SM - 15. Kzl!

29.3K 5.4K 514
                                    

Di sebuah ruangan kedap suara pukulan drum terdengar sangat keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di sebuah ruangan kedap suara pukulan drum terdengar sangat keras. Setiap pukulannya terselip emosi sang pelaku yang sekarang sedang memukul drum secara random. Drum itu seolah menjadi pelampiasan atas kacaunya pikiran dan rasa tidak menyenangkan di hatinya.

Di dalam ruangan itu dia hanya seorang diri. Sekarang pun sebenarnya bukan waktu yang tepat untuk memainkan alat musik karena masih jam pelajaran. Guru musik juga tidak mengizinkan murid-murid keluar masuk ruang musik dengan bebas, harus meminta izin dulu sebelum memasuki ruang musik di luar jadwal latihan musik.

Namun, peraturan itu tidak berlaku untuk Garrel yang terkadang memanfaatkan kekuasaan keluarganya sebagai donatur terbesar di sekolah. Dia dengan mudah mendapatkan kunci ruangan yang dia inginkan hanya dengan mendatangi ruangan omnya.

Garrel memukul drum semakin cepat dan random saat teringat masalah yang membuatnya seperti ini. Masalah yang bahkan dia sendiri tidak tahu solusinya.

Masalah pertama, Garrel pusing karena Senja mengabaikannya. Cewek itu tidak membalas pesannya padahal sedang online. Saat Garrel ingin menghampirinya di sekolah juga Senja selalu bersama Fajar saat berangkat maupun pulang. Garrel menduga jika sikap Senja yang mengabaikannya itu ada hubungannya dengan Fajar.

Sampai sekarang Garrel tidak tahu harus berbuat apa. Mau marah karena Senja mengabaikannya, tapi dia juga sadar dia bukan siapa-siapa. Yang bisa dia salahkan saat ini hanyalah Fajar. Garrel akan membuat perhitungan dengannya nanti. Bisa-bisanya Fajar memonopoli Senja sampai tidak ada kesempatan untuk Garrel mendekatinya. Musuhnya yang satu itu memang kampret. Dia tidak mau bersaing secara adil.

Masalah kedua, Garrel tiba-tiba saja uring-uringan setelah tragedi bola voli menghantam punggungnya karena ulah Seline. Sebenarnya bukan itu yang membuatnya uring-uringan, tapi karena ucapan Charisa yang sampai saat ini masih berhasil mengganggu pikirannya.

Mungkin karena Seline tidak pernah dekat dengan cowok setelah putus dengan Garrel jadi Garrel sedikit terkejut saat Seline dekat dengan Agam, walaupun itu masih dalam bentuk rencana yang dirancang Seline. Mungkin memang karena itu Garrel menjadi uring-uringan. Tidak mungkin juga dia merasa cemburu karena dia yakin dia sudah tidak punya perasaan pada Seline.

Pintu tiba-tiba terbuka dengan kasar. Seseorang menyerobot masuk tanpa mengetuk pintu atau mengucapkan salam terlebih dahulu.

“Dika, lo udah ngomong--” Ucapan Seline berhenti bersamaan dengan berhentinya suara pukulan drum.

Pandangan Seline menyebar ke seisi ruangan. Tidak terlihat sosok Dika ada di dalamnya. Hanya sosok Garrel yang sedang duduk di belakang drum yang berhasil tertangkap mata Seline.

“Nggak ada Dika di sini,” ucap Garrel seolah mengerti maksud Seline yang sedang mencari Dika, sang vokalis band sekolah yang biasanya berduet dengan Seline.

Bukannya kembali keluar, Seline malah melangkah masuk walaupun tahu tidak ada Dika di ruang musik.

“Ini nih cewek yang bikin gue kesel. Kenapa juga dia malah ke sini? Nggak tau apa kalau gue di sini lagi nenangin diri gara-gara kelakuan dia akhir-akhir ini yang bikin hati gue nggak tenang,” dumel Garrel dalam hati saat melihat Seline berjalan masuk.

Sejarah Mantan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang