11 || Portkey

156 35 4
                                    

Sudah seminggu libur musim panas ku berlangsung dan aku tidak ada teman untuk ku ajak jalan-jalan karena Celine sedang berlibur ke Italia bersama kedua orangtuanya sampai Minggu depan. Kebetulan hari ini hari Sabtu, setidaknya weekend kali ini ada hal yang bisa kulakukan, mulai dari belajar matematika, membersihkan rumah, menanam pohon di taman rumah, sampai dangdutan seperti sekarang ini misalnya.

Aku menyukai lagu dangdut khas Indonesia setelah mendengar beberapa lagu dari salah satu penyanyi dangdut terkenal di Indonesia yaitu King Nassar Sungkar. Aku suka iringan musik dangdut karena suara kendang yang bisa membuatku menjadi bersemangat dalam sekejap. Aku memutar lagu Nassar 'Seperti mati lampu'  menggunakan speaker yang ada di kamarku, bahkan suaranya bisa terdengar sampai ruang tamu di lantai bawah saking berisiknya. Aku semakin bersemangat menggoyangkan tubuhku ketika lirik lagu nya hampir mencapai reff.

♪Seperti mati lampu ya sayang, seperti mati lampuuu~♪

Aku naik ke atas ranjang dan mulai berjoget tidak karuan di atas kasur, terkadang juga loncat-loncat diatasnya. Samar-samar aku mendengar suara panggilan ibuku yang sedikit berteriak karena suaranya kalah keras dengan suara musik yang sedang ku putar. Ku kecilkan volume speaker ku ketika ibuku masuk ke kamarku dengan ekspresi wajah yang sedikit bingung. Dan tentunya aku masih berada di atas kasurku, aku turun dari kasur dan menghampiri nya.

"Cepat turun ke bawah, ada seorang teman yang menunggumu di ruang tamu. Ia terlihat kebingungan dan memakai pakaian yang cukup aneh untuk dipakai sehari-hari" ucap ibuku kemudian ia keluar dari kamarku. Ibuku sudah terbiasa dengan tingkah ku yang sangat tidak jelas, maka sebab itu ia terlihat biasa saja saat melihatku sedang berjoget di atas kasur.

Seorang teman? Siapa dia, Celine kan sedang di Italia. Tidak mungkin dengan The Golden Trio karena mereka bertiga sedang ada acara. Lalu siapa lagi yang tahu rumahku? Mungkin temanku yang lain, pikirku.

Aku memakai earpod di telinga kananku masih dengan lagu dangdut tetapi sudah berganti lagu. Aku mulai menuruni tangga sambil sesekali bersenandung kecil dan berhenti di anak tangga terakhir karena lagunya sudah mencapai Reff. Aku menyanyikan lirik reff di anak tangga terakhir dengan mata terpejam karena menghayati alunan musik yang hanya bisa didengar olehku. Sampai—

♪Hanyalah dirimu yang selalu terbayang~♪

"Hydra?"

Aku melihat kearah ruang keluarga mendapati sosok yang sedang terduduk dengan pakaian yang sangat formal. Ia memakai kemeja dan tuxedo berwarna hitam lengkap dengan sepatu nya. Aku mematung dengan mulut sedikit terbuka. Tidak tahu harus bereaksi seperti apa. Aku bingung, malu, terkejut, heran, merasa aneh karena bagaimana mungkin ia bisa tahu rumahku. Ia disini, di dunia muggle yang bahkan teman muggleborn ku saja tidak tahu alamat rumahku.

"Dra-draco? Bagaimana bisa" gumamku

Aku berjalan menuju ruang keluarga masih tidak percaya dengan apa yang kulihat. Bahkan aku tidak yakin kalau ini nyata, kurasa ini hanya sebuah mimpi yang terasa nyata. Tidak mungkin dia bisa berada disini. Seluruh anggota keluarga ku sudah berkumpul di ruang keluarga bersama Draco tentunya.

"Mother, Father. Bisakah aku berbicara hanya berdua saja dengannya di taman belakang? Akan kujelaskan nanti please"

"Sure love" balas ibuku

Aku memberi kode kepada Draco untuk mengikuti ku di belakang. Aku berjalan agak terburu-buru ke taman belakang rumah karena sudah ada banyak sekali pertanyaan yang ingin kutanyakan padanya dan tertahan diujung tenggorokan.

"Bagaimana bisa?" Aku menatapnya dengan tatapan penuh kebingungan.

"Portkey"

"Portkey? Tapi–"

HyDracoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang