Rega meraih gelas berisi air dingin yang baru saja dibawakan Seline lalu meminumnya dalam sekali tenggak. Dia sangat haus setelah perjalanan jauh. Sekarang pun rasanya tubuhnya masih gerah walaupun sudah diterpa hembusan AC. Dia ingin mandi setelah ini.
“Makasih ya, Rel, lo udah jagain Seline selama gue pergi,” ucap Rega dengan menatap Garrel yang duduk di sofa seberang.
“Sama-sama, Kak. Seline juga nggak rewel kok.” Garrel melirik Seline sekilas dengan tersenyum mengejek lalu kembali menatap Rega.
Seline melotot tidak terima mendengar ucapan Garrel. Memang Garrel pikir Seline anak kecil yang akan rewel saat ditinggal?
Ucapan Garrel seolah menjadi bahan tertawaan bagi Rega yang sudah beberapa hari ini tidak menjahili Seline. Dengan ditemani Garrel, cowok itu tertawa menertawakan ucapan Garrel sekaligus ekspresi cemberut Seline yang tergambar jelas di wajah cewek itu sekarang.
“Lo berdua nyebelin!” Seline cemberut dengan menatap kesal kedua cowok yang sedang menertawakannya itu.
Mereka berdua jika sedang bersama memang kompak, sayangnya kekompakannya itu selalu berdampak buruk pada Seline karena Seline yang menjadi korban tetap kejahilan mereka.
“Omong-omong, lo berdua nggak macam-macam kan selama gue pergi?” tanya Rega dengan tatapan menyelidik menatap Seline dan Garrel bergantian.
“Ya bayangin aja, apa yang bakal cewek-cowok lakuin saat tinggal berdua selama beberapa hari,” jawab Seline terdengar ambigu. Dia tersenyum miring. Ini saatnya membuat Rega panik.
Benar saja, Rega langsung menegakkan tubuhnya. Matanya melotot menatap Garrel dan Seline tajam.
Tahu jika itu salah satu rencana Seline untuk menjahili Rega, Garrel pun memilih tidak ikut campur. Dia duduk dengan santai sebagai penonton, menunggu adegan action lempar-lemparan bantal sofa yang akan dimainkan oleh kakak beradik di depannya.
“Lo berdua habis ngapain? Awas aja kalau lo berdua berani macam-macam! Gue bakal cek CCTV habis ini.” Rega sudah mulai terpancing. Terlihat dari kilatan emosi di matanya dan wajahnya yang mengeras. Jika tidak cepat dijelaskan mungkin tidak lama lagi wajah Garrel akan menjadi landasan empuk bogemannya.
Seline tertawa puas, sedangkan Garrel hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuannya.
Melihat Seline tiba-tiba tertawa membuat Rega menatapnya curiga. Jangan-jangan adiknya memang sudah stres karena tinggal bersama mantannya selama hampir 2 minggu.
“Lo pengen tahu kami habis ngapain?” tanya Seline yang diangguki oleh Rega.
“Minum coklat panas, menyelesaikan puzzle, bermain tic tac toe, bermain permainan papan,” jawab Seline lalu tertawa keras. Dia sangat puas karena berhasil membalas Rega.
Wajah kesal Rega seketika berubah datar. Namun, di sisi lain dia juga bernafas lega karena kekhawatirannya tidak terjadi.
“Lo mau langsung pulang, Rel? Nggak mau nginep lebih lama lagi di sini?” tanya Rega pada Garrel, mengabaikan Seline yang memelototinya, tidak setuju dengan tawaran Rega untuk Garrel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejarah Mantan (COMPLETED)
Novela JuvenilMengaum di depan orang lain, tapi mengeong di depan pacarnya. Begitulah Garrel Zarvian Arkadiksa. Dia memperlakukan pacarnya, Jaseline Tamara, layaknya ratu. Dia memastikan Seline selalu bahagia dan mendapatkan apapun yang dia inginkan selama di sis...