34

917 150 12
                                    


*****


"Yuri nya mana?" Tanya Yena begitu melihat Minju mendekat ke arah dimana dia dan teman-temannya duduk.

Minju cemberut. Menghempaskan tubuhnya kesal, duduk di sebelah Yujin. "Sumpah gue ngajak dia ngomong aja gak berani, apalagi harus narik-narik dia ke kantin."

"Aaaahh hawa-hawa dia serem banget." Rengek Minju sambil mengacak-acak rambutnya

"Kayaknya kata Kak Yoojung bener deh, dia ketempelan." Lanjut Minju, bergumam pelan.

Yena memelototkan matanya. "Hah dia ketampolan siape?"

"Siapa yang berani-beraninya mukul Yuri gue." Yena bangun berdiri, bergaya seperti ingin menghajar orang.

"Iiishh bukannn." Minju menarik tangan Yena, menyuruhnya duduk kembali sebelum yang lain ikut-ikutan berdiri.

"Nih ya, pokoknya nanti aja pulang sekolah kita cegat dia bareng-bareng." Ucap Minju menatap teman-temannya.


***


Yuri memejamkan mata, menarik nafas dan menghembuskannya. Tenang, tenang, lo bisa pasti

Dia menampar-nampar kedua pipinya lalu membuka matanya.

"Lo serius?" Ucap Yeonjun yang entah sudah keberapa kalinya dia bertanya seperti itu.

Saat bel pulang sekolah berbunyi dan guru yang mengajar kelasnya sudah pergi. Yuri langsung buru-buru berlari ke ruangan musik. Dia juga mengechat Yeonjun, memintanya dan yang lain menemui dirinya di sana.

"Lo mau nanya itu ampe mulut lu berbusa jawaban gue juga tetep sama." Yuri menjawab lemah.

"Ta.."

"Lo tau alasan gue Yeonjun." Sergah Yuri cepat.

Hueningkai membuka mulutnya ingin berbicara.

"APA?! Kalian juga mau ngelarang gue." Yuri langsung menatap tajam Soobin, Beomgyu, Taehyun, dan Hueningkai satu persatu.

"BISA GAK SIH KALIAN TURUTIN AJA." Yuri berteriak frustasi.

Dia berjongkok menutup wajah dengan kedua tangannya.

"Please, gue janji ini terakhir." Tambah Yuri berucap pelan.

Kelima orang itu langsung mendekati Yuri, membantunya berdiri.

Yuri bangun berdiri, memajukan bibirnya cemberut.

"Kata lo kita harus bercanda nanti, tapi muka lo aja gitu sekarang." Soobin meledek Yuri, berusaha membuat adik kelasnya itu tersenyum.

Yuri mengehela nafasnya kasar, dia belum boleh menangis. Dia tidak bisa menangis sekarang.

Dia menatap kelima orang yang selalu ada di sisinya akhir-akhir ini. "Oke, ayo kita turun sekarang."


***


Minju menyenggol-nyenggol lengan Hitomi yang duduk disebelahnya. Dia menatap Hitomi lalu mengkode nya untuk melihat ke belakang rok seragamnya.

Hitomi langsung mengangguk paham, membuat Minju mengangkat bokongnya cepat.

"Gimana?" Tanya Minju langsung.

"Banyak banget anjir." Hitomi berbisik.

"Kan bener." Ucap Minju kesal. "Anterin gue ganti yuk."

ENOZI [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang