EKSTRA PART - 2

2.1K 329 8
                                    

Welcome to Ekstra Part II.

Semoga suka ya.

Happy reading semuanya.

🖤🖤🖤

Reyna mengerucutkan bibirnya saat Alvino mengajak Jelena untuk tidur bersama mereka malam ini. Demi Tuhan, ini adalah malam pertama mereka dan laki-laki itu malah membawa putri mereka untuk tidur bersama. Benar-benar Reyna ingin melempar Alvino hingga ke Gurun Sahara yang panas agar laki-laki itu mati kepanasan.

"Ama" Reyna mendesis kesal saat Jelena sudah menatapnya dengan mata birunya yang sayu karena kantuk. Bayi satu tahun lebih itu menginginkannya untuk memeluknya yang akan tidur sedangkan Alvino sudah memeluk Jelena lebih dulu.

Tentu saja ini bukan pertama kalinya mereka tidur bertiga. Beberapa hari terakhir Jelena memang tidur dengan mereka -karena Reyna memang bersihkeras untuk sekamar dengan Alvino sejak laki-laki itu datang ke kediamannya-.

Namun Reyna dan Alvino tidak melakukan apapun selain tidur -ditambah dengan sedikit ciuman- karena Alvino sangat memegang erat komitmennya untuk menyentuh Reyna setelah menikah.

Dengan segera Reyna merebahkan tubuhnya di sebelah Jelena dan memeluk bayi mungil itu karena mata birunya sudah berkaca-kaca akan menangis. Jelena yang menangis adalah hal yang sangat dibenci oleh Reyna, karena dia sudah berjanji akan selalu membahagiakan putri kecilnya itu.

"Kamu kenapa cemberut gitu? Ada yang bikin kamu badmood?" tanya Alvino dengan mata sebening madunya yang berbinar terang. Sama sekali tidak merasa bersalah karena sudah menghancurkan malam pertama mereka yang seharusnya hanya dihabiskan berdua.

"Kamu" katanya yang membuat kening Alvino mengerut tidak paham.

"Kamu yang bikin aku kesal. Demi Tuhan, Dian, malam ini malam pertama kita dan kamu ajak Jelena tidur sama kita. Gimana kita mau main kalau ada Jelena?!" katanya yang berhasil membuat Alvino hampir terbahak namun laki-laki itu menahannya, takut jika Jelena terbangun dari tidur nyenyaknya.

"Besok dan hari-hari selanjutnya masih ada waktu, Sayang. Kenapa harus malam ini?" tanya Alvino sambil mengusap kening Reyna yang mengerut. "Lagipula Jelena masih terlalu kecil untuk punya adik. Jadi kita tahan punya anak dulu ya sampai Jelena agak besar" katanya yang membuat Reyna melotot.

"Maksud kamu kita nggak begituan sampai Reyna besar?!" suara Reyna benar-benar nyaring hingga Jelena terkejut dan menangis. Dengan segera Reyna menggendong Jelena dan mengayunkannya. Reyna sangat merasa bersalah sudah menganggu tidur putri kecilnya itu.

Sambil mengayunkan tubuh mungil itu, Reyna terus saja mengucapkan kata maaf yang sangat lucu di mata Alvino. Dengan pelan laki-laki itu memeluk Reyna dari belakang dan ikut mengayunkan Jelena yang sudah tenang dan mulai kembali terlelap dalam tidurnya.

"Tentu saja bukan itu maksud aku, Sayang. Gimana aku bisa tahan nggak menyentuh kamu padahal kamu adalah istriku?!" bisiknya lembut sambil mengusap pipi Jelena yang kemerahan setelah menangis.

"Tapi kita harus menahan punya anak setidaknya sampai Jelena berumur lima tahun. Kita harus membesarkan Jelena dengan baik karena Valentina sudah memberikan bidadarinya untuk kita. Kita tidak bisa mengecewakannya" lanjutnya yang membuat perasaan Reyna menghangat.

"Ya, kamu benar, kita harus fokus dulu ke Jelena" balas Reyna sebelum mengecup kening Jelena. "Aku tau kamu adalah Ayah yang baik. Aku mencintaimu" dan selanjutnya Reyna pun mengecup bibir suaminya.

"Aku pun tau kamu akan menjadi Ibu yang baik untuk Jelena juga anak-anak kita kelak, Reyna" balas Alvino sebelum memanggut bibir manis istrinya.

"Ti amo, moglie mia"

"Ti amo anch'io , marito mio"

🖤🖤🖤

Reyna membuka matanya saat mendengar suara tawa Jelena yang riang gembira. Senyumnya melebar saat menemukan Alvino yang hanya menggunakan celana pendek tanpa atasan sedang mengajari Reyna berjalan dengan berpegangan kepada dinding.

Bayi mungil itu nampak fokus belajar berjalan lalu tertawa saat tubuhnya jatuh terduduk karena kakinya yang masih terlalu lemah. Sedangkan Alvino hanya melihatnya sambil memberi semangat, tidak membantu Jelena untuk bangkit karena menurutnya itu cara yang ampuh untuk mengajari Jelena menjadi anak yang mandiri.

"Apa" Jelena nampak menatap Alvino dengan mata berkaca-kaca dan bibir yang dikerucutkan saat entah sudah untuk yang keberapa kalinya bayi mungil itu jatuh terduduk. Nampaknya Jelena sudah lelah dan ingin digendong oleh Padrenya, namun dengan jahatnya Alvino menggelengkan kepalanya.

"Kalau mau digendong Padre, Jelena harus merangkak ke Padre" katanya namun Jelena malah menggelengkan kepalanya dengan lucu. "Oh nggak mau, yaudah Padre mau tidur lagi" dan Jelena pun langsung menangis saat Alvino bangkit dari duduknya.

Dengan tawanya yang renyah Alvino langsung mengambil Jelena ke dalam gendongannya dan menimangnya dengan lembut. Jelena pun langsung menyandarkan kepalanya di bahu sang Ayah. Benar-benar gambaran seorang anak perempuan yang sangat manja kepada Ayahnya.

Alvino menolehkan kepalanya dan menemukan Reyna yang sudah bangun dan menatap mereka dengan senyum lebar. "Buongiorno, Madre" kata Alvino dengan suara yang dibuat seperti suara anak kecil yang membuat Reyna terkekeh. Alvino memang sering melakukannya, namun Reyna tetap merasa lucu setiap Alvino melakukannya.

"Selamat pagi sayangnya Madre" kata Reyna sambil mengulurkan tangannya, meminta Jelena untuk masuk ke dalam gendongannya. Tapi yang ada Jelena malah menolaknya, Jelena semakin menelusupkan kepalanya ke bahu Alvino.

"Kok Madre ditolak" kata Reyna kecewa karena untuk pertama kalinya Jelena menolak dirinya.

"Soalnya semalam kamu buat dia nangis, jadi Jelena ngambek" kata Alvino yang membuat Reyna cemberut. "Sayang, Madre minta dicium tuh" kata Alvino yang membuat Jelena menatap Reyna beberapa saat sebelum memajukan bibirnya untuk dicium Reyna. Reyna yang melihatnya pun segera mencium putri kecilnya itu sebelum Jelena kembali menyembunyikan wajahnya di leher Alvino.

"Semakin hari dia makin nurut sama kamu. Kamu pakai pelet apa sampai anak kecil pun jatuh cinta sama kamu" kesal Reyna sambil berlalu menuju kamar mandi, ingin membersihkan diri.

"Aku pakai susuk" dan kaos Reyna pun mendarat di wajahnya yang membuat Jelena melotot menatap pintu kamar mandi.

"AMA!!!"

🖤🖤🖤

See you soon.

Much love💚
Jiwoo Lee👰🏻‍♀️
02 Desember 2021🌱

REYNA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang