15

1.1K 175 8
                                    


*****



Yoojung memberhentikan mobilnya di tepi jalan, dia dan adiknya sedang menunggu seseorang keluar dari gedung bercat abu-abu namun sedikit dipadukan dengan warna putih. Gedung itu bisa dilihatnya dengan jelas dari jendela mobil.

"Emm Kak." Yuri mengajak Yoojung berbicara dengan ragu-ragu.

Yoojung menatap adiknya bingung sekaligus penasaran, hal apa yang bikin adiknya seperti ini di awal hari yang seharusnya menyenangkan untuknya nanti.

"Gak jadi deh kak."

Yoojung membuka mulutnya ingin bertanya, namun belum sempat mengeluarkan suara dia mengurungkan niatnya. Walau banyak pertanyaan yang muncul di benaknya, Yoojung tetap memilih menunggu adiknya siap untuk menyeritakan apa yang ada dipikirannya.

Yoojung hanya mengangguk mengerti, membuat adiknya tersenyum. Bukan, bukan tersenyum seperti yang biasa adik nya lakukan. Kali ini Yoojung melihat kesedihan dimata adiknya, kesedihan yang masih belum bisa dia pahami.

Kaca pintu mobil di sebelah Yuri di ketuk oleh orang dari luar, membuat kedua kakak beradik itu menengok. Yuri menurunkan kaca mobilnya dan melihat sosok Minju yang tersenyum ke arahnya.

Minju langsung menyapa Yoojung saat tatapan mata mereka bertemu. "Pagi Kak."

"Pagi Minju." Yoojung menatap Yuri bermaksud mengajaknya bercanda. "Tuh liat dek, dia makin cakep lo apaan gini-gini aja." Bukannya tertawa atau tersenyum, Yuri malah memelototkan matanya menatap Yoojung.

"Masuk Nju cepet sebelum Yuri ngebunuh gue pake tatapannya." Ucap Yoojung semakin menggoda adiknya.

Minju tertawa pelan lalu membuka pintu bagian tengah, dia masuk dan duduk di tengah-tengah kursi mobil.

Yoojung menyalakan mesin dan mulai menjalankan mobilnya.

"Yuri."

"Hmm."

"Makasih ya buat kemaren."

Yuri menghadap kebelakang menatap Minju, dia mengangkat kedua alisnya meminta penjelasan kenapa Minju berterima kasih kepada dirinya.

"Makasih karena lo udah gantiin gue ngomong masalah uang kemaren."


***


Mereka janjian berkumpul di pinggir jalan dekat Halte Busway, Nako kesal karena Hitomi belum juga datang. Dia yang datang pertama kali, jadi dia yang paling lama menunggu.

Sebenarnya tidak masalah jika dia hanya menunggu, yang dia tidak suka adalah dari tadi tukang ojek dan tukang bajaj yang mangkal disana tidak ada henti-hentinya menawari untuk menaiki kendaraan mereka saja.

Bahkan yang bikin mood nya lebih hancur adalah saat tadi, saat dirinya masih menunggu seorang diri. Banyak orang yang mendekat ke arah nya, menanyai nya apakah dirinya nyasar karena tidak sengaja berpisah dengan orang tua nya.

"Tuh tuh motor Ibunya Hitomi tuh." Ujar Sakura saat melihat motor yang dikenalinya dari kejauhan, membuat yang lain melihat kearah motor yang semakin lama semakin mendekat.

"Aduuh maafin ya Hitominya lama, dia nungguin masakan Tante mateng dulu." Ibunya Hitomi langsung meminta maaf ke yang lain begitu dia memberhentikan motor nya.

"Eh gpp tante ini kita juga baru dateng kok." Ucap Eunbi diangguki yang lain.

Walau kebanyakan dari mereka baru dekat beberapa hari, mereka semua sudah dikenal baik oleh ibu Hitomi. Bahkan ibunya Hitomi memperlakukan mereka seperti anak nya sendiri.

ENOZI [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang