Garrel duduk santai bersandar pada bangku taman. Kakinya terangkat sebelah. Matanya menatap lurus pada seorang cewek yang sedari tadi wira-wiri di depannya. Cewek itu tidak sedang mencari perhatian. Hanya saja keberadaannya memang berhasil menarik perhatian Garrel.
Kepulan asap terlihat naik ke udara setelah Garrel menghisap rokok yang sedari tadi terselip di jarinya. Dia memang bandel. Baru saja mendapat skors selama seminggu, dia sekarang membuat ulah lagi dengan merokok di taman belakang.
Garrel tidak takut ketahuan karena keadaan taman sedang sepi. Bel yang sudah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu membuat lingkungan sekolah mulai sepi, apalagi taman belakang. Hanya ada beberapa orang saja yang masih berada di sekolah untuk mengikuti ekstra kurikuler atau kepentingan lainnya seperti seorang cewek yang saat ini sedang Garrel perhatikan.
"Rel, gue balik duluan, ya? Adik gue udah nunggu di parkiran," pamit Julian lalu menyalami teman-temannya.
Garrel mengangguk dan menyambut uluran tangan Julian.
"Adik lo yang mana?" sahut Dicky.
"Ya si Bearly lah. Siapa lagi emang? Adik gue kan cuma dia," balas Julian jengah.
Dicky cengengesan. "Kirain adik beda orang tua."
"Eh, bantuin gue dekat sama si Beruang dong," pinta Andra. Dia memang memanggil Bearly dengan sebutan Beruang. Tujuannya untuk menjahili Bearly. Dia suka saat melihat Bearly kesal dan cemberut.
"Pasti nggak mau dia."
"Kenapa? Gue ganteng kok," ucap Andra mempromosikan dirinya sendiri.
"Bukan masalah itu. Bearly emang nggak mau pacaran. Dia aja rencananya nggak akan nikah. Cita-cita dia itu jadi wanita independen yang kaya raya biar nggak butuh suami buat nafkahi dia. Gue nggak tahu dia dapat pemikiran dari mana."
Andra berdecak kesal. "Dia nggak tahu aja enaknya bereproduksi," gumamnya pelan.
Perhatian Julian kembali tertuju pada Garrel. "Lo nggak balik, Rel?" tanyanya saat melihat Garrel masih duduk santai dengan menghisap rokoknya.
Garrel hanya menggeleng menanggapinya.
"Garrel mana mau balik kalau ratunya aja masih di sana," sahut Andra dengan tatapan mengarah pada lapangan yang berada di depan taman. Di sana terlihat seorang cewek sedang melatih anggota paduan suara. Ada petugas upacara juga yang sedang berlatih untuk upacara minggu depan.
Garrel melirik Andra tajam, sedangkan Andra hanya terkekeh saja.
"Santai, Rel. Cewek emang harus diperlakukan kayak ratu biar dia nggak nyari raja lagi yang lebih peduli." Sekarang giliran Dicky yang bersuara.
Dari keempat cowok yang saat ini menemani Garrel nongkrong di taman belakang, hanya Dicky dan Andra yang memang mulutnya tidak bisa diam. Jika tidak mengunyah, mulut kedua orang itu akan mengoceh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejarah Mantan (COMPLETED)
Teen FictionMengaum di depan orang lain, tapi mengeong di depan pacarnya. Begitulah Garrel Zarvian Arkadiksa. Dia memperlakukan pacarnya, Jaseline Tamara, layaknya ratu. Dia memastikan Seline selalu bahagia dan mendapatkan apapun yang dia inginkan selama di sis...