Reyna - 32

1.9K 379 17
                                    

Hi semuanya aku update tengah malam banget. But I hope you guys like this part.

Happy reading.

🖤🖤🖤

Reyna menunggangi kudanya menyusuri jalan setapak yang ada di Toskana. Bukan kuda Aldian, tapi kuda yang sengaja ia sewa untuk menikmati pemandangan indah kota kelahiran Michelangelo Buonarroti itu.

Di belakangnya, David Martinez mengikutinya dengan setia. Dan jangan lupakan beberapa anak buahnya yang sedang menyamar menjadi warga sekitar.

Reyna sangat bosan di mansionnya karena tidak ada orang satupun di sana kecuali dirinya dan Jelena. Reynald sedang ada urusan di Pennsylvania, sedangkan Reymond sedang mengunjungi kawan lama di Yekaterinburg. Lalu Hazelina sedang mengunjungi Anderson di Liverpool. Tinggallah Reyna dengan Jelena.

Liana, adiknya itu hanya berkunjung selama satu minggu sebelum kembali ke Indonesia karena kuliahnya sedang tidak bisa ditinggal. Namun begitu Reyna tetap bahagia, setidaknya dia bisa menghabiskan waktu indahnya dengan sang adik untuk melepas rindu. Reyna harap setelah ini Margareth mau berkunjung ke Italia atau bahkan menetap dengannya.

"Dave, menurutmu Bundaku bagaimana?" tanya Reyna setelah menyuruh David untuk berada di sebelahnya.

David menatap Reyna dengan senyum lembut, "Aku tau maksud dari pertanyaanmu, Nona Muda" katanya yang membuat Reyna tersenyum malu.

"Dia wanita yang baik, aku mengatakannya karena aku melihatnya sendiri. Dia merawat para anak-anak yang dibuang oleh orang tuanya dengan tulus. Tidak pernah meminta balas budi, padahal Valerie sudah sekaya sekarang. Aku mengaguminya, Nona Muda" kata David yang membuat Reyna sontak bersorak hingga kudanya terkejut. Untung saja sekarang Reyna cukup mahir menaiki kuda sehingga kudanya dapat kembali tenang.

"Tapi untuk pernikahan sepertinya tidak bisa, Señorita" lanjut David yang membuat senyum Reyna meluntur.

"Kami berbeda. Dia wanita yang mulia sedangkan aku adalah pria yang dipenuhi dosa. Lalu hidupku juga berbahaya, aku tidak akan pernah bisa menempatkan orang lain di dalam bahaya" David tersenyum kecut yang membuat Reyna menghela nafasnya.

Reyna turun dari kudanya diikuti oleh David. Keduanya kini berada di tepi sebuah danau. "Dave, kau tau aku juga tidak mau menempatkan Madreku di dalam bahaya. Tapi aku memilihmu untuk menjaganya karena aku yakin kau bisa. Kau bisa membahagiakannya, Dave, hanya kau" kata Reyna tercekat.

"Sejak kecil aku memanggilnya Bunda, dia satu-satunya orang tua yang aku punya. Dia mencintaiku dengan tulus padahal aku bukan anak kandungnya. Asal kau tau, pernah ada lelaki yang datang untuk melamarnya, dia pria kaya raya yang juga tampan. Dia mau meminang Bunda dengan syarat dia harus meninggalkan panti asuhan tempatku tinggal" Reyna pun menatap David dengan air mata di pelupuk matanya.

"Margareth, Bundaku menolaknya karena dia tidak bisa meninggalkanku. Dia bilang, dia tidak akan bisa hidup tanpa aku dan adik-adik yang lain. David, Bunda mengorbankan masa mudanya demi membahagiakan anak-anak orang. Apa kau pikir aku baik-baik saja? Dia mengorbankan masa depannya yang cerah hanya untuk anak-anak buangan seperti kami"

"Setelah aku bertemu denganmu, aku merasa kau cocok dengannya. Aku merasa kau bisa membahagiakannya. Aku tau Bunda sudah bahagia dengan kami, tapi bagaimanapun aku ingin melihatnya bahagia di dalam sebuah pernikahan"

"David Martinez, aku memohon kepadamu, tolong bahagiakan Madreku" Reyna menangis sambil menangkupkan tangannya di depan dada.

David Martinez segera berlutut di hadapan seorang Reyna Martinelli. "Jangan memohon, Señorita, aku mohon jangan!" kata David sambil mendongak menatap Reyna.

"Aku akan terus memohon..."

"Aku tidak akan membiarkanmu memohon lagi, Nona Muda" David segera menunduk dan menarik nafasnya dalam-dalam.

"Aku akan mengabulkan permintaanmu, Nona Muda Reyna. Aku akan menikahi Margareth" kata David yang membuat Reyna segera memeluk David.

"Maafkan aku yang egois" bisik Reyna.

David segera menangkup wajah Reyna dan menghapus air matanya. "Tidak, kau tidak egois, Señorita" David tersenyum lebar mencoba menenangkan sang Nona Muda. "Mungkin sudah takdirku bersama dengan Margareth, Tuhan membuat kami melajang selama ini untuk menjadi takdir satu sama lain" katanya yang membuat Reyna langsung memeluknya.

"Aku mencintainya, aku mencintaimu, aku sangat mencintai kalian. Aku ingin melihat kalian berdua bahagia" bisik Reyna yang diangguki oleh David.

🖤🖤🖤

Reyna merebahkan diri di ranjang yang ada di rumah yang sengaja ia sewa untuk menghabiskan waktu di Toskana. Di sampingnya, Jelena sedang menatapnya dengan mata birunya yang berbinar cerah.

Oh Reyna sangat mencintai putri kecilnya itu.

"Jelena, kau putri Madre yang berharga. Madre mencintaimu" bisik Reyna yang dijawab Jelena dengan tawa riangnya. Bayi mungil itu segera membalik badannya untuk merangkak mendekati Reyna sambil meninggalkan mainannya dan Reyna dibuat tertawa olehnya.

"Nona Muda, Tuan Utama sudah datang" lapor David dari luar kamarnya.

Reyna segera bangkit dan menggendong Jelena. "Padre sudah datang, Sayang" kata Reyna saat Alvino sudah ada di depannya dengan senyum lebar.

Jelena segera melebarkan tangannya meminta digendong oleh Alvino yang langsung disambut oleh laki-laki itu. Mereka sudah lama tidak bertemu, mungkin sudah dua bulan Reyna tidak berkunjung ke Inggris.

"Kamu minta aku datang setelah seminggu nggak ada kabar" kata Alvino dengan suara manja. Wajahnya sudah keruh dengan bibir yang dikerucutkan. Reyna pun tertawa melihat hal tersebut, dia selalu dibuat gemas dengan tingkah laku Alvino.

"Aku sibuk, Dian..."

"Sibuk sama Pangeran abal-abal itu?!" kesal Alvino masih dengan tangan yang menimang Jelena yang sudah mulai mengantuk.

Reyna segera menoleh ke arah David yang sudah menunduk. "David Martinez?!" panggilnya dengan keras yang membuat Alvino memelototi sang kekasih.

"Paman, kau bisa pergi" kata Alvino yang membuat David segera berlalu setelah memberi hormat.

"Aku hanya percaya dengan Paman David, jadi aku memintanya untuk melaporkan apapun yang sedang kamu lakukan. Seminggu tidak ada kabar dan aku mendengar berita kalau kamu sibuk berduaan dengan si Pangeran Spanyol itu" kata Alvino menjelaskan.

Reyna menghela nafasnya. Dia tau Alvino cemburu dan khawatir dengannya, bukankah itu sangat romantis?! Namun di sisi lain, Reyna merasa Alvino sangat berlebihan.

"Aku cuma nggak ada kabar seminggu..."

"Kamu janji akan selalu kabari aku, minimal sekali sehari. Ck, minum obat aja masih tiga kali sehari" katanya sambil membawa Jelena ke ranjang untuk ditidurkan. Bayi berumur satu tahun itu sudah lelap di dalam mimpinya.

"Okay, aku minta maaf, Sayang" akhirnya Reyna mengalah. Jika dilanjutkan perdebatan mereka akan berlanjut menjadi sebuah pertengkaran, dan Reyna tidak mau menghancurkan waktu indah mereka yang terbatas.

"Peluk aku" kata Alvino yang langsung membuat Reyna memeluknya dengan erat. Alvino pun segera menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Reyna.

"Aku juga minta maaf. Aku hanya nggak suka kamu dekat-dekat sama dia. Dia lebih segalanya dari aku, Reyna, aku takut kamu berpaling" bisik Alvino. Reyna pun segera mengelus kepala Alvino.

"Sesempurna apapun laki-laki lain, kamu tetap laki-laki yang aku impikan untuk menemani masa tuaku, Aldian"

🖤🖤🖤

What do you think about this part?

Kalau suka jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote and comments.

See you soon.

Much love💚
Effe👰🏻
25 Juli 2021🌱

REYNA✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang