*****
Dengan nafas yang tersengal-sengal Minju menahan Yujin, memintanya berhenti berlari. Tanpa memperdulikan bersih atau tidak gadis itu langsung menghempaskan tubuhnya, duduk di pinggir jalanan.
Yujin masih berdiri dan menatap sekelilingnya. "Bentar ya kak."
Minju hanya menganggukan kepalanya, dia sudah kehabisan tenaga bahkan hanya untuk mengeluarkan suara.
Yujin menghampiri penjual minuman. "Pak, yang gak dingin ada?"
Penjual itu mengangguk lalu turun dari jok gerobaknya, menghampiri penjual yang lain.
Mungkin persediaannya yang gak dingin abis
"Berapa dek?" Teriak si penjual.
Yujin menggerakkan tangannya membentuk huruf V dengan jarinya.
"Berapa pak jadinya." Tanya Yujin saat si penjual sudah berada di hadapannya.
"16 ribu aja dek."
Yujin menarik keluar dompetnya, dia memberikan selembar uang berwarna hijau. "Kembaliannya ambil aja pak."
Penjual itu tersenyum senang seperti baru saja mendapatkan hal yang luar biasa "Makasih dek."
Di mengangguk dan juga tersenyum. "Makasih juga pak."
Gadis itu berlari menghampiri Minju yang masih duduk sendirian di pinggir jalan. Dia ikut mendudukkan tubuhnya di samping Minju.
Yujin membuka botol air mineral yang di belinya tadi dan langsung memberikannya ke Minju. "Nih minum."
Dia membuka botol yang satu lagi untuk dirinya.
Yujin melihat Minju menghabiskan air itu dalam satu tegukan.
"Aus banget ya? Nih minum lagi." Yujin mengarahkan botolnya yang hanya berkurang sedikit.
Minju mengambilnya dan langsung menghabiskannya lagi.
"Haaa..." Minju mengeluarkan suara hembusan nafas leganya, membuat Yujin tersenyum dan mengacak-acak rambutnya.
Minju berusaha keras bertindak seolah-olah apa yang Yujin lakukan barusan tidak mempengaruhi nya, bisa-bisa gadis itu semakin menggoda nya saat melihat dirinya salah tingkah.
Dia mengedarkan pandangan melihat sekelilingnya. "Yujiinnn, ayo kesana." Ucap Minju bersemangat saat melihat hal yang tak jauh dari tempat mereka duduk.
Disisi lain, sebenarnya Nako sudah lama berhenti berlari, mungkin dia hanya berlari beberapa langkah. Dia langsung sadar diri bahwa tidak mungkin menangkap Yujin yang sedang berlari, apalagi dengan kecepatannya seperti tadi.
Nako kembali mendekati Eunbi. "Tadi lo ngomong apa?"
"Ayo jalan sama gue?"
"Jalan kemana? Ngapain?"
Eunbi berpikir sejenak, dia hanya mempersiapkan dirinya untuk bertanya.
"Mmmm.. terserah aja yang lu mau. Ke taman, main timezone, makan es krim?"
Emang gue anak kecil apa
"Gimana? Mau?" Tanya Eunbi karena Nako tak langsung menjawab.
"Yaudah, tentuin aja kapannya."
Eunbi yang tadinya ingin tersenyum senang batal karena dirinya kaget mendengar teriakkan.
Yujin di ujung sana berteriak sambil melompat-lompat dan melambaikan tangan memanggil teman-temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENOZI [end]
FanfictionIni cerita mengandung unsur gxg I do not claim all these pictures in this story as my own, all credit goes to the rightful owner.