Born To You •Jaeyong• [END]

‹19› Δεκαεννιά

¬Born To You¬

Original story by Jen_na23
Please Leave Your Vote And Comment🙏

☘️ENJOY YOUR READ🍀

Taeyong berlari dan memasuki bilik kamar mandi. Ia tak memedulikan Ten yang terus memanggilnya dengan keras.

Ia mencengkram kepalanya sendiri.

“Tidak—aku pasti bermimpi! Tidak ada laki-laki yang bisa hamil! Tidak mungkin!” gumamnya.

Ia melihat sebuah kaca di bilik kamar mandi itu, lalu menatap wajahnya yang cantik namun berantakan.

Seketika kata-kata Doyoung dan Tiffany bercampur menjadi satu di otaknya.

Ia menjambak rambutnya dengan kuat dan terus menggelengkan kepala.

“Aku tidak percaya! Itu omong kosong! Aku tidak percaya! Arghhh!” teriaknya.

Ten menggedor pintu kamar mandi itu dengan kuat, namun Taeyong seolah tak mendengarnya.

Pyaarrr!

Ten semakin terkejut kala suara pecahan kaca itu berasal dari dalam sana.

Rupanya, Taeyong memukul kaca itu hingga pecah dan berjatuhan.

“Taeyong! Seseorang tolong aku! Tolong!” Ten berteriak histeris.

Ia berlari keluar dari kamar mandi itu dan kembali berteriak.

“Tolong! Tolong aku!” teriaknya.

Namun tak ada orang sama sekali. Entah ini telah direncanakan atau memang dewi fortuna tidak berpihak pada Ten.

“Kumohon tolong aku!” ia berteriak, namun sedikit melemah.

“Ten!” teriakan berat seseorang dari arah kiri Ten, membuat laki-laki mungil itu terlonjak bahagia.

“JOHNNY!” panggilnya.

Ketika Johnny sudah sampai didepannya, Ten langsung menariknya ke bilik yang dimasuki oleh Taeyong.

“Dobrak pintu ini! Cepat! Taeyong di dalam! Cepat!” Ten mendesak dengan histeris.

Johnny hanya membelalakkan mata dan kemudian melakukan apa yang diperintahkan oleh Ten.

Dengan sekuat tenaga, ia mendobrak pintu kamar mandi itu. Ketika pintu iti terbuka, Ten langsung berteriak sembari menangis, sedangkan Johnny shock atas apa yang dilihatnya.

“TAEYONG!!!” teriak Ten.

Tepat didepan mereka, Taeyong menggores wajahnya sendiri; masih dari bagian sebelah kanan matanya dan pipinya dengan pecahan kaca.

“Apa yang kau lakukan?!” Johnny langsung memukul tangan Taeyong hingga kaca itu terjatuh.

“Tae! Cukup! Kenapa kau seperti ini?!” bentak Ten.

Ia langsung merangkul Taeyong yang sedikit lebih tinggi darinya, meski begitu ia tetap memeluk sahabatnya ini.

“Apa yang kau lakukan, Tae? Jangan berbuat seperti ini.” ujar Ten lemah.