24 || It's Cold

94 24 0
                                    

"Biar aku saja Harry" Harry memandang ku

Aku mengangguk, meyakinkannya dan segera menyusul Hermione. Gryffindor memenangkan pertandingan Quidditch melawan Slytherin, semua orang yakin itu berkat Weasley alias Ron Weasley. Suasana di ruang rekreasi Gryffindor gaduh sekali, semua orang bersorak-sorai merayakan kemenangan Quidditch kali ini.

Jujur saja, aku paling benci dengan keramaian karena ketika di dalamnya aku akan merasakan panik berkelanjutan hingga bisa jatuh pingsan. Aku punya kenangan buruk terhadap keramaian saat kecil.

Hermione pergi meninggalkan ruang rekreasi setelah Lavender Brown mencium Ron di hadapan seluruh anak Gryffindor. Kulihat ia lari dengan isak tangis cemburu yang ditahan.

Burung kertas berterbangan seolah itu burung sungguhan. Suasana malam membuat keadaan di sekitar sedikit suram dan mencekam. Aku duduk di sebelah Hermione, ia sepertinya tidak terkejut dengan kehadiran ku.

"Karena mantra. Aku hanya mempraktekkannya"

"Keren" Aku memainkan jari-jari ku, mencoba untuk meraih salah satu burung itu.

"Bagaimana rasanya, Hydra?"

"Apa?"

"Saat Draco pergi bersama Greengrass ke acara Yule Ball waktu itu"

"Uhmm?"

"Aku tahu. Aku melihatnya saat itu, kau temanku jadi aku tahu. Ya walaupun sangat ku sayangkan kenapa harus dia"

"Aku tidak tahu"

"Kau lucu, memakai kostum unicorn dan melompat kesana kemari"

Kami tertawa bersama. Mengingat momen-momen saat pertama kali bertemu, saat acara Yule Ball. Bahkan Hermione masih mencemaskanku saat pertandingan Quidditch ku untuk yang pertama dan terakhir kalinya.

"Ahh kau terlalu berlebihan, aku baik-baik saja padahal"

"Ucapanmu tidak seperti apa yang ku lihat saat itu"

Seseorang datang, ternyata berdua. Dua remaja yang sedang kasmaran, yang satu sedang merangkul tangan yang lain. Sepertinya mereka sedang mencari tempat untuk melanjutkan kencan mereka. Aku dan Hermione saling tatap, mengangkat alis tanda tak peduli.

"Kurasa ruang ini sudah ada penghuninya" satu orang pergi, yang lainnya menetap

"Darimana burung-burung itu?" Lelaki itu bertanya, dia Ron

"Oppugno" Burung-burung yang tadi di buat Hermione seketika menyerang Ron dan mengejarnya

Isak tangis Hermione pecah, bahunya mulai bergetar. Aku menangkap tubuhnya, menduduki nya dan mencoba menenangkan nya.

"It's okay, Mione. I'm here"

•••••
Malam itu benar-benar sunyi dari malam-malam sebelumnya. Langit teras hampa, bulan dan bintang tidak menghiasi sedikit pun langit malam. Malam ini terasa sangat gelap gulita.

Dan aku disini, di bawah langit malam itu. Sendiri, tiada yang menemani. Menikmati kesendirian ku di kala sepi. Duduk diantara rerumputan liar yang menggelitik kulit halusku.

"Hydra, aku perlu bicara" Itu Draco, tumben sekali dia meruntuhkan sedikit egonya untuk berbicara denganku

"Iya?" Tanyaku

"Soal waktu itu-"

"Lupakan, tidak ada gunanya juga" Buang-buang waktu saja jika ia ingin membicarakan hal itu lagi, aku tidak ingin mendengarkan nya

"Aku melakukan ini juga untukmu, Hydra"

"Untuk apa. Aku tidak membutuhkan perlindungan dari mu"

HyDracoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang