Bagian 1

4.1K 372 52
                                    

"Dia masih terlihat sama," gumamnya dalam hati. Manik bulat itu setia menatap layar yang tengah menampakkan seseorang yang begitu ia rindukan.

"aah tidak, dia bahkan terlihat jauh lebih cantik" lanjutnya terkekeh, merasa lucu bagaimana dirinya masih begitu mendamba sosok itu.

Tarikan pada ujung jaketnya mengalihkan atensi. "Daddy!" Park Chanyeol, pria itu menunduk. Mendapati sang putra kesayangannya disana. 

"My precious son, what's wrong?" Tanyanya penuh sayang, mulai berjongkok menyamakan tinggi dengan bocah yang setia menarik-narik jaketnya.

"Let's go home, aku lelah dan saaaaaangat mengantuk. Sampai kapan kau akan terus memandangi layar itu?" bocah itu mulai merengek. Ayahnya selalu lupa waktu jika sudah melihat sosok kebanggaannya itu muncul di tv.

Chanyeol tersenyum tipis mendengar keluhan bocah yang tidak lain adalah darah dagingnya sendiri. Sepertinya sudah terlalu bosan dengan kelakuannya "I'm sorry," si tinggi berujar dengan wajah bersalah yang dibuat-buat. Tangannya terulur mengusap kepala anaknya lembut "Baiklah kita pulang sekarang"

..

"Mama! I'm home.. Where are you?" Jackson berteriak, selalu seperti itu saat kakinya menapaki rumah.

"Jackson sudah berapa kali Daddy bilang jangan berteriak-teriak" anak itu sama sekali tak menghiraukan ayahnya, terus berteriak memanggil Jane. Hingga sosok itu muncul dari arah dapur.

"Did you have fun, dear?" Jackson dengan cepat menghambur dalam pelukan wanita itu, kemudian menganggukan kepalanya penuh semangat.

Chanyeol yang melihatnya hanya menggeleng samar, meletakkan tas belanjaan yang penuh dengan berbagai macam mainan anak-anak itu diatas sofa. "Aku mau mandi dulu" Suaranya menginterupsi wanita yang masih sibuk berbincang dengan putranya "Tentu, aku sudah menyiapkan air panas untukmu"

"Terimakasih" ujarnya kemudian segera melenggang masuk kedalam kamarnya.

Hari ini melelahkan tapi menyenangkan, sudah lama Chanyeol tidak pergi berdua bersama putranya. Akhir-akhir ini pekerjaannya banyak sekali. Tapi Chanyeol sangat bersyukur untuk itu, dua tahun terakhir karirnya membaik. Beberapa lagu ciptaannya terjual dengan harga tinggi, dan kini ia bekerja di salah satu agensi besar di kota New York.

Jam sudah melewati tengah malam tapi pria bertelinga peri itu masih belum mau mengistirahatkan dirinya. Setia berkutat dengan alat-alat yang entah apa di studionya. Ketukan pada daun pintu membuyarkan fokus, tanpa basa-basi Chanyeol mempersilahkan masuk.

"Kau belum tidur?" tanya wanita itu sesaat setelah pintu terbuka, melangkahkan kaki memasuki ruang studio milik Chanyeol.

Chanyeol menggeleng "Ada satu demo lagi yang harus aku selesaikan"

"Kau besok ke agensi?"

"Tentu saja" Jane mengangguk mengerti, ia memiliki begitu banyak kalimat untuk diungkapkan sebenarnya, tapi ia tak bisa melakukannya.

"Cepat selesaikan dan pergi tidur" Jane beranjak setelah mengatakan kalimat itu.

"Kau juga tidurlah, selamat malam" ucap Chanyeol sebelum wanita itu benar-benar menghilang dari balik pintu studio.

A First Love Crap [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang