Berpisah untuk Bersatu - 14

684 99 50
                                        

"Mpuuuutt...!!!!"

Putri yang saat itu tengah minum tersedak, entah kapan teman nya itu akan berhenti berteriak setiap bertemu dengan nya.

"Aahh.. Ya ampun aku seneng banget akhirnya kamu kuliah lagi.." ucap Tasya kegirangan yang tau tau sudah memeluk erat Putri.

"Astaghfirullahaladzim Syaa.. Lepas ih, perasaan setiap hari kita ketemu." ucap Putri terus berusaha melepaskan pelukan Tasya, nafas nya sesak. "Aku gk bisa nafas!!!."

Dengan cepat Tasya melepas pelukan nya dan memamerkan deretan gigi nya pada Putri. "Hehehe maaf.."

Putri hanya menghembuskan nafas nya dan mengangguk saja.

Hari ini, hari pertama nya masuk kembali ke kampus, jadi wajar saja jika Tasya begitu kegirangan.

Keadaan Rara semakin membaik, malah hari ini dia sudah bisa pergi ke butik nya dan kembali menyibukkan diri nya dengan pekerjaan nya. Dan Putri mengkhawatirkan ini, dia takut kondisi Rara kembali menurun dan.. Dia takut kehidupan nya kembali seperti dulu, yang hanya di temani oleh sahabat dan asisten rumah tangga nya.

"Kamu udah sarapan?." tanya Tasya disela sela obrolan nya bersama Putri.

"Udah kok." Putri tersenyum sambil mengangguk.

"Emh Put, kak Rara ke butik hari ini?."

"Hmmh.. Iya Sya, setelah ini aku pasrah deh kalau kak Rara sibuk lagi." ucap Putri lesu, Tasya tersenyum lalu menepuk-nepuk lengan Putri pelan.

"Jangan suudzon dulu, siapa tau setelah kejadian kemarin kak Rara udah sedikit berubah." Tasya tersenyum lembut pada Putri, dia paham betul bagaimana perasaan Putri sekarang. Putri ikut tersenyum. Mereka pun melanjutkan obrolan nya hingga dosen masuk.

Setelah semua mata kuliah selesai, Tasya dengan semangat nya mengajak Putri ke mall, dia benar benar ingin menghabiskan waktu bersama Putri tanpa gangguan siapa pun.

***

Jam 15.30 WIB, Putri baru saja sampai di rumah, lelah sekali rasanya hari ini, kepala nya sedikit pusing, mungkin akibat dia selalu tidur larut beberapa hari ini, ditambah lagi kelelahan.

"Assalamualaikum, bik." ucap Putri memberi salam pada bik Minah yang memang sedang berada diluar.

"Waalaikumsallam, non Mput dari mana? Kok baru pulang?." tanya bik Minah menatap Putri cemas, Putri tersenyum.

"Biasa lah bik, tadi Tasya ajak Putri jalan, makanya Putri baru pulang." bik Minah mengangguk. "Oh iya, kak Rara udah pulang belum? Emh dia kan janji mau pulang cepet hari ini."

"Belum non, non Rara juga gk ada ngabarin apa apa ke bibik."

Putri mengangguk sambil tersenyum tipis, benar dugaan nya. Jika sudah di pertemukan dengan pekerjaan pekerjaan nya, kakak kakak nya itu pasti lupa dengan janji janji nya.

"Yaudah Putri masuk dulu ya bik."

Bik Minah mengangguk, "Non Mput kok pucet ya." gumam bik Minah setelah Putri pergi dari hadapan nya.

Putri pun mulai melangkahkan kaki nya dan masuk ke dalam.

"Eh, non Mput sudah pulang." sapa bik Sari pada Putri yang baru saja masuk, Putri tersenyum. "Non Mput baik baik aja?." bik Sari menatap Putri yang semakin terlihat pucat.

"Baik kok, cuma sedikit pusing. Putri ke kamar dulu ya bik."

"Mau bibik antar?."

"Ah ngga usah." Putri menggeleng, dia tersenyum kemudian pergi ke kamar nya setelah bik Sari mengangguk.

***

Sedangkan di ruangan nya, Rara yang tengah asik mencoret-coret buku gambar nya dikejutkan oleh kedatangan kakak sulung nya.

"Assalamualaikum.."

"Waalaikumsallam, kakak." Rara tersenyum lalu dengan cepat dia menyimpan buku gambar serta pensil nya kemudian bangkit dari duduk nya dan menghampiri kakak nya.

"Ada apa, kak? Tumben kesini."

"Bandel kamu ya!." bukanya menjawab, Lesti malah langsung mencubit hidung Rara.

"Eh, aduh!! Kenapa sih kaakk??!." rengek Rara setelah kakak nya itu melepaskan tangan nya dari hidung nya.

"Asisten kamu bilang kamu belum makan dari siang, kamu lupa kalau kamu baru pulih, hah?!." omel Lesti pada adik nya itu, dia benar benar kesal saat mendapat telfon dari asisten Rara dan mengabarkan bahwa Rara belum keluar dari ruangan nya semenjak dia datang, dan sudah dipastikan kalau Rara tidak makan saat jam makan siang tadi.

"Rara lupa kak hehe maklum lah hari ini kan hari pertama Rara ke butik lagi, jadi Rara lupa waktu makan." ucap Rara sambil cengengesan, Lesti menggelengkan kepalanya.

"Nih, kakak bawa makanan, kita makan sama sama, hmm?." Lesti menepuk pelan pipi Rara dan tersenyum. "Ini kakak yang masak, spesial untuk kamu."

Rara tersenyum kemudian duduk di sofa yang berada di ruangan nya bersama Lesti.

Saat sedang asik menikmati makanan yang Lesti buat, Rara lagi lagi dikejutkan oleh kedatangan kakak kedua nya, Selfi.

"Assalamualaikum!!!!!."

"Waalaikumsallam."

"Kak Selfi, aaahhh Rara kangen banget sama kakak." pekik Rara kemudian berhambur memeluk Selfi yang sudah merentangkan tangan nya, bersiap untuk memeluk adik nya.

"Kakak juga kangen banget sama kamu." Selfi mengecup pucuk kepala Rara berkali-kali.

"Ekhem! Masih ada orang loh disini." sindir Lesti saat dirinya merasa diacuhkan oleh kedua adik nya, dia merasa menjadi patung yang tak di anggap oleh adik adik nya.

Selfi terkekeh kemudian melepas pelukan nya dari Rara dan berganti memeluk Lesti.

"Kerjaan kamu sudah selesai?." tanya Lesti setelah mereka sudah kembali duduk.

"Udah kak, tadinya Selfi mau ke resto kakak, tapi karna lihat mobil kakak yang menuju kesini jadi Selfi ikuti."

Tiba tiba, Rara teringat janji nya kepada sang adik kalau dia akan pulang lebih cepat dan menghabiskan waktu nya bersama Putri, tapi melihat kedua kakak nya yang tengah berada di butik nya, dia berfikir lebih baik menyuruh Putri ke butik nya dan berkumpul bersama.

"Rara telfon Putri dulu ya, dia pasti seneng kalau bisa kumpul gini. Tadi Rara udah janji juga akan pulang cepet." ucap Rara hendak mengambil ponsel nya, namun di tahan oleh Lesti.

"Gk usah, dia pasti lagi sama Tasya, hari ini kan dia baru kuliah lagi." ucap Lesti.

"Iya dek, lagi pula kalau dia nunggu kamu pulang cepet, dia akan telfon kamu duluan dan minta kamu pulang, tapi nyata nya dia gk ada telfon kamu kan?." sambung Selfi.

Rara terdiam sejenak kemudian mengangguk, ada benar nya juga apa kata kakak kakak nya. Tapi entah kenapa perasaan nya tiba tiba tidak enak, hati nya menyuruh nya pulang, tapi Rara malah tetap diam disana.

***

Brukh!

Bik Minah dan bik Sari yang tengah sibuk di dapur dikejutkan oleh suara yang berasal dari kamar Putri, mereka saling pandang.

"Astaghfirullah, ada apa ya bik?." ucap bik Sari menatap bik Minah.

"Ayo kita ke atas, saya takut non Mput kenapa-napa."

Bik Sari mengangguk kemudian dengan cepat mengikuti bik Minah yang sudah lebih dulu berlari menuju kamar Putri.

"Astaghfirullahaladzim non Mput!!."

- To Be Continued 💕-

Berpisah untuk Bersatu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang