Bagian 6

2.6K 308 15
                                    

Di sepanjang perjalanan pulang Jackson tak henti-hentinya mengoceh. Menceritakan dengan semangat apa saja yang telah ia lalui seharian ini bersama Hyung cantiknya dan juga Willis. Bocah itu terlihat menggebu-gebu menerangkan pada Chanyeol bagaimana ia bersenang-senang dengan kedua orang itu.

Chanyeol tak menanggapi melainkan terfokus pada jalanan dan kemudi ditangannya. Dengus nafas bergemuruh, kepalanya bertambah pusing. Wajah lelah dan kusut itu cukup jelas mendeskripsikan bagaimana keadaan pria itu sekarang.

"Berhentilah mengoceh tentang hyung cantikmu itu Park Jackson" Chanyeol yang mulai jengah akhirnya bersuara.

Jackson menghentikan bicaranya, mengernyit dahi menatap sang ayah dengan pandangan bingung.

"Kenapa?" kepalanya sedikit ia miringkan. Baru kali ini pria yang ia panggil Daddy itu menyuruh untuk berhenti bercerita. Sedikit aneh, apalagi ini menyangkut hyung cantiknya yang tak lain adalah idol kesukaan sang ayah.

"Bukankah Daddy sangat suka mendengarku bercerita? Apalagi tentang hyung cantik!"

Chanyeol meliriknya sekilas, kemudian menghela nafas "Daddy lelah dan begitu khawatir seharian ini mencarimu." bukan sebuah alasan, tapi cukup untuk membuat si kecil berhenti bertanya.

"Sorry Dad, Aku tidak bermaksud membuatmu khawatir" kepala berambut brunette itu tertunduk, seakan memberi sinyal jika sang pemilik tengah merasa bersalah.

Mobil hitamnya perlahan terhenti dengan Chanyeol yang menoleh penuh mematut Jackson disamping. "It's okay. Sebenarnya Daddy juga bersalah" ujar si pria tinggi sembari mengusap rambut putranya. Jackson spontan mengangkat wajah, saling bertukar pandang dengan manik bulat yang serupa miliknya.

"Tapi Dad, seharusnya kau tidak memarahi hyung cantik seperti tadi.. He didn't do anything wrong" cicit Jackson menyuarakan isi hatinya.

Dalam hati Chanyeol sebenarnya juga merasa bingung kenapa ia melampiaskan marahnya kepada Baekhyun. Bukankah seharusnya ia bersyukur karena putranya tidak benar-benar hilang? Chanyeol harusnya berterimakasih, tapi ia terlalu enggan, ada suatu perasaan yang sulit dijelaskan terus menahannya.

"Hm-mhm aku akan meminta maaf padanya nanti" Jawab Chanyeol mengalihkan perhatian pada jalanan, menginjak kembali pedal gas begitu lampu didepan sana berubah warna.

...

Dentuman musik memenuhi ruangan dengan berbagai lampu kelap-kelip menghiasi. Bermacam-macam minuman beralkohol pun tersedia disini. Sebuah bar ditengah kota menjadi tempat diadakannya pesta perayaan sekaligus perpisahan itu. Bukan bar yang besar tapi tidak terlalu kecil juga. Khusus disewa untuk semalaman ini.

Terlihat dua artis berbeda kewarganegaraan tengah berbincang disofa ujung dengan Baekhyun yang ditemani manajernya.

"Sepertinya kau dekat dengan Komposer Park"

Yang ditanya reflek mengangkat wajah, sedikit terkejut dengan topik yang pria berdarah campuran itu ambil.

"T-tidak juga"

Willis menukikkan alis memandang skeptis raut Baekhyun yang terlihat menyembunyikan sesuatu. "Komposer Park bukanlah orang yang tidak tahu sopan santun dan seenaknya berteriak pada orang lain. Aku yakin kalian cukup dekat melihat bagaimana dia meneriakimu tadi"

A First Love Crap [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang