Reyna - 47

1.7K 369 19
                                    

Selamat siang semuanya.

Update siang-siang gini kayaknya seru. Semoga suka ya sama part ini ya.

Happy reading semuanya.

🖤🖤🖤

Alvino melemparkan senyumnya kepada Reyna, gadis itu enggan meninggalkan London karena dirinya. Gadis itu menempatkan dirinya dalam bahaya hanya karena Reyna masih ingin bersamanya dan perasaan Alvino menghangat karena hal itu.

Gadisnya selalu membuat perasaan Alvino tak karuan, memberikan sensasi yang tak pernah Alvino rasakan sebelumnya.

"Aku mau kamu pergi dari sini secepatnya. Demi keselamatan kamu, demi aku, demi keluarga kamu, demi Jelena. Aku mohon" Alvino mengucapkannya sambil menggenggam tangan Reyna dengan erat, penuh permohonan.

Reyna mendongak menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca, "Aku akan pergi. Jangan diri kamu baik-baik. Setelah sampai Italia aku akan menghubungimu" kata Reyna sambil menangkup wajahnya dengan lembut. Alvino pun menganggukkan kepalanya pelan sebagai jawaban.

"Satu lagi, jangan pernah berpikir untuk lepas dariku, karena selamanya aku tidak akan pernah melepaskanmu dari hidupku. Ingat itu, Alvino Aldian Utama" lanjut Reyna yang kembali berhasil membuat perasaan Alvino menghangat.

"Aku juga tidak akan pernah melepaskanmu, Reyna Charlotte Martinelli. Tidak akan pernah" lirih batin Alvino sambil menatap kepergian Reyna dengan langkah lebarnya.

Kening Alvino mengerut saat melihat sinar merah yang berada tepat di punggung Reyna. Sinar itu mengikuti Reyna dengan tepat. Setelah Alvino menyadari jika itu adalah sinar yang sama seperti yang banyak dilihatnya dalam film-film action kesukaan Andine, Alvino segera melangkah cepat ke arah Reyna.

"Reyna..." panggilnya namun Reyna sama sekali tak mendengar.

Alvino pun semakin melebarkan langkahnya dan hap Alvino berhasil menarik Reyna ke dalam pelukannya sebelum gadis itu semakin jauh. Bersamaan dengan itu, Alvino merasakan sengatan panas di punggungnya.

Dor... dor... dor...

Alvino mendengar suara tembakan sebelum merasakan lagi sengatan panas di lengan dan punggungnya. Bersamaan dengan itu Reyna mendongak menatapnya dan Alvino hanya bisa menatap wajah cantik itu dengan senyum manis miliknya.

Gadisnya yang cantik, baik, dan tangguh. Alvino sangat mencintainya.

"Syukurlah kamu baik-baik saja. Aku bahagia bisa melindungimu meskipun hanya sekali" lirih Alvino dengan tangan yang berusaha menggapai pipi Reyna yang sudah basah karena air mata.

"Aku bahagia bisa melindungi kamu sekali seumur hidupku. Terima kasih sudah mencintaiku sebesar ini dan aku juga mencintaimu lebih dari yang kamu tau"

"Reyna maupun Valerie, aku mencintainya" katanya sebelum kegelapan merenggutnya.

🖤🖤🖤

Alvino membuka matanya saat cahaya yang sangat terang mengenai matanya. Alvino mencoba menyesuaikan penglihatannya dan setelahnya Alvino terdiam saat menemukan seorang anak laki-laki yang sedang menatapnya dengan senyum lebar.

Alvino mengerutkan keningnya karena tidak mengenali anak kecil itu, namun dia yakin pernah melihatnya di suatu tempat.

"Paman pasti mengingatku" katanya dengan riang yang membuat Alvino mengerutkan keningnya semakin dalam.

Anak kecil itu nampak mencebikkan bibirnya dengan lucu, "Aku Angel, keponakan Paman" katanya yang membuat Alvino melotot terkejut.

"Paman adalah yang terbaik, terima kasih sudah menjaga Mama dengan sepenuh hati. Aku mencintaimu, Paman Alvino" katanya sebelum maju dan memeluk Alvino yang hanya bisa terdiam.

"Terima kasih sudah mencintai Mama, tapi aku mohon jangan jauhkan Mamaku dari Papa. Papa juga sedih kehilanganku dan aku tidak mau mereka berpisah. Adik-adikku harus hadir secepatnya agar kalian bisa bahagia" bisiknya sebelum melepas pelukannya.

"Dan Paman juga harus kembali sekarang untuk menjaga Mamaku juga adik-adikku yang lain" katanya dengan riang gembira.

"Oh ya, Bibi Reyna juga sudah menunggu Paman untuk pulang. Jagalah Bibi Reyna dan buatkan aku sepupu yang banyak agar adik-adikku punya saudara sebaik Paman yang akan selalu menjaga mereka" anak kecil itu pun berlari menjauh. Alvino mencoba menggapainya, namun tubuhnya sama sekali tak bisa digerakkan.

"Dokter Alvino" suara itu membuat Alvino menghentikan usahanya untuk melepaskan tubuhnya yang sama sekali tidak bisa bergerak. Alvino merasa ada tali tak kasat mata yang mengikatnya dengan kuat namun sama sekali tak menyakitinya.

"Aku titip Jelena kepadamu dan Valerie, jaga dia dan cintai dia seperti kalian mencintai anak kalian sendiri. Aku tau mungkin ini terdengar aneh dan tidak masuk akal, tapi aku mohon lindungi dia, aku tidak bisa membesarkannnya" gadis itu, Valentina nampak menyeka air mata di pipinya.

"Valerie gadis yang baik dan aku yakin kau juga laki-laki yang baik hingga dia mencintaimu sebesar ini. Aku tau kalian akan selalu mencintai Jelena, jadi aku bahagia bisa menitipkannya kepada kalian" katanya dengan senyum manisnya.

Valentina maju mendekati Alvino dan menyentuh pipinya dengan senyum hangat, "Saatnya kau kembali ke sisi Reyna dan Jelena, Dokter Alvino. Kau sudah terlalu lama berada di sini dan membuat Reyna menangis" katanya sebelum membalik badannya dan berlalu begitu saja.

Alvino mencoba berteriak namun suaranya sama sekali tidak keluar. Alvino mendesis saat merasakan sengatan panas di lengannya. Dan laki-laki itu mengerutkan keningnya saat melihat darah keluar dari sana. Ingatan Alvino kembali terbang kepada saat-saat dia menyelamatkan Reyna dari tembakan.

"Apa aku sudah mati?" tanya batin Alvino.

"Kamu harus bangun, Dian! Jangan pernah tinggalin aku dan Jelena!" teriakan itu datang bersamaan dengan munculnya wajah Reyna yang menangis tak jauh darinya.

"Kamu nggak boleh mati! Nggak boleh! Aldian, kamu dengar aku, kan?! Kamu nggak mungkin ninggalin aku!" gadis itu terus menangis sambil menggoyangkan tubuhnya.

"Reyna..."

🖤🖤🖤

Gimana menurut kalian part ini? Suka nggak? Kalau suka jangan lupa vote and commentsnya ya.

See you soon.

Much love💚
Jiwoo👰🏻‍♀️
10 Oktober 2021🌱

REYNA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang