Bagian 7

2.6K 306 12
                                    

Hello, update lagi tapi pendek 😅
...

Baekhyun kembali dari kamar mandi beberapa menit setelahnya.

"Kenapa lama sekali?" Tanya Willis menyambut penasaran.

"Perutku tiba-tiba sakit" bohong Baekhyun menemukan sebuah alasan.

Mata sabit itu ia larikan kesana kemari, mencoba menemukan keberadaan si sosok jangkung yang tak ia dapati ditempat mereka duduk sebelumnya.

"Mr. Park pamit pulang lebih dulu" seakan mengerti apa yang sedang Baekhyun cari Willis menyahut.

Si pria manis segera menoleh pada Willis, menampilkan raut kecewa yang coba ia samarkan dengan sebuah senyum "Ah.. Begitu rupanya"

Baekhyun menahan air mata yang berdesakan ingin keluar. Ia tak boleh menangis dihadapan orang lain, Baekhyun tak ingin mereka semua penasaran dan pada akhirnya mengetahui apa yang telah ia sembunyikan selama ini.

Kembali mendudukan diri di tempat semula. Mengambil gelas kosong dan segera menuangkan cairan berisi minuman keras disana. Pikirannya kacau dan hatinya terasa semakin hampa. Rencana membuat kenangan manis bersama orang tersayangnya sudah pasti tinggal angan.

"Ada masalah?" tanya Junmyeon merasa ada yang tak beres dengan Baekhyun. Penampilan pria cantik itu terlihat berantakan sekembalinya dari toilet.

Baekhyun hanya menggeleng, kembali meneguk segelas minuman beralkohol dimeja. Berubah jadi pendiam dan mendedikasikan fokusnya pada berbotol-botol minuman berbau menyengat itu.

Sudah lewat tengah malam.

Dan Baekhyun masih disana.

Terus menegak entah gelas yang keberapa.  Tak henti menggumamkan kata maaf serta memanggil-manggil nama Chanyeol juga Jackson.

Dua orang yang setia bersamanya merasa bingung terutama Junmyeon, ia kewalahan mengendalikan penyanyi sekaligus pria yang telah ia anggap sebagai adiknya.

Tubuh sempoyongan itu hendak jatuh dari kursi kalau saja Junmyeon tak menahannya.

Baekhyun mengerang, menyingkirkan tangan sang manajer dari pundaknya mendorong pria itu sejauh mungkin tak ingin diganggu.

"Cukup Baek"

Suara bass seseorang mengalihkan atensi ketiga pria disana.

Junmyeon yang hendak meraih kembali Baekhyun segera mundur teratur memberikan ruang untuk orang itu.

Si mungil berambut brunette perlahan mendongak, menemukan bayangan pria yang terus memenuhi otaknya tengah berdiri menjulang. Menatap bulat kepingan hitamnya dengan pandangan yang sudah tidak fokus.

Baekhyun menggelengkan kepala beberapa kali, mencoba mengenyahkan pening dan meraih kesadarannya. Setelah itu tersenyum miris dan kembali meneguk si gelas berisi cairan memabukkan.

Pria itu tanpa merasa berdosa terus mengisi gelasnya yang kosong, mengabaikan bayang sosok yang menjadi objek atas tindakannya.

Chanyeol mulai habis kesabaran.

Tak tahan lagi, dengan kasar merebut gelas berisi minuman beralkohol itu dari tangan Baekhyun. "Berhentilah minum jika kau tak ingin Jackson melihatmu hangover besok."

Baekhyun yang hendak menyalak karena gelas yang diambil paksa sontak terdiam.

Si manis itu mengerjap mencoba mencerna kalimat Chanyeol

"Maksudmu?"  Tanyanya linglung.

Belum sempat Chanyeol menjawab pertanyaan, Baekhyun kembali bersuara. "Kau mengizinkanku menghabiskan waktu bersama Jackson?" mata sabit itu berbinar-binar terlihat begitu bahagia.

Tapi tak lama hingga kembali meredup dan menggeleng cepat "Sial! Sepertinya aku mulai gila dan berhalusinasi" menggeleng sekali lagi sambil beberapa kali memukul kepalanya keras. "Sadarlah Byun Baekhyun!"

Chanyeol menghembuskan nafas kasar, tahu benar bagaimana tabiat Baekhyun saat mabuk. Tanpa banyak bicara lagi pria tinggi itu memilih untuk menggendong yang lebih mungil.

Baekhyun meronta minta diturunkan, memukul dada bidang itu dengan kepalan tangan. Chanyeol tak bergeming, pukulan yang dilayangkan jelas tak berefek padanya. Baekhyun begitu mungil, apalagi ketika mabuk begini tenaganya sama sekali tak ada apa-apanya.

"Dimana mobil kalian?"

Junmyeon yang sedari tadi mengekor dengan sigap menunjuk kearah mobilnya terpakir. Berjalan mendahului untuk segera mengambil alih kemudi.

Baekhyun berakhir jatuh tertidur dalam gendongan si lelaki jangkung dengan kepala yang terkulai lemah di pundak Chanyeol.

Begitu sampai di basemen Hotel Junmyeon segera turun dan membukakan pintu belakang. Membiarkan Chanyeol membawa tubuh lelap Baekhyun menuju kamar sedang ia kembali mengekor dibelakang.

Belum sampai pintu lift itu tertutup, Ponsel sang manajer lebih dulu berdering nyaring. Tak menunggu lama hingga wajah tampan itu berubah panik. Cepat-cepat menjauhkan ponsel dan menoleh pada Chanyeol.

"Ada sesuatu mendesak yang harus ku bereskan, tolong antar Baekhyun ke kamarnya." Junmyeon menyodorkan sebuah kartu akses pada si tinggi.

"Kau bisa langsung pergi setelahnya, aku sudah menyuruh seseorang membawa mobilmu kemari"

Chanyeol mengangguk segera menekan tombol lift menuju lantai dimana Baekhyun menginap begitu Junmyeon pergi dari sana.

Ruangan itu dalam keadaan gelap dan Chanyeol dengan baik hati menyalakan lampu kemudian membawa Baekhyun menuju ranjang.

Ia buka sepatu, kaos kaki, dan juga jaket kulitnya yang terlihat tak nyaman. Termenung sejenak mengamati bagaimana kacaunya pria yang tertidur itu.

Tak ingin berlama-lama Chanyeol segera melangkahkan kaki, berbalik menuju pintu sebelum ia merasakan sesuatu menahannya.

Seketika pria itu menoleh, mendekatkan tubuh sambil berusaha melepas cengkraman si manis pada ujung jaketnya.

Baekhyun menggumam lirih  yang terdengar lebih seperti rengekan di telinga Chanyeol. Ia mengelus kepala Baekhyun dengan lembut, beberapa kali mencoba menenangkan. Sampai pada mata sipit itu yang  terbuka dan menatap tepat ke dalam mata Chanyeol membuat pria itu terkejut bukan main.

Chanyeol reflek menarik tangan cepat, bangkit dari posisi berlututnya dan buru-buru pergi dari sana.

Tapi lentik itu masih begitu segan melepas genggaman membuat langkah si jangkung kembali terhenti.

"Kau akan pergi lagi?" tanya Baekhyun dengan suara parau dan mata sayu yang nyaris tertutup. "Jangan pergi.. kumohon" Suara parau itu bergetar samar "Maafkan aku hm?" ujarnya lagi dengan air mata yang mengalir tanpa  bisa ditahan.

Chanyeol abai, tanpa ragu melepas tangan Baekhyun dari jaketnya. Berjalan dengan langkah lebar-lebar ingin segera meraih daun pintu dan keluar dari ruangan. 

"Apa tidak ada kesempatan lagi untukku?"

Chanyeol terkesiap, tubuhnya menegang. Belum genap langkahnya sampai pada pintu sepasang tangan ramping memeluk pinggangnya dari belakang.

"Apa cintamu padaku sudah tak bersisa lagi?" pelukannya semakin mengerat, wajah sembabnya ia benamkan pada punggung si tinggi. "Aku berjanji akan memperbaiki semuanya.. aku minta maaf Chanyeol" Baekhyun menolak saat pelukannya hendak dilepaskan "Kumohon beri aku kesempatan terakhir"

...
..
.
TBC

See you next chap 🤗

A First Love Crap [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang