*****
"Kak gue jalan ya." teriak Yena dari arah pintu.
"Hooh, ati-ati lu." Balas Sungmin dari depan tv, dia menengok ke arah Yena sebentar. Yena hanya mengangguk sebagai jawaban.
Di minggu sore ini dia mengeluarkan motor matic kesayangan nya dari garasi, lalu memakai helm bogo bergambar bebek di samping kanan kirinya. Setelah dirasa semua yang di perlukannya sudah di bawa, dia menyalakan mesin motornya dan menuju ke rumah temannya.
Yena telah sampai di tempat tujuan pertamanya, dia melepas helmnya melihat sebentar pantulan dirinya di depan spion lalu turun dari motornya. Dengan tangan kiri yang membawa helmnya, yena membuka gerbang rumah orang tersebut lalu berjalan menuju depan pintu.
"YURIII BUKAIN PINTU, JOYUUULLLL..." Teriak Yena sambil mengetuk-ngetuk pintu.
Yoojung yang sedang memasak mie instan di dapur kaget mendengar teriakan teman adiknya. Dia memasukan mie nya terlebih dahulu ke air mendidih baru berjalan menuju bawah tangga "Yuri pacar lu udah dateng tuh cepetan."
Yuri yang mendengar kalimat kakaknya barusan tersenyum salah tingkah "Pacar apaan sih kak jangan ngaco deh." Yuri berjalan keluar kamar sambil berusaha menahan senyuman, dia tidak mau semakin di ledekin oleh kakaknya itu.
"Halah yakin gue gak lama lagi juga jadian lu bedua." Ucap Yoojung dengan nada meledek, kakak perempuan Yuri itu kembali ke dapur mengecek mie instannya.
Yuri cemberut, gimana mau jadian orang dianya aja keliatan kaya main-main doang.
Sebelum Yena kembali berteriak memanggil namanya, Yuri sudah membuka pintu terlebih dahulu. Hal yang pertama kali dia liat adalah senyum manis Yena yang menatap dirinya. Yuri yang tidak kuat di perhatikan seperti itu membalas tersenyum sedikit salah tingkah. Membuat mereka berdua tertawa bersamaan padahal mereka tidak mengerti apa yang mereka tertawakan.
"Udah yuk berangkat." Ucap Yena setelah mereka berhenti tertawa.
"Bentar." Yuri sedikit berlari ke dalam rumah untuk mengambil tas, tak lupa dia berpamitan kepada kakaknya. Dia menutup pintu dan berkata "Ayok."
Yena mengambil tangan Yuri menggandengnya, mereka berdua berjalan menuju ke arah dimana motor Yena berada.
Hari ini mereka berdua akan menginap dirumah Chaewon untuk yang kesekian kalinya. Berbeda seperti biasanya yang dimana mereka tidak mempunyai alasan khusus untuk menginap, kali ini Yuri dan tentu saja dia mengajak Yena meminta untuk menginap di rumah Chaewon karena nanti malam teman-teman Yoojung akan main dan menginap dirumahnya, setelah beberapa tahun sibuk dengan urusan masing-masing akhirnya teman kakak nya itu mempunyai waktu dan kesempatan untuk bertemu, ya walaupun ada satu dari mereka yang sering sekali datang ke rumah. Siapa lagi kalau bukan kak Doyeon'teman dekat' kakaknya, yang Yuri sendiri tidak yakin kalau mereka hanya sebatas itu.
***
"Chaewon ambilin gue minum dongg." Ucap Yena sambil matanya fokus ke arah layar komputer di depannya, dan tak lupa jari-jari yang sibuk menari diatas keyboard.
Chaewon yang sedang mengerjakan tugas sekolah bersama Yuri menatap Yena tak percaya, Yuri yang mengerti keadaan dan tak ingin ke dua temannya itu kembali berdebat berbicara. "Gue aja udah."
Yuri berjalan keluar kamar menuju ruang tengah dan membuka kulkas. Seperti biasa Yuri melihat kulkas itu hanya penuh dengan jajanan cemilan dan minuman. Kulkas yang satu ini memang sengaja dibeli untuk menaruh semua makanan dan minuman Chaewon. Kulkas satunya yang berisi buah sayuran dan bahan makanan lainnya terletak di dapur.
Yuri mengambil beberapa makanan, minuman kaleng, dan tiga botol air putih sedang. Karena tangannya sudah penuh dia menutup kulkas dengan kakinya lalu berjalan balik ke arah kamar.
Yuri meletakkan semua bawaannya di kasur, di sebelah dia dan Chaewon mengerjakan tugas. Lalu dia mengambil sekaleng minuman, sebotol air putih, dan beberapa jajanan membawa nya ke arah Yena.
Dia menaruh itu semua di meja komputer Chaewon."Nih" Katanya sambil menabok lengan Yena kesal. Yena hanya mengerucutkan bibirnya, tidak berani membalas atau memprotes.
"YAAA CURANG LU." Teriak Yena tiba-tiba berakibat dirinya mendapat timpukan pulpen dari Chaewon dan Yuri. Yena melepas headphone nya dan menengok kearah kasur, dia melihat ke dua temannya yang sedang menatapnya, mampus gue.
"Nyari gara-gara SEKALI LAGI. Gue usir lo beneran." Yena memasang wajah melasnya mengangguk.
Yena menggunakan headphone nya kembali "HAHAHA mampus lu." Dia mendengar suara di ujung sana menertawakan dirinya.
"Diem gak lu." Yena berbicara sepelan mungkin, lebih terdengar seperti berbisik.
Lawan bermain game nya itu berusaha menahan tawanya. "Sorry, hahaha.."
"Hilih."
"Eh gue mau ngajak lu sesuatu nih, nanti kalo lu mau gue kasih voucher yang 500ribuan. game nya terserah lu, gimana?" Suara di ujung sana bertanya, membuat Yena mengerutkan keningnya bingung.
"Apaan emang nya?"
Yena mendengarkan perkataan orang tersebut dengan serius, dia berpikir sebentar lalu bertanya. "Mulai kapan latihannya?"
"Gue masih belum bisa mastiin, nanti kalo udah pasti lu gue kabarin lagi" Yena mengangguk, lalu sadar bahwa orang yang sedang berbicara dengannya tidak dapat melihat pergerakan nya.
"Oke lah gue ikut, gue rasa mereka juga bakal ngikut juga. Nanti kalo mereka gak mau gue paksa dah." Ucap yena lalu tertawa membayangkan ekspresi kedua temannya kalo dia paksa menuruti keinginannya.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
ENOZI [end]
FanfictionIni cerita mengandung unsur gxg I do not claim all these pictures in this story as my own, all credit goes to the rightful owner.