03. Mencangkul Di Sawah?

54 7 1
                                    

Eng ing eng, Zilong tercyduk.

"Apa yang mereka katakan, Harith? Apa mereka sedang membicarakan ku?" Tanya Granger dengan wajah datar tapi terlihat agak marah.

"Ah, nggak. Kamu terlalu sensitif saja. Mereka bilang kamu ini keren dan cool." Jawab Harith.

Mengetahui bahwa Harith tidak mengatakan pembicaraan Zilong yang sesungguhnya, Zilong bernafas legah. Dia itu asisten dan bodyguard pribadinya Silvana, jangan sampai membuat keributan dengannya. Tapi... persetan lah, aku kan gak bilang dia keren dan cool. ( ͡°Ĺ̯ ͡° )

"Good. Terimakasih pujiannya." Ucap Granger.

"Aku nggak bilang kau.... ah, maksudku iya benar kamu keren dan juga cool. Hehehe." Zilong terpaksa tersenyum.

Dari kejadian tersebut Zilong harus waspada jika ngomong sesuatu. Terutama saat di dekat bodyguard ras Leonin tersebut.

"Dalam misi kalian kali ini kalian tidak akan sendirian, aku akan mengundang seseorang ahli lagi yang akan mendampingi kalian." Ucap Silvana.

"Siapa orang itu, tuan putri?" Tanya geng tamvan.

"Aku akan mempertemukan kalian jika sudah mendekati hari-H. Lalu Claude.." Silvana menoleh kearah Claude.

"Iya." Claude menunjuk wajahnya sendiri. Dia masih tak percaya orang nomor satu di Moniyan memanggil namanya.

"Aktingmu saat tampil di teater Lightborn keren sekali." Silvana tertawa kecil sambil menutup mulutnya.

"Ah terimakasih putri Silvana." Claude baru ingat jika saat pementasan di Teater Lightborn, putri Silvana juga hadir secara diam-diam. Penampilan Claude begitu menarik mata penonton.

"Aku dengar kau sedang mendalami skill seorang Marksman ya? Jika kau membutuhkan senjata kau bisa mendatangi tempat ini." Lalu Silvana memberikan sebuah kartu nama dan sebuah token berwarna emas. Token dengan bentuk seperti pin.

Claude menerimanya dengan wajah yang surprise!

"Weapon Master Shop? Bukankah itu toko senjata paling terkenal di Moniyan milik Mr. Leomord?" Ucap Claude.

"Benar sekali. Tunjukan emblem tersebut jika ingin berbelanja di sana." Silvana mengangguk.

*Teng teng teng..

Bel tanda pulang sekolah berbunyi.

Tanpa terasa Silvana dan kepala sekolah Tigreal masih melanjutkan diskusi mereka meskipun bel pulang sudah berbunyi, alhasil geng tamvan pulang agak telat.

"Sekolah akan mengumumkan adanya kerja praktek esok hari. Sekarang kalian pulanglah ke rumah masing-masing, tuan putri Silvana akan menghadiri meeting penting dengan perwakilan Monastery of Light membahas banyak hal." Ucap kepala sekolah Tigreal.

"Monastery of Light?!" Wajah geng tamvan berubah ketika mendengar nama Monastery of Light.

"Kalian jangan panik, ini adalah urusan global Moniyan Empire, kalian tak usah memikirkan hal ini. Fokus saja pada proses belajar mengajar kalian di Sekolah Pahlawan, dan juga misi yang akan kalian jalankan." Ucap kepala sekolah Tigreal.

"Baiklah kami mengerti pak kepala sekolah Tigreal." Ucap geng tamvan.

Kemudian mereka berempat pamit pulang.

Seperti biasa, Odette yang setia masih menunggu Lancelot di luar gerbang sekolah.

*Brum brum brum.

Empat motor yang ditunggangi masing-masing geng tamvan berhenti di depan gerbang sekolah. Geng tamvan selalu pulang kerumah beramai-ramai sampai persimpangan jalan dimana mereka harus berpisah.

Mobile Legend Amazing Stories 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang