Hari ini pertandingan Quidditch antara Slytherin dan Gryffindor, aku penasaran siapa yang menggantikan posisi si Potter itu. Aku yakin pasti pertandingan kali ini akan dimenangkan oleh Slytherin.
Aku memasuki lapangan dan mulai mengelilingi nya, aku melihat tim Gryffindor payah dari kejauhan dan merasa ada yang aneh. Tidak mungkin. Bagaimana bisa ia yang menggantikan Potter, kupikir posisinya akan diberikan kepada pacarnya yang seorang Weasley. Wajahnya pucat sekali, aku yakin pasti ia sedang sakit. Namun kenapa kau harus memaksakan diri? Nanti kalau terjadi apa-apa bagaimana. Ia melihatku biasa saja seolah hal ini adalah hal yang memang akan terjadi.
Pertandingan telah dimulai, aku cukup senang karena tim Gryffindor benar-benar payah dan berantakan. Aku memperhatikan sekitar, memastikan bahwa aku tidak melewatkan snitch dan secara tidak sengaja aku melihat dia sedang melamun di sisi lain lapangan. Aku menghampirinya, hanya sekedar untuk bertanya.
"Hydra"
"Draco, kenapa kau disini? Kita sedang menjadi rival" Dia cukup terkejut dengan kedatangan ku, dugaan ku benar karena pasti ia sedang melamun jika sedang sendiri.
"Aku tahu. Aku sempat terkejut kau yang menggantikan Harry"
"Yeah seperti yang kau lihat sekarang"
Ia kembali memerhatikan pertandingan yang sedang berlangsung dan mengabaikan ku, aku yakin ia tidak mau terlihat dekat denganku di hadapan banyak orang. Kulihat dari kursi penonton Pansy sedang menyumpahi Hydra karena aku menghampirinya. Dasar perempuan freak.
Aku menghampirinya lagi dan menanyakan hal yang ku khawatir kan sejak awal melihatnya bermain Quidditch menjadi seorang seeker menggantikan Potter.
"Kenapa memaksakan diri? Kalau kau kenapa-napa bagaimana?"
"Apa maksudmu? Aku baik-baik saja" Yeah, dia menyangkal. Seharusnya ia tahu bahwa aku tidak mudah ditipu.
"Aku tidak bisa ditipu. Aku tahu kau sedang sakit, kenapa harus memaksakan diri?"
"Aku tidak apa-apa. Percaya padaku, aku akan baik-baik saja Draco" Baik-baik saja apanya, mukanya benar-benar pucat melebihi diriku. Bibirnya juga pucat, matanya sayu dan terlihat lebih lemas dari biasanya.
Ia menjauhiku, terbang menuju sisi lain, aku mengikuti arah pandangannya. Well, Potter dan Granger yang sedang menatapku dengan tatapan penuh intimidasi. Wajar saja jika ia menjauhiku. Lagi-lagi ia kembali melamun di kala kesendirian nya, namun lamunan nya pecah dan ia mulai menerbangkan sapunya mengejar sesuatu. Oh itu snitch, ia sudah menemukannya. Walaupun ia adalah temanku namun bagaimanapun benar katanya kalau kami rival untuk sekarang.
Aku terbang di sebelahnya, sama-sama mencoba mendapatkan snitch. Namun pertandingan kali ini berbeda, aku tidak mencoba menjatuhkan seeker lawan untuk mempermudah ku mendapatkan snitch. Aku membiarkannya, aku hanya sekedar terbang di sampingnya tanpa berniat mencelakainya sama sekali.
Ia tetap gigih untuk menangkap snitch itu, namun lama-kelamaan sapunya tidak seimbang. Ia terbang melambat jauh di belakang ku, aku memperlambat laju terbang ku dan menengok ke belakang berniat untuk memeriksa keadaan nya. Damn, keadaannya benar-benar buruk. Jangankan sapu, tubuhnya saja sudah oleng seperti ingin jatuh dari atas sapu. Aku baru saja ingin menghampiri nya sampai—
"HYDRA MENYINGKIR"
Ku lihat dari ujung mataku dengan bodohnya Crabbe memukul bludger ke arahnya. Aku segera terbang ke arahnya namun sialnya aku kalah cepat dengan bludger sialan itu. Bludger itu menghantam keras kepalanya, ia terjatuh bebas di udara layaknya daun yang gugur dari pohon. Tergeletak kaku di tanah tanpa ekspresi sama sekali, aku sudah tidak peduli dengan sekitarku. Yang ku pedulikan hanyalah dirinya seorang, aku turun dari sapuku dan melemparnya asal. Aku berlari sekuat tenaga ke arahnya, dari kejauhan ia terlihat tersenyum padaku. Lalu ia benar-benar kehilangan kesadaran sepenuhnya.
Aku panik, bingung, cemas, takut, marah, kesal, merasa bersalah, semuanya bercampur menjadi satu. Tanpa lebih lama lagi aku langsung menggendong tubuhnya dan segera pergi menuju Hospital Wing secepatnya. Aku benar-benar tidak mempedulikan tanggapan teman-teman nya maupun orang lain yang menonton pertandingan. Yang ku prioritas kan hanyalah keselamatan nya sekarang. Aku akan benar-benar membunuh Crabbe jika sampai terjadi sesuatu yang fatal terhadapnya.
Ia tak sadarkan diri dengan muka tenangnya yang dilumuri darah karena hidungnya. Ia mimisan dan itu tidaklah sedikit, aku langsung membaringkan nya di ranjang rumah sakit dan segera memanggil Madam Pomfrey untuk segera mengobati nya. Madam Pomfrey benar-benar terkejut melihat keadaan dia. Ia langsung bergegas kesana-kemari, memanggil beberapa orang untuk membantunya. Tak lama dari itu teman-teman asramanya datang melihat keadaannya dan mulai menghakimiku secara sepihak.
"Malfoy! Kau boleh saja menyakiti ku, namun tidak dengan Hydra. Kau benar-benar seorang pengecut" Lihatlah Potter, ia benar-benar mengira bahwa aku berniat untuk menyakiti nya.
"Aku hanya berusaha menolong nya Potter. Jangan salah paham"
"KAU. Jangan pura-pura baik dan peduli di hadapannya karena aku tau kau pasti adalah dalang di balik semua ini" Weasley darah penghianat, berani-berani nya ia menuduhku asal. Jika bukan karena dia mungkin aku sudah menjawab kata-kata sarkasnya.
"Harry, Ron sudahlah. Malfoy bisakah kau pergi dari sini? Aku benar-benar muak melihat wajahmu"
Aku pergi. Jika saja bukan karena dia aku pasti sudah membalasnya, dengan rasa marah yang masih terpendam aku langsung pergi menuju ruang rekreasi Slytherin untuk menemui si bodoh Crabbe. Berani-beraninya ia menyakiti orang kesayanganku setelah ibuku.
Hydra. Gadis muggleborn yang tidak sengaja tersortir di asrama Gryffindor, matanya yang coklat gelap dengan rambut Brunette yang selalu terkuncir rapih membuat penampilannya begitu sederhana namun tetap elegan bagiku. Aku yakin ia sebenarnya adalah anak Slytherin yang tersortir ke Gryffindor terlihat dari sikapnya yang sangat ambisius dan penuh kelicikan, tatapannya pun sangat mengintimidasi dan orangnya sangat teliti. Tapi hatinya begitu murni dan lembut tidak seperti kelihatannya, senyum nya mengingatkan ku akan seseorang yang kutemui kala itu. Anak itu mempunyai senyuman yang mirip dengan seorang gadis yang kutemui di sebuah taman.
Menurutku Hydra sangatlah unik, ia bisa menempatkan diri harus bersikap bagaimana dengan semua orang. Tingkahnya juga unik, aneh seperti Luna Lovegood namun tidak se annoying dirinya. Terkadang ia juga bertingkah seperti semak belukar yang sangat menyukai buku dan sangat caper tentunya, tapi Hydra tidak sama dengannya. Hydra tidak bisa dibandingkan siapapun yang ada di dunia ini. Lagi-lagi posisi penyihir terbaikku digantikan oleh orang lain. Ya, Hydra mendapatkan posisi pertama penyihir terbaik tahun ajaran ke-4. Cukup membagongkan (mengesankan) memang di tahun pertamanya di Hogwarts namun ia bisa mengejar semua ketertinggalan nya.
"VINCENT CRABBE"
Aku membanting pintu asrama, mencari sosok bertubuh besar itu dan menarik kerah kemeja nya. Semua orang di asrama berkumpul mengerumuni ku dan Crabbe, bahkan Pansy pun mencoba meleraiku namun tidak bisa. Karena aku sudah kalap, aku meninju batang hidungnya dan mulai menghajar nya.
"KAU. BAJINGAN SIALAN"
♪♪♪♪♪
Ini sudut pandang Draco, gak terlalu bisa bikin dari sudut pandang dia soalnya susah huhu
~Just Skye
March 10th
2021

KAMU SEDANG MEMBACA
HyDraco
Fiksi Penggemar[SEMI HIATUS! SLOW UPDATE!] Note: Semua karakter dan nama tempat milik J.K Rowling dan ada beberapa lokasi dan karakter tambahan yang murni karangan author ---------------- Hydra Gypsophila Blythe Dia hanya seorang gadis biasa tanpa kekuatan super y...