Bagian 9

2.4K 281 17
                                    

Merasa ada sesuatu yang salah karena putranya tak kunjung kembali Chanyeol pun memutuskan keluar dari mobil. Pria tinggi itu menghampiri dua orang yang masih berpelukan dengan perasaan bingung.

Jackson yang menangkap kehadiran ayahnya mendongak, kemudian segera memberi isyarat jika hyung cantiknya sedang menangis.

Chanyeol lantas bertanya tanpa suara alasan kenapa pria cantik itu menangis pada putranya yang dibalas dengan gelengan.

"Baek?" Baekhyun tak memberikan respon hingga Chanyeol kembali memanggil sembari menepuk pundaknya ringan. "Baekhyun? Ada apa?"

Baekhyun pun perlahan melepaskan rengkuhannya dari yang lebih mungil. Napasnya terengah-engah dengan wajah memerah lengkap dengan lelehan air mata dimana-mana. Chanyeol sempat terkejut untuk beberapa saat melihat penampilannya.

"Ch-Chanyeol hiks.. Ma-maaf hiks.." susah payah Baekhyun ucapkan.

Seakan mengerti kemana arah pembicaraan si pria cantik Chanyeol lantas menginstruksikan Jackson agar bocah itu kembali ke dalam mobil. Jackson tak berani membantah di saat seperti ini, anak itu dengan patuh menuruti permintaan sang ayah.

"Bangunlah.."

"Cha-Chanyeol.. hiks m-maafkan aku."

"Kenapa kau meminta maaf?"

"Hiks.. kesalahanku memang hiks.. tak termaafkan bukan? Hiks.. Bodoh sekali!" Baekhyun mengusap air matanya kasar lantas berdiri dengan gontai. "Untuk terakhir kalinya aku benar-benar menyesal untukmu, untuk putra kita—"

"Bukankah impianmu menjadi artis internasional tinggal selangkah lagi?" ucapan Baekhyun terpotong akan pertanyaan tiba-tiba Chanyeol. Baekhyun mendongakkan kepalanya, untuk saling bertukar pandang dengan Chanyeol.

"Kenapa kau tiba-tiba peduli pada Jackson? Kenapa kau baru menyesal sekarang?"

Bibir tipisnya seolah terbungkam, Baekhyun tak memiliki jawaban. Bukan, lebih tepatnya pria itu terlalu malu untuk mengatakannya, untuk mengakui jika pilihan yang selama ini ia ambil salah.

Yang lebih tinggi menarik napas dalam kemudian menghembuskannya perlahan berusaha menguasai emosinya. "Aku sudah memaafkanmu, bahkan sejak dihari kau memutuskan untuk pergi. Aku tak menyalahkanmu atas keputusan yang kau ambil, karena aku tahu semua ini terjadi karena kesalahanku." Chanyeol menarik napas dalam sebelum melanjutkan "Aku hanya kecewa padamu Baekhyun, aku kecewa karena kau bahkan tak memberikan sedikit belas kasih maupun sedikit rasa sayang kepada putramu."

Dengan pandangan yang semakin memburam karena air mata, Baekhyun berusaha terus menatap Chanyeol dihadapannya. Kembali mengingat bagaimana dosa-dosanya dimasa lampau.

"Harusnya bukan aku, harusnya Jackson. Kau harus meminta maaf padanya bukan aku."

...

"Baekhyun?!" Junmyeon sudah puluhan atau bahkan ratusan kali mengetuk pintu sembari meneriakkan nama artisnya itu, namun sampai sekarang masih tak kunjung mendapat respon. "Baekhyun aku tahu kau ada di dalam, Kita harus pergi setengah jam lagi!"

Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat dan mereka berdua harus pergi menuju bandara sebentar lagi, tapi pria mungil di dalam sana masih begitu enggan untuk sekedar menyahuti manajernya. Bahkan Baekhyun juga menghiraukan panggilan dan pesan dari Junmyeon.

Merasa ada sesuatu yang tak beres dan usahanya yang terus berakhir sia-sia, Junmyeon lantas memutuskan untuk pergi mencari staff hotel untuk meminta bantuan. Pria itu kembali menuju kamar hotel Baekhyun dengan membawa salah satu petugas.

Pintu kayu itu Junmyeon ketuk sekali lagi, mencoba peruntungan siapa tahu Baekhyun mau merespon kali ini. Tapi nihil, hasilnya tetap sama tak ada tanggapan sama sekali. Dengan terpaksa kamar itupun akhirnya dibuka paksa dari luar.

A First Love Crap [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang