"Nabila,"
Merasa ada yang memanggil nama nya, gadis berhijab bernama Nabila itu menoleh. Dia terkejut melihat siapa yang ada di depan nya, dia hendak beranjak pergi dari sana, namun seseorang yang memanggil nya segera mengejar nya dan menahan tangan nya.
"Bil, tunggu. Aku mau bicara sama kamu."
Nabila menghentikan langkah nya, dia hanya menoleh ke arah orang itu tanpa mau membalikkan badan nya.
"Maaf kak Selfi, tapi__"
"Nabila aku mohon, sebentar aja."
Nabila menghela nafas nya, dia membalikkan badan nya kemudian mengangguk pelan sambil tersenyum tipis.
Selfi tersenyum, dia pun mengajak Nabila duduk di salah satu bangku panjang yang ada di depan mini market yang tengah mereka kunjungi itu. Ya, mereka tak sengaja bertemu di mini market saat sedang sama sama berbelanja untuk keperluan rumah mereka. Dan saat melihat Nabila, tanpa pikir panjang Selfi langsung memanggil nya dan mau berbicara dengan Nabila tentang...
"Rara," Selfi mulai membuka suara nya. "Gimana kabar dia?"
Tanpa mau basa basi, Selfi langsung menanyakan kabar adik nya pada Nabila. Selfi tau, hanya Nabila teman yang sangat di percaya oleh Rara dalam hal dan keadaan apapun, jadi sekarang Selfi pun yakin, jika Nabila tahu dimana Rara.
"Rara?" Nabila mengerutkan kening nya. "Kak Selfi, aku__"
"Bil, kamu satu satu nya sahabat Rara dari jaman kuliah dulu, dan mungkin sampai sekarang. Rara gk pernah cerita tentang teman nya selain tentang kamu, jadi aku yakin kalau kamu tau gimana kabar Rara sekarang." lagi, Selfi tak membiarkan Nabila menyelesaikan ucapan nya.
"Bil, satu tahun lebih aku gk tau gimana kabar dia, satu tahun lebih aku gk denger suara dia, sekarang ada kamu disini, aku mau tau dari kamu."
Nabila memandang wajah Selfi, wajah yang dulu selalu ia ejek bulat, sekarang terlihat lebih tirus, pipi nya yang dulu sering ia cubit, sekarang tidak tembam lagi, seperti bukan Selfi. Dan kemudian, dia menatap mata Selfi, mata nya sudah berkaca kaca, tersirat sebuah kerinduan seorang kakak kepada adik nya dan sebuah permohonan pada nya agar mau memberitahu nya tentang Rara.
"Aku kangen sama dia, aku juga kangen sama Putri dan kak Lesti, aku kangen sama mereka.." ungkap Selfi menundukkan kepala nya, dia berucap dengan sangat lirih.
"Kak Selfi," Nabila mengambil nafas nya lebih dulu sebelum kembali berucap. "Jangan khawatir, Rara baik baik aja."
Selfi tersenyum kecil. "Alhamdulillah,"
"Andai aja saat itu aku dengerin apa kata Rara, mungkin sekarang gk akan kayak gini. Andai saat itu aku cegah Putri yang mau pergi, mungkin Rara gk akan ikut pergi, dan bodoh nya aku malah ikut ikutan ninggalin kakak hiks aku bukan saudara yang baik buat mereka.."
"Jadi kak Selfi juga ikut pergi? Kak Lesti sendiri? Ya Allah.."
"Nabila," Selfi kembali mengangkat wajah nya, dia menggenggam tangan Nabila. "Tolong sampaikan permintaan maaf aku ke Rara, ya?!"
Nabila menghela nafas, dia kemudian tersenyum. "Iya, akan aku sampai kan."
"Aku juga akan bicara sama Rara, aku mau dia kembali, kembali kepada adik dan kakak kakak nya. Aku gk mau dia tersiksa dengan rasa rindu yang dia ciptakan sendiri, padahal dia tau obat nya apa. Aku juga gk mau dia terus terusan di belenggu sama ego dan rasa kecewa nya sama kalian. Aku akan coba bicara sama dia, kak."
Selfi tersenyum, dia tahu Nabila tulus, dia yakin Rara akan mau mendengarkan Nabila, meskipun mungkin Rara tidak mau langsung kembali, tapi setidaknya Rara tahu, kakak nya ini sudan berniat baik untuk meminta maaf pada nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Berpisah untuk Bersatu ✔
Kurzgeschichten•Tidak ada lagi yang egois, lebih baik pergi!! Aku bosan mendengar rengekan mu. ~Lesti Anintya Rashid •Dengan kepergian nya, tidak akan ada lagi keributan didekat ku. ~Selfi Anatasya Rashid •Mungkin memang ini, ini jalan terbaik untuk kita. ~Rara A...