Kini kita berfokus kepada kelompok anak kelas satu yang dijaga oleh Nanami.
Anak kelas satu tidak tahu kalau guru mereka Gojou pergi melakukan misi bersama anak kelas dua karena Gojou sendiri yang meminta. Ia tidak ingin anak kelas satu mengetahui kalau dia bersama anak kelas dua akan mencari Air Mata Suci Kaneyama untuk membangkitkan (Name) yang sedang koma.
Tentu saja hal ini bertujuan supaya anak kelas satu tidak terlalu memikirkan kondisi (Name) yang aslinya sedang koma atau mereka akan berakhir marah kepada Gojou karena sudah membohongi mereka.
Adegan dimulai dengan Fushiguro sedang duduk disamping ranjang yang ditiduri oleh (Name) dengan berbagai alat nafas, pendeteksi jantung, bahkan tubuh (Name) yang kehilangan sebagian anggota tubuhnya pun diperban cukup banyak. Fushiguro merenung kepada dirinya sendiri... Jika seandainya dia yang pergi bersama (Name) saat kejadian di Taman Ueno itu.
'Seandainya... Jika Gojou-sensei tidak pergi... Aku pasti akan bersama (Surname) saat itu juga....'
Mengingat kembali kondisi (Name) saat di Danau Shinobazu itu, Fushiguro mengeratkan kedua tangannya dalam kengerian. Ia tidak bakal menyangka... Kondisi (Name) yang kala itu tidak mungkin bertahan hidup masih bisa memiliki kehidupan. Ia kini berpikir... Apa yang dilakukan (Name) di alam bawah sadar sana? Apa ia baik-baik saja?
Grek!
Tak berselang lama, pintu ruang medis terbuka dan muncullah Yuuji memasuki ruangan tersebut sambil membawa sebuket Bunga Matahari ke dalam ruang medis. Melihat keberadaan Fushiguro, Yuuji lantas menyapanya.
"Yo, Fushiguro. Kau disini juga ternyata."
Fushiguro menoleh dan menatap Yuuji yang sedang membawa buket Bunga Matahari tersebut.
"Itadori, kau beli dimana bunga itu?" Tanya Fushiguro.
"Aku beli di Distrik Shinjuku... Khusus untuk (Surname) yang saat ini masih tertidur."
Yuuji kemudian menaruh buket bunga tersebut di meja yang sudah disediakan dan menatap (Name) dengan tatapan yang datar... Meski ada rasa kesedihan dibalik tatapan tersebut.
"Bicara soal bunga... (Surname) menanam bibit Bunga Matahari dari almarhum Ibunya." Ucap Fushiguro.
"Benarkah? Kalau gak salah itu bibit terakhir dari Ibunya sebelum meninggal ya...." Sahut Yuuji.
"Aku tidak tahu seperti apa perasaan (Surname) kehilangan orang tuanya... Mungkin seperti aku kehilangan Ayahku."
Tidak, Megumi sebenarnya tidak memiliki perasaan apapun mengenai kematian ayahnya, Fushiguro Toji, di tangan Gojou. Sejak kecil, Megumi merasa ayahnya hanya mementingkan pekerjaan dibanding keluarga. Ini sebabnya hubungan Megumi dengan ayahnya terbilang tidak mulus.
Meski begitu... Ada secuil kerinduan dari Megumi kepada ayahnya tersebut. Kira-kira apa yang sedang dilakukan ayahnya di alam sana?
"Bicara soal (Surname) ya. Pertama kali ketemu sama dia, entah kenapa rasanya aku senang sekali memiliki teman sesama daerah Sendai. (Surname) itu... Bagiku terlalu unik. Dia mungkin tidak terlalu manis dalam bersikap, tapi aku merasa dia memiliki pesonanya sendiri walaupun dia tidak pernah menunjukkan pesonanya. Kalau kau gimana, Fushiguro? Apa kau merasakan hal yang sama?"
Mendengar pertanyaan dari Yuuji, Fushiguro terdiam sejenak sambil memikirkan jawaban apa yang cocok untuk pertanyaan tersebut. Bisa dibilang... Fushiguro juga merasakan hal yang sama saat melihat (Name), namun dalam keadaan yang berbeda.
Fushiguro jatuh cinta kepada (Name) saat pertama kali bertemu di Stasiun Shibuya itu. Entah apa yang membuatnya tertarik, namun ia sudah bisa merasakan kalau (Name) bukan gadis biasa pada umumnya. Sosoknya yang blak-blakkan dan semaunya menjadi nilai plus untuk gadis tersebut, apalagi dia berani berbeda dalam bertindak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jujutsu Kaisen ~ 呪縛の隆盛呪怨 ~
FanfictionTragedi yang menimpa dirimu mengubah nasibmu untuk selamanya. Terikat oleh kontrak kutukan wanita misterius yang menyebut dirinya Ryuuseijuen, kau mengalami berbagai hal supranatural dan perjalananmu sebagai Penyihir Jujutsu dimulai! Disclaimer © Ju...
