Berpisah untuk Bersatu - 08

844 94 16
                                    


Lesti baru saja menyelesaikan meeting nya, dan sekarang rasanya sangat lapar karna sedari pagi belum ada makanan yang masuk ke dalam perut nya. Dia duduk di kursi kebesaran nya lalu mengambil salah satu file dan membaca nya, tapi rupa nya dia tidak bisa fokus karna perut nya yang benar benar minta asupan.

Saat hendak bangkit dari duduk nya untuk keluar dan mengisi perut nya yang kosong, mata nya menangkap kotak makanan yang masih tersimpan rapi di meja nya. Dia baru ingat jika tadi pagi Putri datang dan membawa kan nya makanan.

Dia mengambil kotak makanan itu dan kembali duduk. Kedua sudut bibir nya terangkat begitu saja dan terlukis lah senyum manis di wajah Lesti.

"Terimakasih ya dek." gumam nya hampir tak terdengar. Dia pun membuka kotak makan itu dan dilihat nya nasi goreng sosis kesukaan nya dan ketiga adik nya. Walaupun sudah dingin, tapi Lesti yakin masakan bik Minah ini tidak akan berubah rasa nya.

Setelah meminta sendok dan air minum pada OB nya, Lesti menyantap makanan itu tak sabaran. Dan benar saja, rasanya tidak pernah berubah.

Namun, kegiatan makan nya tiba tiba terhenti saat mengingat wajah Putri yang jelas kecewa saat dia menolak nya untuk makan bersama pagi tadi. Kejadian semalam pun terlintas di pikirkan nya.

"Apa aku keterlaluan, ya? Putri udah niat baik begini tapi aku malah tolak dia walaupun gk langsung. Dan.. Apa semalam aku terlalu keras sama dia?."

Lesti bergumam dalam hati. Dia menatap nasi goreng itu kemudian menghembuskan nafas nya pelan dan melanjutkan kegiatan makan nya.

Setelah selesai, dengan gerakan cepat nya dia membereskan barang barang nya dan memasukkan nya kedalam tas. Setelah meja nya rapi, baru lah dia melangkah kan kaki nya keluar dari ruangan nya.

Tepat saat dia keluar, Rina sang asisten datang.

"Loh, ibu mau kemana?."

"Saya mau pulang."

Setelah mengatakan itu, Lesti pergi dari hadapan Rina yang masih diam. Dia menggaruk kepala nya karna heran dengan bos nya itu.

"Perasaan ini jam 10 pagi deh, bukan jam 10 malam. Tapi kok bu Lesti udah pulang?." gumam nya. "Ah bodo amat lah, bos mah bebas."

***

Bik Minah menyambut hangat Lesti yang baru saja sampai, dengan cepat dia pun menghidangkan es teh di hadapan majikan nya.

"Putri mana, bik?." tanya Lesti setelah meminum es teh yang bik Minah bawa.

"Masih ngampus non, ini kan masih pagi." jawab bik Minah. Lesti menoleh ke arah pergelangan tangan nya, dan benar ini masih pagi, jam makan siang pun belum tiba.

"Ehm, yaudah bibik silahkan kembali kerja. Nanti untuk makan siang, biar saya yang masak ya, saya mau Putri makan masakan saya." ucap Lesti sambil tersenyum.

Bik Minah mengangguk pelan kemudian pergi ke dapur setelah pamit pada Lesti.

"Apa non Lesti baik baik aja ya? Kok aneh begitu, apalagi sampai mau masakin non Putri. Jangan jangan kepala nya abis kebentur tembok?." gumam bik Minah yang sudah berada di dapur.

Bik Sari yang melihat bik Minah bergumam tak jelas pun menghampiri bik Minah.

"Bik, kenapa?."

"Eh, itu loh non Lesti udah pulang."

"Ada yang ketinggalan mungkin."

"Kalau cuma karna ada yang ketinggalan gk mungkin dia minta es teh dan mau masakin non Putri."

"Insaf kali dia." celetuk bik Sari langsung mendapat pukulan pelan dari bik Minah.

"Sari!."

Bik Sari hanya memberikan cengiran bodoh nya saat bik Minah memukul pelan lengan nya dan menatap nya dengan tatapan tajam.

***

Putri cukup terkejut saat mendapati Lesti yang tengah asik menonton tv, sebelum menghampiri kakak nya, dia menarik nafas nya dalam dan menghembuskan nya pelan.

Lesti yang mendengar derap langkah seseorang pun menoleh dan mendapati Putri yang tengah berjalan ke arah nya, dia tersenyum.

"Assalamualaikum, kak." ucap Putri kemudian mencium tangan Lesti.

"Waalaikumsallam." jawab Lesti mengelus kepala Putri kemudian menarik kepala Putri dan mengecup nya cukup lama.

Putri memejamkan mata nya saat kecupan hangat itu kembali ia rasakan.

"Kakak.." lirih nya dalam hati kemudian membuka matanya saat tangan kakak nya menangkup kedua pipi nya.

"Kamu udah makan?."

Putri menggeleng pelan.

"Yaudah, kita makan sama sama yuk?! Tadi kakak masak, spesial untuk kamu."

Putri mengangguk. Lesti tersenyum kemudian merangkul tubuh Putri dan membawa nya ke meja makan. Disana sudah tersusun dengan rapi masakan masakan lezat yang Lesti buat.

"Gimana? Enak gk masakan kakak?."

Putri menoleh pada Lesti kemudian mengangguk semangat.

Lesti tersenyum melihat Putri yang begitu lahap memakan masakan nya. Rindu nya pada sang adik sedikit terobati dengan makan siang bersama.

"Kalau kak Selfi sama kak Rara ada, pasti makin seru." ucap Putri tanpa menatap Lesti, dia lebih sibuk dengan makanan nya.

"Hmmh iya."

Lesti kembali terdiam. Ingin sekali rasanya meminta maaf pada kedua adik sulung nya karna semalam dia sudah membentak mereka secara tidak langsung. Dia kemudian menatap Putri, dia juga belum meminta maaf pada adik nya itu.

"Dek."

Putri menoleh.

"Uhm, kakak minta maaf ya."

"Untuk?."

"Semalam. Kakak udah marahin kamu dan tadi pagi kakak gk bisa temani kamu sarapan."

Putri tersenyum lembut mendengar ucapan Lesti. Dia kemudian meraih tangan Lesti dan mengelus nya.

"Kakak gk perlu minta maaf, lagipula kakak gk marahin Putri, kok. Kakak begitu karna kakak sayang kan sama Putri? Dan masalah tadi pagi.. Putri gk masalah sama sekali, Putri ngerti keadaan kakak yang memang sibuk."

Lesti tersenyum lega setelah Putri menjawab permintaan maaf nya. Mereka pun melanjutkan acara makan siang nya diiringi canda tawa kedua nya.

To Be Continued 💕.

Berpisah untuk Bersatu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang