02. Kunjungan Tak Terduga

79 8 8
                                    

~ Sekolah Pahlawan ~

Hari pertama di semester ketiga. Seperti sekolah-sekolah pada umumnya, di awal semester semua murid begitu woles dan santuy, karena hanya diisi dengan jam kosong dan pengumuman-pengumuman dari pihak sekolah.

Seperti biasa, geng tamvan terlihat malas-malasan di atas bangku mereka. Mereka rebahan menunggu jam pulang. Cuma Zilong yang sedang melempari Balmond dengan gumpalan kertas yang sudah diremas menjadi bulat sambil memasang ekspresi bosan.

*Puk puk puk.

Sejumlah kertas mengenai punggung Balmond lalu jatuh ke lantai.

"Heii!! Kemana tata krama mu? Melempari kawannya dengan kertas lalu bikin sampah sembarangan. Cepat bereskan atau ku kampak leher kau sampai putus!"

Terdengar suara seorang perempuan bersuara besar dan keras memarahi Zilong sambil meremas-remas tangannya.

"Ah! Iya, iya aku beresin bu ketua kelas." Zilong panik, lalu bangkit dari bangkunya dan segera memungut kertas di lantai.

Perempuan yang memarahi Zilong adalah Hilda sang ketua kelas.

Hilda menghampiri Balmond. "Tak apa Mon, kalau kau terus-terusan di ganggu sama cowok-cowok cupu ini, bilang saja sama aku. Biar ku lempar semua ke semak-semak."

Balmond malah memalingkan muka tak menatap Hilda sama sekali. Dia diam seribu bahasa.

"Kamu kenapa Mon? Trauma di buli mereka?" Tanya Hilda tapi tetap tak mendapat respon dari Balmond.

"Sudahlah bu ketua, aku tuh melempari si Balmond sama kertas soalnya dari pagi dia diem terus, nggak kayak biasanya dia seperti itu. Biasanya kalau dibuli dia mbales, tapi sekarang diem saja. Gak seru ah." Zilong merebahkan tubuhnya kebelakang sambil ditopang oleh kedua tangannya.

"Kalau Balmond trauma gara-gara kalian, awas akan ku laporkan ke BP kalian." Ucap Hilda.

"Mana mungkin, Balmond kan peringkat satu semester lalu, mental dan ke teguhan hatinya pasti sudah sekuat baja. Gak mungkin dia trauma sama kita. Toh dia juga malah suka kalau di buli." Zilong geleng-keleng kepala.

Ketika keduanya sedang mengobrol datanglah Layla.

"Sebelum bel pulang sekolah kalian berempat dipanggil untuk menemui pak kepala sekolah Tigreal." Layla menunjuk ke arah geng tamvan.

"Oke siap. Apa kau nggak ingin mencariku?" Tanya Zilong.

"Nggak. Trimakasih." Layla melengang pergi.

"Cie yang masih mengharapkan." Terdengar celetuk Lancelot di bangku sambil rebahan dengan posisi wajah telungkup ke bawah.

"Uh.. nggak sih, biasa aja." Zilong memincingkan sebelah alisnya.

"Pak Tigreal mau bertemu kita?" Ucap Ling bangun dari rebahannya.

Claude juga bangun dari rebahannya lalu tidur lagi.

Apa calon pahlawan itu kerjaannya rebahan saja ya?

Singkat cerita, jam pulang sekolah pun hampir tiba. Sehari penuh tak ada jam pelajaran, isinya hanya mendengar pengumuman, males-malesan dan ngerjain Balmond saja.

Keempat member geng tamvan pergi menghadap kepala sekolah Tigreal.

Ketika mereka masuk, mereka melihat pria berbadan gempal mengenakan setelan jas sedang berdiri menanti mereka. Di sebelahnya berdiri profesor Gord dan . . . . .

"Putri Silvana!!!"

Seluruh member geng tamvan melonjak kaget. Orang nomor satu di Moniyan tiba-tiba saja berada di sekolah mereka. Meskipun mereka tahu hubungan apa yang terjalin antara pak kepala sekolah Tigreal dengan putri Silvana, tapi mereka tak pernah membayangkan orang nomor satu di Moniyan Empire akan datang langsung mengunjungi sekolah.

Mobile Legend Amazing Stories 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang