*****
Yoojung terus mendesak ibunya, dia terus bertanya kenapa ibunya tak menyetujui hubungan anaknya.
Sebenarnya Yoojung sudah tau alasan ibunya, dia tau kenapa ibunya tidak suka Doyeon dan Yena. Dia tau kenapa ibunya berusaha keras memisahkan Yuri dan Yena.
Dulu ibunya juga selalu berusaha menjauhi Yoojung dari Doyeon, namun Yoojung tak pernah menuruti perkataan ibunya. Yoojung tidak pernah takut jika harus dimarahi atau dipukuli.
"MEREKA SAMA-SAMA PEREMPUAN, KALIAN SAMA-SAMA PEREMPUAN."
Yoojung tersenyum sedih, akhirnya kata-kata yang selama ini dia tunggu di keluarkan ibunya.
"Terus kenapa mah?" Yoojung menuduk, berlutut dihadapan ibunya.
"Kalau kita sama-sama perempuan kenapa?"
Dia menatap ibunya, menangis.
"Mamah malu punya anak kayak Yoojung dan Yuri? Mamah malu kita berdua gak normal? Mamah takut sama omongan orang-orang nanti?"
"Atau Mamah mau ngomongin soal dosa? Tentang surga dan neraka? Disaat diri Mamah sendiri aja gak pernah ibadah, sibuk sama urusan dunia."
Yoojung tertawa sinis.
"Yoojung paham kok mah, kita juga belajar agama. Kita tau betul apa yang kita rasain dibilang dosa."
Ibu nya hanya bisa diam memandang anaknya yang berusaha mengontrol tangisannya.
"Terus mau gimana lagi Mah? Yoojung sama Doyeon cuma saling jatuh cinta, begitupun dengan Yuri sama Yena. Kita cuma beda dalam memilih dosa."
"Kita cuma jalanin kebahagiaan kita, kebahagiaan yang salah katanya."
Yoojung mengusap air matanya yang tak kunjung berhenti. "Terus kalau salah kenapa? Apa kesalahan kita ngerugiin orang lain? Apa kesalahan kita ngelukain orang lain?"
"Demi apapun, kita tau Mah. Kita sadar, Yoojung sama Yuri sangat sadar bahwa yang kita cintai itu perempuan dan itu salah. Tapi tolong Mah, tolong biarin kita menjalani hidup sesuai sama apa yang kita mau. Selama itu gak merugikan orang lain."
Yoojung bangun berdiri lalu melanjutkan kata-katanya. "Soal urusan dosa dan neraka, cukup Tuhan yang menilainya."
Dia melangkahkan kakinya keluar kamar, sebelum menutup pintu Yoojung kembali mengeluarkan kata-katanya. "Berhenti bayarin uang rumah sakit Hyunjin, dan berhenti gunain temen-temen Yuri untuk jadi alasan biar Yuri nurutin kemauan Mamah."
Kakaknya Yuri pergi meninggalkan ibunya yang masih diam tak bisa berkata-kata.
Yoojung memasuki kamarnya sendiri, menutup pintunya agak kencang. Menandakan dia tidak ingin di ganggu. Dengan keadaan masih mengeluarkan air mata Yoojung mengemasi barang-barangnya.
Dia mengambil handphonenya, mengirim pesan ke Doyeon agar menjemputnya di rumah secepat mungkin.
***
Kaya nya alasan gue buat menjalani hidup harus gue ubah
Atau gak usah gue ubah, cukup berhenti aja
Gadis itu tersenyum sedih dan tanpa sadar meneteskan air matanya.
Gue rasa emang lebih gampang nasihatin orang lain dari pada nasihatin diri sendiri
Yuri mengusap air matanya dan mengangkat kepalanya memandang langit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENOZI [end]
FanfictionIni cerita mengandung unsur gxg I do not claim all these pictures in this story as my own, all credit goes to the rightful owner.