Hiruk pikuk di pagi yang sibuk mengharuskan ku bergegas menuju perpustakaan bersama Hermione untuk belajar tambahan. Liburan Natal telah usai, semester baru telah datang. Dan pastinya semester kali ini akan lebih sibuk dari sebelum-sebelumnya karena kami mulai menyiapkan banyak bahan ajar untuk persiapan NEWT di akhir tahun ke 7.
Kebetulan yang sangat langka, kami berdua sama-sama sedang tidak ada kelas. Tidak ingin menyia-nyiakan waktu senggang yang cukup jarang itu kami memutuskan untuk pergi ke perpustakaan semalam.
Huft. Salah satu hal yang paling ku benci dari awal semester baru adalah ramainya koridor yang dipenuhi oleh banyak sekali orang. Kami harus berdesak-desakan seperti orang yang kelaparan sedang mengantri makanan gratis karena sudah tidak makan seminggu.
Reflek aku memegang tangan Hermione erat sebelum kami benar-benar masuk ke dalam keramaian itu. Aku reflek memegang tangan Hermione bukan tanpa sebab, aku mempunyai phobia di dalam keramaian. Aku akan mulai merasa pusing dan mual jika berada di dalam keramaian terlalu lama. Terakhir aku berada di dalam keramaian, aku pingsan selama 3 jam.
Aku menarik nafas panjang dan menahan nya sebentar sebelum ku hembuskan, "Kau tidak apa-apa, Hydra?" Aku mengangguk, "Kita bisa lewat jalan memutar jika kau tidak bisa"
"Aku bisa, tenang saja. Tapi, kalau aku tutup mata tidak apa-apa kan? Kau akan menuntun ku kan?" Kataku terlihat sedikit cemas.
"Jika kau merasa lebih baik, mengapa tidak?" Hermione semakin menggenggamku erat, "Pegang tanganku yang erat, jangan sampai terlepas"
Aku mulai memejamkan kedua mataku rapat-rapat. Mulai merasakan kakiku yang melangkah perlahan di tuntunan Hermione. Detak jantungku mulai meningkat. Sebelum serangan panik datang, sebisa mungkin aku mengatur nafasku pelan.
"Kita sudah sampai, kau bisa Membuka matamu, Hydra" Sudah sampai? Apa Hermione berbohong padaku? Tidak, tidak mungkin ia berbohong padaku. Aku membuka mataku perlahan, memastikan bahwa apa yang dikatakan Hermione benar.
Dan ternyata benar, kami sudah melewati koridor yang sibuk itu. Akhirnya. Senang bisa terbebas dari koridor yang sibuk dan ramai, tak sedikit kulihat murid yang saling bertabrakan satu sama lain. Tinggal dua belokan lagi dan tujuan kami sampai.
"Kau malam saat pesta Prof. Slughorn pergi kemana?" Tanya Hermione setelah kami berbelok ke koridor yang lebih sepi dari sebelumnya.
"Tidak kemana-mana, hanya sedikit berkeliling" Hermione menyenggol bahuku, menampilkan raut curiga terhadapku.
"Dengan dua mangkuk eskrim di kedua tanganmu, huh?"
Aku menghentikan langkahku, "Jika jawabanku seperti apa yang kau pikirkan, kau akan marah ya?"
"Hey! Untuk apa aku marah? Walaupun, ya memang anak itu sangat menyebalkan namun jika itu bisa membuat sahabatku senang maka aku tidak akan marah" Balas Hermione dengan ekspresi antusias dan meyakinkan ku untuk tidak bersikap merasa bersalah.
"Lantas, bolehkah anak menyebalkan itu berbicara kepada temanmu?" Aku dan Hermione menengok bersamaan, mendapati Draco yang berdiri tepat di belakang ku dengan kedua tangan yang ia taruh di dalam saku.
"Draco?" Aku menatap Hermione namun ia hanya mengangguk sambil tersenyum seolah tak akan jadi masalah jika aku berbicara dengan Draco.
"Kau yakin?" Tanyaku sekali lagi. Ku kira ia akan melarangku saat itu, ternyata ia justru mendorong ku ke arah Draco.
Sebelum mendorong ku, ia membisikkan ku sesuatu. Dan tentu saja kalian tidak boleh tau.
"Aku pergi dulu ya. Kutunggu kau di perpustakaan nanti. Dan untukmu Malfoy, jika kau membuatnya sedih maka kau akan mendapatkan yang lebih buruk dari tahun ketiga" Ucap Hermione sebelum ia berbelok dan benar-benar menghilang dari hadapanku.
Draco hanya tersenyum. Ter se nyum. "Kau bisa mempercayai ku Granger"
Canggung. Canggung sekali. Aku tidak bisa mengatakan apapun saat ini, entah karena malu, bingung, atau apapun itu. Aku benar-benar tidak bisa memulai percakapan kali ini karena rasanya sudah lama sekali sejak ia dan aku tertawa bersama di menara saat malam hari, bersembunyi dari para prefek yang sedang bertugas dan tentu saja dari Mr. Flich dan Mrs.Norris kucing kesayangannya.
Ia masih berantakan, walaupun tidak se parah saat pertama kali aku melihatnya di tahun ke enam. Mata nya lebih cerah saat terakhir kali aku melihatnya, rambutnya semakin tertata rapih dari sebelumnya. Kulitnya masih se pucat dulu karena mungkin dia memang seperti itu. Tapi se kacau apapun dia, dia selalu wangi.
"Bisa bicara sebentar?"
"Boleh"
"Terimakasih untuk malam itu, ya"
"Iya"
Ia meraih kedua tanganku dan menggenggamnya erat. "Maafkan aku juga ya karena tidak percaya padamu. Karena aku memilih jalan yang salah. Dan, karena semuanya"
Aku terkejut, namun masih berusaha bersikap santai. "Iyaa"
"Jadi, kau memaafkan ku atau tidak?" Aku menarik nafas panjang dan menghembuskannya, ini benar-benar canggung. Tapi terasa aneh juga.
"Iya aku maafkan. Aku juga mau minta maaf karena udah bersikap egois tidak ingin mendengarkan mu. Pasti keadaan mu sangat sulit ya? Maafkan aku ya"
"Kau tidak perlu minta maaf"
Aku bingung, "Kenapa-" Belum sempat menyelesaikan kalimatku ia telah bisa membuatku bungkam.
Draco menarik tubuhku, meraih punggung ku dan memelukku erat. Hembusan nafasnya terasa hangat di tengkuk leherku. Aku terkejut dengan pergerakan nya yang tiba-tiba, tetapi aku berusaha bersikap tenang dengan membalas pelukannya.
Aku rindu sekali dengan momen-momen seperti ini. Momen dimana tidak ada yang perlu di khawatirkan. Momen dimana kami saling mengutarakan perasaan kami masing-masing. Momen dimana tidak ada perasaan canggung saat berbicara bersama. Momen dimana kami bersenang-senang bersama tanpa ada rasa takut. Momen-momen dimana ia dan aku tak terpisahkan oleh jarak dan waktu.
Hatiku menghangat di dekapan lembutnya. Harum cologne nya menyengat di tiap hirupan nafas. Wanginya tetap sama, maskulin tetapi tetap soft. Suhu tubuhnya memang tidak sedingin dulu, kulitnya memang tidak sepucat dulu, tapi detak jantungnya tetap tidak senormal dulu. Sepertinya ia masih menyimpan kegelisahan nya itu sendiri, mencoba untuk menyembunyikan dari siapapun. Bahkan teman se asramanya pun tidak ingin berurusan lagi dengannya karena terlalu takut ketika mengetahui bahwa Draco telah diutus Voldemort untuk melakukan tugas yang keji menggantikan posisi ayahnya.
Karena di rasa sudah cukup lama berpelukan di tengah koridor yang terbilang sepi, mau tidak mau aku harus melepaskan nya. Karena tidak mungkin koridor akan terus-menerus dalam keadaan sepi apalagi masih di siang hari.
"Aku harus-" Aku menggaruk tengkuk leherku yang tidak gatal tanpa alasan. "Aku harus, kau tahu. Menyusul Hermione ke perpustakaan"
"Pergilah. Kutunggu kau nanti malam di menara seperti biasa" Ucapnya, tersenyum. Mengacak puncak kepalaku dan mencubit pipi kananku lalu pergi dengan senyuman jahil.
"DRACO?!?!"
♪♪♪♪♪
It's been a long long time ago aku terakhir up. Mungkin ini yang paling lama. Maaf banget ya untuk yang masih setia menunggu.
Jujur, aku fokus rl dan akhir-akhir ini juga aku jarang megang hp, sekali megang paling cuma cari info sama nonton film.
Aku mau mengucapkan terimakasih se besar-besar nya untuk kalian para readers yang masih setia menunggu aku up chapter, dan untuk para sider. Aku gatau harus ngomong apa, mungkin sebagian dari kalian menikmati ceritaku tapi kalau bisa kalian mendukung aku cukup dengan kalian pencet vote.
~Just Skye
June 26th
2021
KAMU SEDANG MEMBACA
HyDraco
Fanfic[SEMI HIATUS! SLOW UPDATE!] Note: Semua karakter dan nama tempat milik J.K Rowling dan ada beberapa lokasi dan karakter tambahan yang murni karangan author ---------------- Hydra Gypsophila Blythe Dia hanya seorang gadis biasa tanpa kekuatan super y...