*****
Yuri menggebrak meja. "Wonyoung ayo pesen indomie."
Semeja menahan tawa melihat Yena yang mengusap dadanya menahan amarah. Dari tadi gadis itu mencoba mengajak Yuri berbicara namun diabaikan, dan sekarang wajahnya terciprat kuah bakso saat Yuri menggebrak meja tadi.
"Ayo kak." Wonyoung berdiri dengan semangat, berjalan bersama Yuri ke arah penjual indomie.
Wonyoung dengan tubuh tingginya memesan tanpa kesusahan, berbeda dengan Yuri yang harus berdesak-desakan agar pesanannya di dengar penjual.
"Alasan lu ngajak gue mesen, biar ini kan kak? Biar cepet." Ujar Wonyoung terkekeh.
"Gak juga sih, cuma lo doang kan yang mau gue ajak makan indomie tanpa bosen. Tapi itu tadi juga salah satu alasannya, hehe."
Mereka tertawa dan membicarakan hal random lain sambil menunggu pesanan mereka jadi.
Wonyoung ingin menanyakan tentang kenapa Yuri agak aneh akhir-akhir ini tapi penjual mie sudah mendahuluinya memanggil Yuri.
"Makasih Bu." Yuri dengan kesusahan mengeluarkan uang dari sakunya.
Sebuah tangan mengulurkan uang, mendahului Yuri yang baru ingin membayar. "Ini bu, saya aja yang bayar."
Yuri menengok kearah pemilik tangan tersebut, lalu tersenyum saat menyadari siapa yang baru saja membayarinya. "Eh elu."
"Wonyoung lo duluan aja ke meja nya." Yuri memberikan dua mangkuk mie yang dipegangnya ke Wonyoung.
Dengan wajah bingung Wonyoung berjalan menjauhi Yuri dan lelaki tersebut.
"Wonyoung gue tau lo gak pernah makan indomie di rumah, tapi gak harus beli dua mangkok juga. Lo abis makan batagor banyak astagaa." Yujin menggelengkan kepalanya tidak percaya.
Wonyoung cemberut. "Apaan sih ini satunya punya Kak Yuri."
"Lah anak nya nyasar kemana?" Tanya Eunbi, membuat yang lain juga menatap Wonyoung ikut bertanya.
"Tuh lagi ngobrol tuh berduaan." Wonyoung menunjuk Yuri dengan dagunya.
Yena menghentikan kegiatannya, tiba-tiba selera makannya hilang. "Dahlah gak napsu lagi gue."
Sakura melempar tisu ke arah Yena. "Gak napsu pale lu, mangkok tinggal kuahnye doang baru bilang gak napsu."
Biasanya Yena akan membalas lemparan tisu Sakura, dan nanti mereka semeja akan saling melempar tisu yang berujung mereka semua mendapat ceramahan dari ibu-ibu kantin. Tapi kali ini Yena hanya memasang wajang memelas, membuat yang lain menatapnya iba.
***
"Lo dirumah ada acara gak nanti?" Tanya Hyewon saat dirinya dan Wonyoung sedang berjalan bersama di koridor sekolah.
"Cuma mau namatin novel doang sih kak."
Hyewon menganggukan kepalanya. "Maen yok."
Hari ini mereka tidak ada jadwal latihan, Eunbi sengaja menyarankan agar mereka istirahat saja.
Dari Yujin yang izin tidak bisa ikut latihan, disusul Minju yang katanya harus menjaga adiknya, lalu Yuri yang bilang dia ada urusan yang tidak bisa di lewatinya.
Di tambah mood Yena yang tak kunjung membaik dan Chaewon yang seperti kehilangan fokus, akhirnya Eunbi memutuskan untuk meniadakan latihan.
"Yaudah, nanti ketemuan nya dimana? Jam berapa?" Tanya Wonyoung menyetujui ajakan kakak kelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENOZI [end]
FanfictionIni cerita mengandung unsur gxg I do not claim all these pictures in this story as my own, all credit goes to the rightful owner.