikin pembaca gemes karena terlalu baik wkwkwk...

Ada yang kangen AriVano nggak nih? Kalau ada maybe akan ada ekstra part lagi. Maybe nih ya sabar-sabar aja.

See you soon

Much love💚
Li Jianwu👰🏻
14 Maret 2021🌱

REYNA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang