1

5.6K 292 1
                                    


*****



Di depan ruang guru SMA Enozi terlihat Sakura, Nako, dan Hitomi lagi duduk berjejer menunggu seseorang yang di nanti-nanti keluar ruangan.

Sakura yang pertama kali melihat tanda-tanda pintu bakal dibuka mengajak yang lain untuk bangun berdiri dan menyapa.

"Eh Ibu, selamat pagi."

"Selamat pagi Bu Momo."

"Pagi Bu."

Orang yang baru keluar ruangan tersebut menengok lalu tersenyum pahit sambil menghela nafas setelah melihat siapa yang menyapanya. "Kalian lagi, mau apa kali ini ha?"

Nako tertawa canggung. "Hehehe Bu.. anu.. eee..." Menyenggol lengan Hitomi, bermaksud menyuruh dia saja yang berbicara.

Hitomi yang memang tidak mau terlalu berbasa-basi akhirnya berbicara. "Tante jangan bubarin ekskul padus dong, nanti nasib kita bertiga gimana."

Bu Momo sekaligus tante dari seseorang yang bernama Honda Hitomi ini hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, membuat mereka bertiga cemberut.

"Tantee ayo dong, lagian aneh banget perasaan setiap sekolah ada padusnya."

"SMP Tante dulu gak ada tuh."

"Ya kan itu SMP, lagian juga jaman Tante beda, terus aneh banget kalo gak ada padus nanti upacara siapa yang ngiringin nyanyi."

"Perwakilan perkelas kan bisa."

"Ih Tante mahhh, belom aja nanti aku aduin ke Kak Dahmmmpp.." Tangan Momo sudah membekap mulut Hitomi terlebih dahulu sebelum dia menyelesaikan kata-katanya.

Momo menurunkan tangannya setelah dirasa Hitomi tak akan berbicara lagi, menampilkan senyuman hitomi merasa senang tau bahwa Tante nya itu lemah dengan ancamannya. "Jangan bawa-bawa dia deh."

"Lagian kalian tuh mau ngapain padus cuma bertigaan doang." Senyum Hitomi memudar dan kembali cemberut setelah mendengar perkataan Tantenya barusan. "Ibu juga bingung gimana caranya ngeyakinin ke yang lain buat mertahanin ekskul kalian kalau gitu terus. Lagian ibu tau banget aslinya kalian cuma gak rela sama itu ruangan kan? Kalian gak bisa bebas lagi make ruangan itu nanti? Halah ibu udah tau tujuan utama kalian." Momo melipat tangan di depan dadanya menatap ketiga muridnya tersebut.

"Bu kali ini kita serius, kita bakal ngajak orang lain buat gabung sama kita." Sakura mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan pamflet perlombaan. "Nih Bu kita mau ikut ini, kita cuma punya waktu 2 bulan persiapan Bu dan walaupun nanti waktunya bakal kepotong banyak buat nyari anggota. Saya bakal tetep pastiin kita bakal nampilin yang terbaik."

Momo mengambil ahli handphone Sakura, mengecek kebenaran pamflet tersebut dengan teliti. Karena Momo sudah paham betul dengan akal-akalan mereka, bisa saja mereka mendesain ini sendiri.

"Dan kalau kita beneran menang tolong Bu jangan di ambil ahli ruangan kita, eh maksud saya ekskul kita." Sakura tertawa canggung. "Hehe, jangan di hapus Bu eskul padus nya. Tapi kalo kita kalah kita gak bakal mohon-mohon kaya gini lagi Bu. Janji kita." Sakura kali ini menunjukkan ekspresi serius agar gurunya mempercayai nya.

Momo berpikir sebentar, kalau di pikir-pikir tidak ada salahnya juga membiarkan mereka mencoba, walaupun dia sudah tau tujuan utama mereka melakukan ini. Momo juga sudah mengecek link yang tertera di pamflet tadi, dan benar akan lombanya.

Momo akhirnya mengangguk, "Oke nanti Ibu coba berbicara dengan dewan kesiswaan lainnya, walaupun kemungkinan besar Ibu kurang yakin mereka akan setuju. Tapi ingat, jangan mempermalukan nama Ibu karena sudah membela kalian nanti." Momo mengembalikan handphone Sakura.

"Ibu gak berharap banget sih kalian buat menang." Momo tertawa melihat ekspresi ketiga muridnya yang seperti tersinggung. "Ibu bukan ngeremehin kalian, Ibu cuma ngomong apa adanya. Ibu cuma mau kalian bener-bener serius ikut itu kompetisi." Membuat mereka bertiga mengangguk semangat.

"Ibu percaya sama kalian kali ini." Momo menunjukan dua jempolnya. "Udah ya Ibu mau ke kantin dulu, laper tadi gk sempet sarapan."

"Bu tunggu, satu lagi." Baru beberapa langkah Momo pergi, Nako sudah memanggil dan menyusul nya. Sakura dan Hitomi bingung dengan maksud temannya yang satu itu, namun mereka hanya memperhatikan nya saja.

Nako yang sudah berhasil menyusul gurunya dengan langkah kecilnya itu, bertanya. "Ibu tau gak di anak osis siapa yang suara nya bagus?"

Momo mengerutkan keningnya bingung dengan pertanyaan tiba-tiba Nako, namun tetap menjawab. "Hmm Ibu gk terlalu tau sih, tapi Ibu pernah denger si Eunbi lagi nyanyi-nyanyi sendiri di ruang osis dan menurut ibu suara dia bagus."

"Oke makasih Bu Momo." Nako tersenyum dan membungkukan badan nya sedikit. Lalu berlali kecil kembali ketempat kedua temanya tadi menunggu.



*****

ENOZI [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang