"Lo aja yang nangkap gue dari bawah." Seline menatap Garrel dengan berkedip-kedip merayu.
"Nggak mau. Lo berat!" balas Garrel tega.
"Enak aja! Badan body goals gini dibilang berat," dumel Seline tidak terima.
"Udah buruan naik! Lo buang-buang waktu aja."
"Gue bakal naik kalau lo nangkap gue dari bawah. Gue takut jatuh." Seline menatap Garrel memohon. Dia takut jatuh karena rasanya pasti sakit. Sekalipun itu jatuh cinta.
"Biar gue aja, Sel, yang nangkap lo."
Bukan Garrel yang menyahuti, melainkan Dicky. Dia menawarkan diri dengan tersenyum meyakinkan bak sales yang sedang mempromosikan produk dagangannya.
Seline langsung mengalihkan perhatiannya pada Dicky. Matanya memperhatikan Dicky dari atas ke bawah lalu ke atas lagi berulang kali. Dia sedang menilai apakah Dicky cukup kuat untuk menangkap Seline dan teman-temannya.
"Nggak. Lo cungkring. Bukannya nangkap gue, yang ada lo malah penyet ketimpa gue," balas Seline setelah menilai postur tubuh Dicky dan mendapat kesimpulan jika Dicky tidak cukup kuat untuk menangkapnya.
Badan Dicky terbilang kurus, membuat Seline takut Dicky tidak kuat jika harus menangkapnya dari bawah, berbeda dengan Garrel yang berbadan atletis. Seline yakin Garrel kuat menangkapnya karena Seline dulu sudah membuktikannya. Bahkan Garrel kuat menggendongnya keliling halaman.
Dulu, menggendong Seline seolah menjadi salah satu olahraga yang Garrel lakukan jika dia sudah bosan bermain dengan barbel ataupun treadmill. Garrel akan menggendong Seline keliling halaman sebagai bentuk olahraga untuk melatih kekuatan ototnya.
Tentu hal itu membuat Seline merasa sangat bahagia. Dia akan tertawa saat Garrel mempercepat langkahnya. Sebaliknya, Seline akan ketakutan saat Garrel menggendongnya dengan berlari.
(Flashback on)
"Sayang, mau bantuin aku nggak?"
Seline yang sedang makan snack di sebelah Garrel dengan asyiknya sontak menoleh. Dia menatap Garrel bertanya.
"Bantuin apa?" tanyanya di sela kunyahannya.
"Naik ke punggungku," ucap Garrel, membuat kerutan muncul di dahi Seline.
Cowok itu tiba-tiba beranjak dari gazebo dan berjongkok di depan Seline.
"Mau ngapain?"
"Jogging keliling lapangan. Temenin, ya?" pinta Garrel dengan menoleh pada Seline yang masih duduk di tempatnya.
"Terus kenapa aku harus naik ke punggung kamu?" Seline masih belum mengerti dengan maksud Garrel.
"Lagi bosen angkat barbel. Lagi pengin angkat kamu."
Pipi Seline sontak merona. Senyumnya mengembang. Tanpa mau membuang waktu lagi, dia meninggalkan snack-nya begitu saja dan beralih nemplok di punggung Garrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejarah Mantan (COMPLETED)
Teen FictionMengaum di depan orang lain, tapi mengeong di depan pacarnya. Begitulah Garrel Zarvian Arkadiksa. Dia memperlakukan pacarnya, Jaseline Tamara, layaknya ratu. Dia memastikan Seline selalu bahagia dan mendapatkan apapun yang dia inginkan selama di sis...