Bagian 12

2.4K 262 13
                                    

Seperti perjanjian sebelumnya, hari ini Baekhyunlah yang menjemput Jackson dari sekolah. Kabar baiknya Chanyeol memberikan kebebasan kepada Baekhyun, pria tinggi itu memberikan izin untuk Baekhyun melakukan apapun yang ia inginkan dirumahnya dan menghabiskan waktu di sana selagi Chanyeol bekerja.

Dua orang berbeda usia itu baru sampai di rumah lima menit lalu. Saat pertama masuk ke rumah besar Chanyeol yang pertama melintas dalam pikiran Baekhyun adalah Chanyeol tak banyak berubah. Iya benar, semua tampak jelas dari desain rumah dan perabotan yang ada di dalamnya. Pria itu benar-benar merealisasikan sesuai dengan apa yang selalu ia diam-idamkan sejak dulu. Dan kenyataan itu telak menampar Baekhyun.
.
.

"Masa depan kita akan hancur Chanyeol. Aku takkan bisa mewujudkan mimpi-mimpiku jika ada anak ini!"

"Tidak baek, kita masih bisa mewujudkan impian kita." Chanyeol meraih tangan Baekhyun, membawa pria itu dalam rengkuhannya berharap agar Baekhyun bisa sedikit tenang.

"Mungkin tidak sekarang, kau bisa mengambil satu atau dua tahun untuk menunda debutmu." Chanyeol mencoba menahan emosinya dengan nada bicara yang ia buat selembut mungkin.

"Apa kau gila?" Baekhyun mendorong keras tubuh Chanyeol hingga pelukan keduanya terlepas. "Aku tidak bisa melakukannya! Aku tetap akan menggugurkan bayi ini Chanyeol."

"Demi Tuhan Baekhyun, dia sudah berusia tiga bulan! Kau tega membunuh bayi tak berdosa itu? Dia darah daging mu sendiri."

"Aku tidak peduli, lagi pula bukan keinginanku untuk memiliki anak. Debut ku akan dilangsungkan kurang dari satu bulan, apa kau ingin membuatku terlihat seperti orang bodoh dengan perut buncit ini?!"

"Hyung!" Baekhyun berjengit, panggilan melengking khas seorang anak-anak itu membuyarkan pikirannya "Ya?"

"Ayo ikut aku, akan kutunjukkan kamar ku padamu." tanpa repot menunggu persetujuan dari yang lebih tua Jackson langsung menarik tangan Baekhyun menuju kamarnya di lantai atas. Baekhyun tak memiliki pilihan selain mengikuti kemauan sang putra.

Pintu kayu bercat putih itu dibuka dengan sedikit kasar. Kamar tidur bertemakan Iron Man lekas tertangkap indra begitu Baekhyun melangkah masuk. Dindingnya perpaduan antara putih dan merah, rak kayunya juga berwarna merah dengan beberapa bagian dicat kuning khas sekali dengan salah satu karakter marvel itu. Sprei dan selimut juga tak ketinggalan, semuanya bermotif Iron Man.

"Waa, Jackson sepertinya suka sekali dengan Iron Man ya?"

Mendengar pertanyaan yang lebih seperti pernyataan itu membuat Jackson segera melonjak kegirangan. "Benar! Aku suka sekali Iron man, Iron Man adalah hero terhebat. Apa hyung suka Iron man juga?" bocah itu balik bertanya dengan mata yang berbinar-binar.

Baekhyun terkekeh "Kau benar-benar seperti ayahmu."

Mata Jackson melotot takjub "Hyung Cantik tahu jika Daddy juga suka Iron Man??!" Baekhyun mengangguk singkat mengiyakan.

"Tapi dari mana hyung tahu? Daddy selalu menyembunyikan tentang itu, ia bahkan tak pernah menceritakan tentang kesukaannya pada Mama." pertanyaan Jackson bak sambaran petir di siang bolong bagi Baekhyun. Bibir tipis sewarna peachnya langsung terkatup rapat, sekarang Baekhyun jadi bingung sendiri bagaimana harus menjawabnya.

"Em- itu, hanya menebak?" ujar Baekhyun menggaruk lehernya yang tak gatal menemukan alasan.

Bocah itu menelengkan kepalanya ke kiri, terlihat ragu, agaknya masih tidak puas dengan jawaban yang Baekhyun berikan.

"Ah, benar. Jackie belum makan siang kan?"

Jackson menjawab dengan gelengan.

"Untuk sekarang bagaimana kalau Jack berganti baju dulu dan hyung akan memasak sesuatu untuk Jack. Kita bahas Iron Man nanti lagi, bagaimana?" belum juga mendapat respon Baekhyun kembali melanjutkan kalimatnya. "Jackie mau cookies tidak? Kalau mau nanti akan hyung buatkan juga."

A First Love Crap [Chanbaek]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang