*****
Yujin buru-buru berjalan keluar dari kelasnya saat guru yang mengajar sudah pergi.
Dia ingin segera menemui Minju, meminta penjelasan atas semua yang di ceritakan ayahnya semalam.
Semalam, tak lama setelah teman-temannya pulang. Ayahnya memasuki rumah, mengajak Yujin berbicara.
Yujin sudah ketakutan jika ayahnya tau teman-temannya tadi main kerumahnya dan memarahi nya. Namun bukannya bentakan atau perkataan dingin yang biasa di keluarkan ayahnya, Yujin malah mendengar ayahnya mengucapkan permintaan maaf.
Yujin langsung merinding, untuk pertama kalinya dia mendengar ayahnya meminta maaf. Kepadanya.
Bukan hanya itu saja, bahkan ayahnya juga meminta Yujin melakukan apapun yang Yujin inginkan. Ayahnya tidak akan melarang nya lagi, selama apa yang di lakukan Yujin tidak merugikan orang lain.
"Minju." Ucap Yujin kencang begitu memasuki kantin.
Dia berjalan cepat mendekati meja di mana teman-temannya duduk.
"Jelasin semuanya, kenapa selama ini kamu gak pernah cerita" Ucap Yujin dengan mata berkaca-kaca, dia berdiri dihadapan Minju.
Minju menatap Yujin bingung, dia tidak mengerti apa yang di maksud kekasihnya.
Eunbi dengan sigap berdiri, menarik adik kelasnya itu keluar dari kantin. Minju dan yang lain buru-buru mengikuti.
"Kak lepasin." Ucap Yujin yang mulai menangis, berusaha melepaskan tangannya dari genggaman Eunbi.
"Lo tadi diliatin sekantin Yujin." Eunbi mengeratkan genggamannya menarik Yujin, berjalan lebih cepat. Dia tidak ingin semakin banyak orang yang melihat temannya itu menangis.
Eunbi langsung memeluk Yujin begitu sampai di depan ruangan mereka, dia mengusap punggung Yujin menenangkan nya. "Jangan kebawa emosi, omongin dulu apa yang mau lo omongin. Lo gak liat betapa bingung nya muka Minju tadi."
Yujin mengangguk, melepaskan pelukan Eunbi dan menghapus air matanya.
"Lo kenapa cengeng banget sih akhir-akhir ini." Ledek Eunbi membuat Yujin memajukan bibirnya cemberut.
"Dah sana obrolin di dalem berdua." Ucap Eunbi yang melihat Minju dan yang lain sudah semakin mendekat.
Minju langsung memegang tangan Yujin begitu sudah berada di samping nya.
Yujin membalas genggaman tangan Minju, mengajaknya memasuki ruangan.
"Jangan macem-macem ye lu berdua awas aje kalo ampe kedengaran suara yang enggak-enggak." Ucap Yena, membuat Chaewon menjitak kepalanya pelan.
"Pikiran lo aja yang ngeres."
Mereka semua menunggu di luar ruangan, duduk lesehan di depan pintu. Menunggu dan memberikan kedua temannya privasi.
***
"Aku bener-bener gak paham maksud kamu tadi." Ucap Minju, setelah Yujin menutup pintu ruangan.
Yujin mengajak Minju duduk terlebih dahulu, menjauhi pintu agar teman-temannya yang lain tidak bisa mendengar.
Dia langsung menceritakan semua yang diceritakan ayahnya semalam.
"Jadi sekarang jelasin ke aku. Kenapa kamu gak pernah cerita tentang itu sama sekali." Tanya Yujin setelah mengakhiri ceritanya.
Minju membelakan matanya kaget. Tidak mungkin ayahnya Yujin mengetahui itu semua begitu saja, pasti ada yang memberi tau nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENOZI [end]
FanfictionIni cerita mengandung unsur gxg I do not claim all these pictures in this story as my own, all credit goes to the rightful owner.