Berpisah untuk Bersatu - 20

264 44 6
                                        

Langit malam ini begitu gelap, tapi tetap terlihat indah karna cahaya bulan purnama dan taburan bintang di langit itu. Angin yang berhembus juga terasa semakin kencang, membuat orang yang merasakan nya kedinginan. Tapi, bukanya masuk ke dalam kamar dan beristirahat, dia justru malah terus diam disana, di balkon kamar nya.

"Semarah itu kamu, dek? Sampai kamu gk mau ngakuin kalau kakak ini adalah kakak kamu, bahkan kamu gk mau noleh sedikit pun saat kakak panggil kamu." gumam gadis itu sangat pelan, suara nya lirih.

Sekelebat bayangan tentang kejadian tadi tiba tiba muncul di hadapan nya. Saat bagaimana dia melihat adik nya menginjakkan kaki nya ke toko kue nya lagi, saat bagaimana dia melihat senyum adik nya yang tengah mengobrol bersama teman nya, dan saat bagaimana dia yang memanggil adik nya namun tak sama sekali di hiraukan oleh adik nya. Selfi, ya, tentu gadis itu Selfi.

Sesak sudah pasti. Orang yang mungkin dia rindu kan selama kurang lebih satu tahun ada di depan nya, tapi dia tidak bisa memeluk nya, jangan kan untuk memeluk nya, bahkan saat dia memanggil nya pun orang itu tidak mau menyahuti panggilan nya. Dia merasa sedih saat adik nya, Putri, mengabaikan nya begitu saja, seolah dia adalah orang asing bagi Putri.

"Selama satu tahun, baru kali ini aku ketemu sama saudara aku lagi," ucap Selfi pelan, dia tersenyum kecil mengingat pertemuan nya dengan Putri yang begitu singkat, sangat singkat. "Aku kangen banget sama mereka." lirih nya kemudian.

"Maaf atas semua kesalahan aku dulu sama kalian, hukuman ini memang pantas untuk aku. Aku belum bisa jadi adik maupun kakak yang baik untuk kalian."

Selfi menunduk dalam, air mata nya perlahan jatuh dan membasahi pipi nya yang sekarang mulai terlihat lebih tirus, badan nya juga lebih kurus. Tidak ada orang yang memperhatikan nya sekarang, dia pintar pintar menjaga diri pun percuma jika hati dan pikiran nya acak-acakan memikirkan masalah nya.

***

Pukul 06.15 WIB. Masih pagi sekali, tapi entah ada angin apa yang membuat Lesti sudah nongkrong di resto nya, dia sudah ada disana sepagi ini. Biasanya dia datang cukup siang, dan hal itu tentu nya membuat beberapa pekerja disana heran. Sampai akhirnya datang lah seseorang yang dia tunggu.

"Nah, Sari!"

Sari, perempuan itu menghentikan langkah nya saat bos nya memanggil nya. Dia menghampiri Lesti.

"Kenapa bu?"

"Emm.. Begini, kalau orang yang kemarin cari saya datang lagi kesini, kasih tau saya, ya? Dan, kamu suruh orang itu tunggu saya di meja ini, saya mau tau siapa dia."

Sari mengangguk paham. "Ooh.. Baik bu, nanti saya minta mbak itu duduk dulu disini."

Lesti tersenyum, dia pun pergi ke ruangan nya setelah pamit pada Sari.

Siang hari nya, seperti apa yang di bilang oleh Lesti pada Sari, dia menyuruh Sari untuk menahan gadis yang kemarin mencari nya, ah bukan menahan sih, dia hanya ingin tahu siapa yang mencari nya kemarin.

Setelah melaksanakan kewajiban nya, Lesti kembali ke ruangan nya, baru saja dia duduk, pintu ruangan nya tiba tiba di ketuk.

"Masuk,"

Ceklek.

"Eh, kamu Sar, ada apa?" tanya Lesti saat mendapati Sari di depan nya.

"Itu bu, orang yang kemarin itu sudah di depan."

Lesti nampak terdiam mendengar jawaban Sari, mengingat kembali hal yang tadi pagi dia dan Sari bicara kan,  setelah itu dia tersenyum.

Berpisah untuk Bersatu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang