33

975 157 18
                                    


*****



Saat ini jam istirahat pertama, Yuri sedang berada di ruangan musik. Atau bisa dibilang dia berada di dalam markasnya anak band.

Yeonjun dan Taehyun menemani dirinya, sementara Soobin, Beomgyu, dan Hueningkai sedang berada dibawah. Ketiga orang itu pergi ke kantin, membeli makanan dan minuman untuk mereka.

"Lo gak capek gini terus?" Tanya Yeonjun yang mulai lelah melihat adik kelasnya itu terus menerus menghindari temannya.

Yap, Yuri kembali menjauhi teman-temannya. Dua hari kemarin, Sabtu dan Minggu dia sengaja tidak datang latihan.

Kemarin masih mudah bagi Yuri untuk menghindari teman-temannya karena sekolah libur.

Tadi pagi dia harus memohon-mohon dan menyogok teman sekelasnya, agar temannya itu mau bertukar tempat duduk dengannya.

Yuri juga menggunakan cara Yujin, dia izin keluar terlebih dahulu sebelum jam istirahat berbunyi. Mungkin nanti waktu jam istirahat kedua, dia tidak akan kembali lagi ke kelasnya.

Dia berencana bolos dan menunggu di ruang musik sampai dia merasa bahwa teman-temannya sudah sibuk latihan, dan tak akan berpapasan dengannya.

"Terus gue bisa apa?" Yuri menatap Yeonjun.

Waktu yang di kasih ibunya telah habis.

"Gue udah janji ke nyokap gue, nyokap gue juga udah nurutin permintaan gue."

Mata Yuri mulai berkaca-kaca, dia juga lelah. Dia juga ingin mengakhiri semua drama yang dia lakukan, tapi dia tidak punya pilihan lain.

"Tapi lo gak harus berkorban sejauh ini, Yuri." Ucap Yeonjun geram, dia yang melihat saja merasa frustrasi. Apalagi Yuri yang melakukan.

Yuri mengusap air matanya yang mulai keluar. "Gue gak pernah merasa jadi korban. Gue ngelakuin ini semua dengan sadar, dengan kemauan gue sendiri."

"Seenggaknya jelasin ke mereka, kasih mereka alasan."

Yuri menggelengkan kepalanya pelan.

"Lo bakal kehilangan mereka Yuri, lo bakal kehilangan temen-temen lo, lo bakal kehilangan Yena." Yeonjun berusaha menahan keinginannya untuk berteriak memarahi Yuri.

Dia mendekati Yuri, duduk di sebelahnya. Ikut menyenderkan tubuhnya di tembok.

"Lo akan kehilangan mereka, kehilangan orang-orang yang lo sayang. Kehilangan orang yang lo cinta." Tambah Yeonjun.

Taehyun dari tadi hanya diam, duduk di pojok ruangan sibuk memainkan game di handphonenya. Dia mendengar semua omongan Yeonjun dan Yuri, namun tetap memilih untuk tidak ikut campur.

Yeonjun melanjutkan kata-katanya yang sempat dia jeda. "Walaupun gue baru deket sama lo karena perjodohan kita. Gue tau perasaan lo ke Yena gak sebercanda itu, gue tau betapa pentingnya sosok Yena di kehidupan lo."

"Lo emang gak pernah cerita ke gue, tapi dengan liat cara lo natap Yena aja gue tau."

Yuri semakin tidak bisa menahan air matanya, yang di ucapkan Yeonjun memang benar.

Dia bertemu Yena, di hari dimana ayahnya tiada. Setelah acara pemakaman ayahnya selesai, dia melarikan diri dari rumah.

Berencana menyusul ayahnya.

Yuri cepat-cepat menggelengkan kepalanya, dia tidak boleh berubah pikiran. Dia tidak bisa melanggar janjinya begitu saja.

"Mencintai tak harus memiliki, bukan?" Yuri memaksakan senyumannya.

ENOZI [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang