SM - 21. Modus Buaya Betina

30.5K 5.3K 445
                                    

“Lo nanti pulangnya mau dijemput atau nebeng temen?” Rega menoleh sesaat setelah mobilnya berhenti di depan gerbang sekolah SMA Tunas Bangsa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Lo nanti pulangnya mau dijemput atau nebeng temen?” Rega menoleh sesaat setelah mobilnya berhenti di depan gerbang sekolah SMA Tunas Bangsa.

“Nggak tau. Nanti kalau nggak ada yang nebengin ya gue minta jemput lo.” Seline menoleh sekilas lalu kembali menatap cermin sembari merapikan rambutnya yang beberapa saat lalu menjadi korban acak-acakan tangan Rega.

Rega manggut-manggut. “Oke.”

Dia termasuk kakak yang menyebalkan, tapi juga peduli. Di tengah kesibukannya kuliah dia masih menyempatkan untuk menjemput Seline jika Seline sedang tidak membawa mobil. Mungkin itu juga yang membuat Charisa tertarik padanya. Rega bisa menjadi cuek, jahil, atau perhatian tergantung orang yang sedang dia hadapi dan situasi saat itu.

“Gue masuk dulu,” pamit Seline setelah merasa penampilannya sudah terlihat bagus.

Rega mengangguk. “Sekolah yang bener biar kalau ujian nggak remedi. Nggak bosen apa remidi mulu? Gue lihatnya aja bosen,” nyinyir Rega.

Seline melotot tidak terima. “Gue remedi kan bisa dihitung jari. Kenapa lo ngomongnya seolah gue selalu remedi?”

Rega mengedikkan bahu santai. Mentang-mentang tidak pernah remedi dia seperti itu pada Seline.

Mau mengakui atau tidak, Rega memang otaknya lebih pintar dari Seline. Membuat Seline seringkali merasa tertindas karena ejekan Rega setiap melihatnya mengerjakan remedi atau tidak sengaja menemukan hasil ujiannya.

“Udah sana masuk,” suruh Rega dengan mengacak rambut Seline sekali lagi saat melihat Seline masih menatapnya kesal.

Dengan kasar, Seline membuka pintu mobil Rega lalu menutupnya keras. Dia berjalan memasuki gerbang sembari merapikan rambutnya yang baru saja diacak-acak Rega. Percuma saja dia tadi bercermin selama beberapa menit untuk merapikan rambutnya jika ujung-ujungnya akan diacak-acak lagi seperti ini.

Jika sedang jahil Rega memang seperti itu. Seline harus siap dibuat kesal sampai cowok itu puas. Tidak jarang Seline mendiamkannya sampai seharian karena kelakuan manusia itu yang kelewat menyebalkan.

Sekolah tampak sudah mulai ramai. Pemandangan Seline yang sedang berjalan sendiri berhasil menarik perhatian setiap pasang mata. Selalu ada saja hal tentang Seline yang mereka bicarakan setiap melihat Seline berjalan di depan mereka. Entah itu hal-hal yang baik atau yang buruk.

Terkadang Seline lebih memilih memakai earphone saat berjalan sendiri seperti ini. Agar dia tidak bisa mendengar omongan-omongan orang lain tentangnya yang tidak jarang membuatnya bad mood karena ucapan mereka seringkali ada yang menyinggung perasaannya dan juga menyakiti hatinya. Earphone itu juga membantunya untuk tidak mendengar godaan-godaan dari kakak kelas yang kadang terdengar kurang ajar karena mereka sering mengomentari tubuh Seline secara terang-terangan lalu disusul tawa yang menyebalkan.

Sejarah Mantan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang