04 || Wait and See

251 49 3
                                    

Semua orang mengelilingi Goblet of fire yang menurut mereka sangat mengesankan. Triwizard tournament kali ini hanya bisa diikuti oleh siswa yang sudah berusia 17 tahun, banyak siswa tahun ke 6 dan 7 yang memasukan namanya ke cawan itu. Salah satunya adalah Cedric Diggory, oh demi Merlin aku belum siap melihat semua ini. Aku dan Hermione duduk di pinggir aula dengan sebuah buku, Fred dan George datang dengan ramuan usia yang sepertinya dengan sengaja mencoba untuk menembus lingkaran usia yang dibuat langsung oleh Prof. Dumbledore. Jangan tanyakan soal Draco padaku karena sejak kejadian di malam pertama aku benar-benar tidak peduli sama sekali tentangnya.

"Kau tahu itu tidak akan berhasil bukan?" Ucap Hermione

"Kenapa begitu Granger?" Ucap salah satu Weasley twins

"Kau lihat ini? Ini garis usia, Prof. Dumbledore sendiri yang membuatnya. Jadi seorang jenius sepertinya tak mungkin tertipu oleh trik konyol seperti ramuan usia" Jelas Hermione memperingatkan si Weasley twins.

"Percuma saja Hermione jika kau memperingatkan mereka berdua karena mereka tidak akan mau mendengarkan mu. Biarkan saja mereka memasukkan namanya ke dalam cawan itu dan berubah menjadi kakek tua" Jelas Hydra memberi tahu Hermione.

Hermione sedikit bingung karena bagaimana bisa Hydra mengetahui hal se detail itu "Bagaimana kau tahu?"

"I'm just guessing but just wait and see dan kau akan tahu apa yang terjadi setelahnya" Jelas saja Hydra sudah tau akan hal itu karena ia masih tidak percaya bahwa J.K Rowling bukan hanya sekedar menulis cerita fiksi, tetapi ia menulis masa depan.

Dan benar saja tebakan Hydra, si kembar Weasley berubah menjadi kakek tua. Mereka saling menyalahkan dan kemudian bertengkar tapi seketika semuanya hening ketika Viktor Krum memasukkan namanya ke dalam cawan api tersebut. Jika diperhatikan sepertinya Hermione tertarik kepada Viktor Krum.

"Kau tertarik padanya ya Hermione" Hydra menyenggol lengan Hermione dengan nada menggoda

"Apa maksudmu? Kau jangan gila" Hermione mengelak tapi Hydra tahu bahwa Hermione sedang tersipu malu saat ini.

"Akan kupastikan kau akan ke Yule Ball bersamanya. Dan aku harap kau selalu mendukung temanmu apapun yang akan terjadi nanti, dan percayalah setiap ucapannya adalah kebenaran" Seusai itu Hydra meninggalkan Hermione yang masih bingung dengan ucapannya.

Hydra pergi menuju perpustakaan untuk mencari ketenangan karena Hogwarts sedang ramai-ramainya dan ia tidak suka kebisingan. Lorong-lorong sepi seperti biasanya, hanya ada beberapa anak yang memang kebetulan berpapasan dengan Hydra. Dan sepertinya waktu sedang tidak berpihak padanya karena ia menabrak seseorang dan buku yang ia bawa terjatuh.

"Demi Merlin berhijab aku hanya mencari ketenangan bukannya masalah. Kenapa harus menabrak seseorang di tengah jalan begini" Gerutu Hydra sembari mengambil bukunya yang terjatuh. Tanpa sadar ia mengambil buku yang salah, bukannya mengambil buku 'Walkin Hopkins' ia malah mengambil buku hijau dengan inisial D karena lorong yang gelap.

"Oh wow fake mudblood dengan buku muggle nya menabrakku tanpa rasa bersalah sedikitpun" Ucap Draco sambil menyambar bukunya yang terjatuh.

'Oh no, kenapa aku harus menabrak Malfoy yang menjengkelkan ini. Dari sekian banyaknya orang kenapa harus dia? Lebih baik aku menabrak Barty Crouch junior yang menyamar sebagai Alastor Moody daripada harus menabraknya' Batin Hydra sambil menunjukkan muka tegasnya di hadapan Malfoy.

"It's not your business Malfoy, minggirlah kau menghalangi jalanku"

"Kau yang menabrakku tanpa sebab, kenapa jadi kau yang marah?"

"Aku tidak peduli Malfoy kau tetap menghalangi jalanku"

"Hydra apa yang kau lakukan disini bersama Malfoy? Ku kira kau akan pergi ke perpustakaan" Entah darimana datangnya Hermione menghampiri Hydra yang masih adu mulut dengan Draco.

"Oh syukurlah Hermione kau datang, kesabaran ku sudah menipis menghadapi Malfoy sialan ini" Hydra memutar matanya jengah, melihat Draco dengan sinis lalu mengambil tangan Hermione.

Hydra menarik Hermione untuk menjauhi Draco dan langsung menuju perpustakaan. Selama perjalanan Hydra terus saja mengomel tentang Draco mulai dari mengumpat, memaki, hingga menyumpah. Sesampainya disana mereka langsung memilih meja paling ujung dari bagian perpustakaan.

Hydra kebingungan karena buku yang ia pegang bukan berjudul 'Walkin Hopkins' tetapi malah sebuah buku hijau tua berinisial D. "Holy Shit! Dimana buku Walkin Hopkins ku?! Buku siapa ini?!"

"Ada apa Hydra? Bagaimana bisa? Jangan bilang bukumu tertukar dengan Malfoy saat kau bertabrakan dengannya tadi" Jelas Hermione yang mengambil buku harian Draco dan melihat detailnya.

Hermione mencoba melihat isi buku tersebut tetapi ada mantra yang terikat sehingga dibutuhkan kata kunci untuk melihatnya. Belum sempat ia mencoba kata kunci dengan asal, sang pemilik buku itu langsung merebut buku itu dari tangan Hermione. Hermione yang terkejut pun langsung kehilangan alih buku itu.

"Jangan coba-coba kau sentuh buku ku mudblood semak belukar"

"Jangan macam-macam kau dengannya Malfoy, hadapi saja aku kalau kau berani. Dan lagi-lagi kau mencuri buku muggle yang kau benci itu"

"Wah lagi-lagi aku berurusan denganmu Blythe. Apa selama ini kau sengaja cari masalah denganku agar bisa berlama-lama denganku secara tidak langsung" Ucap Draco dengan memberi tatapan mengintimidasi ke arah Hydra.

"Jangan terlalu percaya diri Malfoy, melihat mukamu saja aku sudah muak. Cepat kembalikan buku ku"

"Hal yang sama tidak terulang dua kali Blythe. Semua hal itu ada bayaran nya"

"Kau memang licik tapi aku terima tantangan mu. Dan ingat satu hal, jangan kaget jika posisi penyihir terbaik kedua mu tersingkirkan olehku" Ucap Hydra sambil menekankan kata kedua dan memberikan seringai licik dan tatapan mengejeknya ke Draco.

"Just wait and see right? Ingin bukumu kembali padamu? Temui aku di menara ujung kastil pada malam bulan purnama dan akan kuberikan kau tantangan, jika kau menang bukumu akan kembali padamu tapi jika kau kalah jangan harap bukumu akan kembali padamu. Selamat Malam Blythe" Balas Draco tak kalah licik nan mengintimidasi khas Slytherin lalu meninggalkan perpustakaan.

"Wow kau seorang Gryffindor yang licik Hydra, kau jadi seperti Slytherin yang secara tidak sengaja tersortir ke Gryffindor" Ucap Hermione yang antara kagum dan bingung dengan Hydra yang bisa menjadi selicik Slytherin.

"Mungkin memang seharusnya seperti itu Hermione" Tercetak senyum yang bisa dibilang ramah namun licik tercetak di wajah Hydra.

Akhirnya Hydra dan Hermione memutuskan untuk bersantai di common room Gryffindor daripada membaca buku di perpustakaan. Mood mereka berdua untuk membaca lenyap begitu saja bagai disambar oleh Dementor setelah kehadiran sang Malfoy yang mengusik ketenangan mereka berdua.

Hydra menyadari sesuatu, sejak Topi Seleksi memilihnya untuk menjadi bagian dari Gryffindor sepertinya waktu memilih untuk membuatnya selalu terhubung dengan Draco Malfoy bagaimanapun caranya. Sejujurnya ia tidak menyukai itu, tetapi semakin ia melawan maka akan semakin parah setiap detiknya. Jika dipikir sepertinya berurusan dengan Draco Malfoy lumayan seru dan menghibur, oh ayolah semua orang akan munafik pada waktunya bukan? Ia memang membenci sosok Draco Malfoy di buku maupun film. Tapi ini beda, ini dunia nyata dan dia Draco Malfoy yang sesungguhnya. Dan setelah sekian lama diperhatikan dia berbeda dari buku maupun film, ada sesuatu yang berbeda dari dirinya tapi apa itu? Entahlah Hydra pun tak tahu, biarkan hal itu mengalir dengan sendirinya dan menghampiri secara perlahan namun pasti tanpa meninggalkan luka sekecil apapun.

♪♪♪♪♪

Aku upload agak cepet dan agak malem kali ini karena aku gabut padahal nanti pagi ada praktek dan belum siapin apa-apa.

By The Way ini cerita semakin banyak part semakin gajelas dan alurnya melenceng dari buku sama film yang artinya alur ceritanya ngarang dan ngawur pastinya

~Just Skye

January 8th
2021

HyDracoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang